Dunia di Ujung Konflik: Ketegangan Trump-Putin, Ukraina Membara, dan Philipina Menantang Tiongkok!

EtIndonesia. Pada 11 November 2024, pihak Kremlin dengan tegas membantah adanya percakapan antara mantan Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait konflik di Ukraina. Kremlin menyatakan bahwa Putin tidak memiliki agenda khusus untuk berbicara dengan Trump.

Bantahan ini muncul setelah laporan dari The Washington Post yang mengutip sumber anonim menyebutkan bahwa Trump mengimbau Putin untuk tidak meningkatkan eskalasi di Ukraina, sambil mengingatkan kekuatan militer AS di Eropa. Namun, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, membantah kabar tersebut sebagai sepenuhnya fiktif dan menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan antara Trump dan Putin terkait hal ini.

Prediksi Keteguhan AS di Bawah Pemerintahan Trump

Di tengah polemik ini, Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, memproyeksikan bahwa administrasi Trump akan tetap berkomitmen dalam mendukung NATO dan Ukraina menghadapi Rusia. Situasi ini mengundang perhatian internasional, terutama dengan prediksi media Rusia bahwa rencana damai Trump untuk Ukraina akan menemui kegagalan. Beredar pula kontroversi di Rusia ketika media pemerintah Rusia menayangkan foto-foto pribadi Melania Trump. Langkah ini dipandang oleh sebagian kalangan sebagai sinyal dari Putin terhadap Trump bahwa Rusia mungkin menyimpan informasi yang lebih sensitif.

Kekhawatiran Uni Eropa terhadap Dukungan AS untuk Ukraina

Kekhawatiran semakin meluas di kalangan politisi Eropa bahwa dukungan AS terhadap Ukraina bisa melemah setelah Trump menjabat. Beberapa pemimpin Eropa menyatakan bahwa mereka tidak bisa menggantikan peran AS, terutama dalam hal bantuan militer seperti jet tempur F-16 dan sistem rudal. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, bertemu dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada 11 November untuk mendiskusikan dukungan terbaru kepada Ukraina. Kedua pemimpin tersebut menegaskan pentingnya mempertahankan perlawanan Ukraina demi keamanan seluruh Eropa.

Polandia dan Pembentukan Aliansi Eropa

Di sisi lain, Polandia mempertimbangkan untuk membentuk aliansi baru yang mencakup Inggris, negara-negara Nordik, dan Baltik. Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menyatakan bahwa melemahnya Ukraina atau jika negara tersebut menyerah, akan menjadi ancaman serius bagi Polandia. Pada 11 November, Trump juga melakukan panggilan telepon dengan Presiden Polandia, Andrzej Duda, untuk menyampaikan selamat atas Hari Kemerdekaan Polandia dan mengundangnya bertemu sebelum pelantikannya.

Ukraina Memperkuat Posisi Militer Melawan Rusia

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyampaikan dalam sebuah video bahwa fasilitas militer Rusia kini berada dalam jangkauan tentara Ukraina. Dia mengapresiasi kerja Badan Keamanan Ukraina dan Pasukan Operasi Khusus yang mampu mendapatkan informasi strategis mengenai gudang senjata dan kompleks militer Rusia. Zelenskyy mengimbau Rusia untuk menghentikan perang dengan cara damai dan menegaskan bahwa Ukraina akan terus melobi AS dan NATO untuk bantuan militer yang lebih lanjut guna memperkuat posisinya.

Philipina vs Tiongkok: Ketegangan Memanas di Laut China Selatan

Dalam perkembangan lain, Philipina baru-baru ini mengesahkan Undang-Undang Laut Philipina dan Undang-Undang Anti-Pembajakan, yang mengatur batas wilayah laut Philipina di Laut China Selatan. Keputusan ini mendapat dukungan penuh dari Prancis yang telah mengumumkan bantuan militer senilai 4,83 juta dolar AS kepada Philipina. Sebagai respons, pada 10 November, Tiognkok menetapkan garis dasar laut di sekitar Scarborough Shoal sebagai upaya untuk memperkuat klaimnya di wilayah tersebut.

Latihan Militer dan Persiapan Pertahanan Philipina

Untuk menghadapi potensi ancaman dari Beijing, Philipina mengadakan latihan militer besar-besaran dengan melibatkan 3.000 tentara. Latihan ini bertujuan memperkuat kemampuan pertahanan maritim, termasuk simulasi pendaratan di pulau-pulau yang dipersengketakan di sekitar Pulau Palawan. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Philipina, Jenderal Browner, menjelaskan bahwa latihan ini mencakup strategi pendaratan di pantai pulau sengketa dan penambahan peralatan militer untuk memperkuat pertahanan nasional.

Kesimpulan

Situasi geopolitik semakin tegang dengan isu-isu yang melibatkan negara-negara besar seperti Rusia, AS, Inggris, dan negara-negara di Asia Tenggara. Keteguhan negara-negara Eropa terhadap Ukraina, serta langkah strategis Philipina dalam mempertahankan wilayahnya, menjadi sorotan penting di tengah dinamika kekuatan global yang bergejolak.