EtIndonesia. Pada 18 November, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyampaikan peringatan tegas kepada Turki untuk segera memutus semua hubungan dengan kelompok Hamas. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri, Mac Humille, yang menekankan bahwa beberapa anggota Hamas telah didakwa di AS dan diminta untuk diekstradisi guna menghadapi proses hukum di Amerika.
Humille juga menegaskan bahwa keberadaan anggota Hamas di Turki atau negara lain akan dikenakan sanksi sesuai dengan hukum AS. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Amerika Serikat dalam memberantas terorisme global dan memastikan bahwa kelompok seperti Hamas tidak mendapatkan dukungan atau perlindungan di mana pun.
Eskalasi Konflik: Hizbullah Menyerang Israel
Di hari yang sama, konflik di Timur Tengah kian memanas saat Hizbullah, kelompok militan di Lebanon, melancarkan serangan roket ke wilayah Israel, termasuk Tel Aviv. Serangan ini memicu peringatan pertahanan udara, menyebabkan kerusakan besar dan sejumlah korban luka. Di Saphron, kota di wilayah utara Israel, seorang wanita tewas akibat serangan, sementara sepuluh orang lainnya terluka.
Sebagai balasan, militer Israel melancarkan serangan udara ke Beirut, yang menewaskan setidaknya lima orang. Israel juga mengonfirmasi kematian Muhammad Afif, juru bicara utama Hizbullah, bersama empat anggota bersenjata lainnya.
Juru bicara Pemerintah Israel, David Menzer, menyatakan bahwa meskipun Amerika Serikat berupaya menengahi gencatan senjata, Israel akan terus melakukan operasi militer hingga ancaman dari Lebanon sepenuhnya diatasi. Menzer menegaskan bahwa keamanan nasional Israel adalah prioritas utama, dan segala langkah yang diperlukan akan dilakukan untuk melindungi rakyatnya dari serangan teroris.
Kerjasama Strategis Israel-Trump terkait Iran
Dalam perkembangan politik internasional, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa dia telah mencapai kesepakatan strategis dengan presiden terpilih, Donald Trump, mengenai penanganan ancaman Iran. Meski rincian kebijakan belum dibahas secara mendalam, kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama dalam menghadapi potensi bahaya dari Iran.
Netanyahu menyambut baik peluang memperkuat hubungan antara Israel dan AS, terutama dalam isu keamanan di Timur Tengah. Dia menekankan bahwa ancaman dari Iran dan negara-negara lain di kawasan tetap menjadi fokus utama, dan dukungan penuh dari AS akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini.
Kesimpulan
Situasi di Timur Tengah terus menunjukkan dinamika yang rumit, dengan keterlibatan berbagai aktor global. Amerika Serikat mengambil sikap keras terhadap Turki terkait Hamas, sementara konflik antara Hizbullah dan Israel semakin eskalatif. Di sisi lain, hubungan strategis antara Israel dan Donald Trump membuka peluang baru untuk kerjasama lebih erat dalam menghadapi ancaman dari Iran. Perkembangan ini menyoroti betapa kompleksnya upaya menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan yang terus dilanda konflik ini.