EtIndonesia. Sehari setelah Biden mengizinkan Ukraina menggunakan rudal ATACMS buatan AS untuk menyerang daratan Rusia, militer Ukraina pada tanggal 19 untuk kali pertamanya meluncurkan rudal jarak jauh buatan AS ke wilayah Rusia. Lavrov menyatakan bahwa ini merupakan fase baru perang Barat melawan Rusia, dan Rusia akan meresponsnya.
Untuk Pertama kalinya Ukraina Menembakkan Rudal Jarak Jauh Buatan AS ke Wilayah Rusia
Pada hari ke-1000 perang Rusia-Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia menuding bahwa pada pukul 03:25 pagi waktu setempat, Ukraina menembakkan enam rudal balistik ke sebuah fasilitas di Bryansk, Rusia, menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (Army Tactical Missile System, ATACMS) yang disediakan oleh AS.
Media Rusia melaporkan bahwa Ukraina telah menembakkan enam rudal, dengan sistem pertahanan udara Rusia berhasil mencegat lima di antaranya, sementara serpihan dari satu rudal lainnya mengenai sebuah gudang amunisi. Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan G20 di Brasil, menyatakan: “Kami akan menganggap ini sebagai fase baru perang Barat melawan Rusia. Kami akan merespons secara sesuai.”
Seorang pejabat tinggi Ukraina mengonfirmasi kepada AFP bahwa militer Ukraina telah menggunakan rudal jarak jauh ATACMS yang disediakan oleh AS untuk menyerang wilayah Rusia. Sebelumnya, seorang legislator Rusia memperingatkan bahwa jika militer Ukraina menggunakan ATACMS untuk menyerang Rusia, hal tersebut dapat memicu Perang Dunia Ketiga. Lavrov menyatakan bahwa Presiden Putin telah menyetujui pembaruan kebijakan pencegahan nuklir, memperingatkan Barat untuk membacanya dengan seksama dan bertindak dengan bijak.
Sumber militer Ukraina pada tanggal 19 mengungkapkan kepada media Ukraina RBC Ukraine bahwa mereka telah menembakkan rudal ATACMS ke Kota Karachev di Bryansk, Rusia, yang berjarak sekitar 123 kilometer dari perbatasan Ukraina, dengan target gudang amunisi. Laporan tersebut menyatakan bahwa awalnya ada saksi mata dan blog militer Rusia yang melihat cahaya meriam melintasi langit malam, kemudian sumber mengonfirmasi peluncuran ATACMS, “Ini adalah pertama kalinya kami menggunakan ATACMS untuk menyerang wilayah Rusia, dengan target di sebuah fasilitas di Bryansk dan telah mengenai sasaran.”
Putin pernah menyatakan, tindakan ini bisa dianggap sebagai partisipasi langsung militer AS, perang nuklir akan meletus sebelum Natal?
Beberapa hari sebelumnya, media internasional mengutip pejabat AS dan sumber lainnya yang menyatakan bahwa Presiden Biden akan mencabut beberapa pembatasan penggunaan senjata AS oleh Ukraina untuk melakukan serangan mendalam di wilayah Rusia. Namun, yang mengejutkan adalah bahwa sampai saat ini Biden belum secara pribadi mengkonfirmasi hal tersebut, sementara Ukraina sudah meluncurkan rudal ATACMS buatan AS.
Juru bicara Pemerintah Rusia menegaskan kembali peringatan yang diberikan oleh Putin pada September lalu, menyatakan bahwa membiarkan senjata Barat menyerang Rusia akan dianggap sebagai “partisipasi langsung” dari negara-negara NATO, AS, dan negara-negara Eropa dalam perang di Ukraina.
Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa tindakan pemerintahan Biden dalam melonggarkan batasan serangan senjata ini dapat membawa AS menuju “Perang Dunia Ketiga”.
Penting untuk dicatat bahwa baru-baru ini Swedia secara tiba-tiba mendistribusikan 5 juta buku panduan darurat kepada penduduknya, memberikan arahan tentang bagaimana mengambil tindakan perlindungan darurat dalam situasi perang, ancaman nuklir, atau keadaan darurat lainnya. Finlandia juga telah meluncurkan rencana persiapan krisis nasional, memulai tindakan untuk menghadapi Rusia.
Direktur Institut Studi Politik Rusia, Sergey Markov, mengkritik tindakan persiapan perang oleh negara-negara Eropa, menyatakan bahwa langkah-langkah ini mungkin memicu “perang nuklir di Hari Natal”.
Analisis oleh media asing menyebutkan bahwa pemicu penyediaan rudal ATACMS kepada militer Ukraina adalah pengiriman pasukan oleh Korea Utara untuk mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina, dan dianalisis bahwa pemerintahan Biden ingin memastikan Ukraina mempertahankan lebih banyak wilayah sebelum Trump mengambil alih kepresidenan, sehingga mendapatkan lebih banyak poin tawar-menawar dalam negosiasi.
Di sisi lain, tepat sebelum Ukraina pertama kali menggunakan rudal ATACMS untuk menyerang Rusia, Putin telah menandatangani dekrit yang menyetujui kebijakan pencegahan nuklir yang diperbarui, yang akan segera berlaku. Kebijakan ini termasuk perluasan cakupan negara dan aliansi militer yang menerapkan pencegahan nuklir, menyatakan bahwa setiap negara non-nuklir yang menyerang Rusia dengan dukungan atau bantuan dari negara nuklir akan dianggap sebagai serangan gabungan terhadap Rusia, termasuk serangan menggunakan pesawat strategis dan taktis, rudal jelajah, drone, dan perangkat terbang lainnya. Rusia tidak menutup kemungkinan untuk melakukan serangan balik dengan senjata nuklir; dan jika sekutunya Belarusia diserang, Rusia akan mempertahankan hak untuk menggunakan senjata nuklir. (jhn/yn)