Mata-mata PKT  yang Mencoba Menyuap Dinas Pajak AS untuk Melawan Shen Yun Dijatuhi Hukuman 

Jaksa mengatakan bahwa pria tersebut, seorang warga negara AS yang dinaturalisasi, telah menggunakan kebebasan yang ia nikmati di Amerika Serikat untuk merongrong Amerika Serikat

ETIndonesia. Seorang agen partai Komunis Tiongkok (PKT) yang mencoba menyuap Dinas Pajak Amerika Serikat (IRS) dan memanipulasi lembaga tersebut untuk memajukan represi transnasional Beijing terhadap sebuah organisasi nirlaba AS, ia akhirnya dijatuhi hukuman 20 bulan kurungan ke jeruji besi.

John Chen, 72 tahun, warga negara AS, adalah pelaku utama dalam skema suap senilai $50.000 yang diarahkan oleh seorang pejabat intelijen partai Komunis Tiongkok untuk mencabut status nirlaba Shen Yun Performing Arts yang berbasis di New York.

Shen Yun telah lama menjadi target rezim Tiongkok. Didirikan pada tahun 2006, organisasi ini mengadakan tur keliling dunia untuk menampilkan budaya Tiongkok kuno sebelum pengambilalihan komunisme, sekaligus menyoroti pelanggaran hak asasi manusia di bawah pemerintahan tersebut. Shen Yun sering menarik perhatian atas penganiayaan yang terus berlanjut terhadap kelompok meditasi Falun Gong.

Curtain Call pertunjukan Shen Yun Performing Arts New York Company di Teater David H. Koch di Lincoln Center, New York, pada 20 Maret 2022. (Larry Dye / The Epoch Times)

Chen mengaku bersalah pada  Juli setelah mencapai kesepakatan dengan jaksa. Sejak penangkapannya pada Mei 2023, ia telah menghabiskan 16 bulan dalam tahanan dan akan menjalani empat bulan lagi dalam tahanan federal.

Chen juga akan kehilangan $50.000 dan menghadapi tiga tahun pengawasan setelah menyelesaikan masa hukuman penjaranya.

Selama beberapa bulan di tahun 2023, Chen mencoba memajukan pengaduan Whistleblower palsu untuk membantu Partai Komunis Tiongkok (PKT) “menghancurkan” Falun Gong, menurut dokumen pengadilan. Jaksa mengatakan bahwa pengaduan tersebut “tidak memiliki dasar yang kuat” dan menggunakan retorika propaganda khas otoritas Tiongkok.

Dalam percakapan tersebut, Chen menekankan bahwa pimpinan Tiongkok “sangat murah hati” dalam mendukung rencana tersebut, menurut dokumen pengadilan.

“Setelah ini selesai,” ujar Chen seperti dikutip dalam dokumen, “imbalan untuk pekerjaan pasti akan diberikan.”

Chen dan seorang konspirator lainnya, Lin Feng, yang menjalani 16 bulan penahanan, membayar suap tunai $5.000 kepada seorang agen yang menyamar sebagai petugas IRS. Mereka menjanjikan tambahan $50.000 untuk membuka penyelidikan serta 60 persen dari penghargaan yang mungkin diperoleh dari pengaduan jika berhasil.

Itu adalah “suap yang signifikan,” kata Asisten Jaksa AS Michael Lockard dalam sidang vonis. Ia mencatat bahwa petugas yang menyamar tidak menentukan jumlah suap.

“Terdakwa yang menentukan jumlahnya,” katanya.

Chen Jun, juga dikenal sebagai John Chen, menghadiri acara pro-Beijing yang ia selenggarakan di San Gabriel Mission Playhouse di California, pada Oktober 2016. (Liu Fei/The Epoch Times)

Menurut dokumen pengadilan, baik Chen maupun Lin telah melakukan perjalanan ke Orange County di bagian utara New York, tempat Shen Yun berbasis, untuk mengawasi praktisi Falun Gong di sana.

Damian Williams, jaksa untuk Distrik Selatan New York, mengatakan bahwa vonis tersebut menjadi pengingat bahwa “sistem peradilan AS akan meminta pertanggungjawaban mereka yang mencoba melakukan represi transnasional yang jahat di Amerika.”

“John Chen bersekutu dengan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan tujuannya untuk melecehkan dan mengintimidasi Falun Gong, target lama represi RRT. Dalam melakukannya, Chen dengan berani mencoba menyuap seseorang yang ia yakini sebagai petugas IRS untuk merusak administrasi kode pajak AS dan menyalahgunakan program pelapor IRS,” katanya dalam pernyataan pada 19 November. “Kantor ini tidak akan mentolerir upaya seperti ini untuk menekan kebebasan berbicara dengan menargetkan para kritikus RRT di Amerika Serikat.”

John Chen (kiri) berpose untuk foto di sebuah acara perayaan ulang tahun ke-70 pemerintahan komunis Tiongkok di Beijing pada tahun 2019. DOJ

Anak Chen dan pengacaranya menolak berkomentar setelah keluar dari ruang sidang.

Meskipun anaknya, tiga saudara kandungnya yang tinggal di Tiongkok, dua mantan istrinya, dan tunangannya telah menulis surat meminta keringanan hukuman dan menggambarkan Chen sebagai orang yang mencintai Amerika Serikat, jaksa tidak setuju.

Dalam memo 5 November, mereka berpendapat bahwa hukuman penjara selama 30 bulan—hukuman terpanjang dalam pedoman hukuman—layak diberikan karena keseriusan kasus ini dan perlunya mencegah perilaku kriminal, “terutama dalam kasus represi kekuatan asing terhadap kelompok yang tidak disukai di dalam perbatasan Amerika Serikat.”

“Terdakwa tidak memiliki motif yang meringankan atau faktor eksternal yang membenarkan pelanggarannya,” tulis jaksa, mencatat bahwa Chen “tidak dimotivasi oleh kemiskinan” dan tidak ada bukti tekanan dari pejabat Tiongkok.

Jaksa mencatat bahwa Chen berulang kali merujuk pada pejabat Tiongkok sebagai “teman”-nya dan selama skema suap, ia “menyebut mereka ‘saudara darah,’ dan menggambarkan bagaimana ‘kami’—Chen dan teman-temannya di Pemerintah RRT—‘memulai pertarungan ini’ melawan pendiri Falun Gong ‘dua puluh, tiga puluh tahun yang lalu.’”

Memo tersebut menampilkan foto-foto yang diperoleh dari perangkat elektronik dan akun daring Chen yang menunjukkan dia di parade militer besar di Beijing merayakan ulang tahun ke-70 pemerintahan komunis pada tahun 2019. Foto lainnya menunjukkan Chen berjabat tangan dengan pemimpin komunis Xi Jinping.

“Chen sangat bangga dengan sejarahnya bersama Pemerintah RRT dan, khususnya, pertemuannya dengan Xi,” kata memo tersebut, mengutip panggilan yang direkam di mana ia membual bahwa ia telah “menaiki, menaiki, menaiki posisi ini,” dan bahwa “Paman Xi” menemuinya “tiga kali dalam 10 tahun.”

John Chen (kiri) bertemu dengan pemimpin komunis Tiongkok Xi Jinping di Beijing, dalam foto yang tidak bertanggal. DOJ

Chen juga mencantumkan tiga pertemuan tersebut, bersama dengan foto, dalam resume digital tahun 2020, menurut memo tersebut.

Chen senada dengan otoritas Tiongkok dalam menekan Falun Gong dan “bertindak sebagai peserta penuh dan antusias dalam kejahatan tersebut,” kata jaksa.

“Itu adalah pertarungannya,” kata Lockard dalam sidang vonis, menambahkan bahwa Chen telah mencoba menggunakan kebebasan yang ia nikmati di Amerika Serikat untuk merongrong negara itu.

Sumber : The Epoch Times