Tiongkok Diduga Mendukung Invasi Rusia ke Ukraina, G7 Berencana Meningkatkan Tekanan

EtIndonesia. Beijing dituding meningkatkan dukungannya kepada Rusia dalam perang di Ukraina, sementara sekutu Grup Tujuh (G7) berencana meningkatkan tekanan terhadap Tiongkok, sekaligus menyatakan “komitmen yang kuat” kepada Ukraina.

Menurut rancangan komunike awal dari sumber Bloomberg, para Menteri Luar Negeri G7 yang menghadiri pertemuan pada Senin (25/11) dan Selasa di Italia diharapkan berjanji untuk mengambil “langkah-langkah yang sesuai dengan sistem hukum kita” terhadap Beijing dan pihak ketiga lainnya yang “mendukung mesin perang Rusia”.

Seiring dengan berlanjutnya perang Rusia-Ukraina selama seribu hari, nada G7 terhadap Tiongkok semakin keras. Pada pertemuan Menteri Luar Negeri April lalu, negara-negara tersebut mendesak Tiongkok untuk “memastikan” penghentian pasokan senjata dwifungsi ke Rusia. Pada Juli lalu, para sekutu NATO menyebut Tiongkok memberikan “dukungan krusial” bagi Rusia dalam perangnya di Ukraina.

Diharapkan sekutu G7 juga akan “terus memberikan tekanan besar terhadap pendapatan energi, logam, dan barang lainnya dari Rusia, dengan efektif melaksanakan langkah-langkah yang ada dan tindakan lebih lanjut untuk melawan ‘armada bayangan’.”

Sejak perang Rusia-Ukraina dimulai, Amerika Serikat dan sekutunya telah memberlakukan sanksi luas terhadap Rusia.

Langkah baru tersebut bertujuan untuk mengekang armada tanker rahasia yang dibangun oleh Rusia untuk menghindari batasan harga dan batasan yang ditetapkan terhadap pemasaran minyak Rusia ke pasar.

Menteri luar negeri Uni Eropa membahas masalah ini pekan lalu, dan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock memperingatkan bahwa bantuan Tiongkok kepada Rusia “akan dan pasti memiliki konsekuensi.”

Sebelumnya, Bloomberg melaporkan pada Juli bahwa perusahaan Tiongkok dan Rusia sedang mengembangkan drone serangan yang serupa dengan model Iran yang dikerahkan di Ukraina.

Bagian lain dari rancangan tersebut mengutuk penempatan tentara Korea Utara di Ukraina dan menyerukan de-eskalasi situasi perang di Timur Tengah. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS