ETIndonesia. Masalah keamanan pangan di Tiongkok kembali mencuat. Baru-baru ini, seorang mantan karyawan sebuah restoran hot pot di Ningbo, Zhejiang, mengungkapkan bahwa restoran tersebut menggunakan “daging zombie” — daging rusak yang diolah menjadi daging cincang untuk membuat bakso sapi. Beberapa pelanggan mengalami diare setelah makan di sana. Topik ini langsung menjadi viral di media sosial.
Menurut laporan Hainan Broadcasting Corporation pada 22 November, mantan karyawan itu mengungkapkan bahwa restoran tersebut menggunakan daging murah dan tidak layak konsumsi untuk membuat bakso sapi buatan tangan. Potongan sisa daging “zombie” juga direndam untuk menjadi menu daging sapi spesial di daftar menu mereka.
“Beberapa daging sudah menghitam, tapi direndam sebentar sebelum disajikan kepada pelanggan. Kadang-kadang pelanggan mencium bau busuk, tapi pemilik restoran mengatakan itu adalah aroma khas dari daging sapi yang direndam,” kata mantan karyawan itu.
Ia juga mengungkapkan bahwa kuah sup sering ditemukan rambut atau batu kecil. Kondisi dapur belakang tidak higienis, dan desain interior restoran tidak memenuhi standar. Akibatnya, beberapa pelanggan mengalami diare setelah makan di restoran tersebut.
Kabar ini segera menarik perhatian warganet di Tiongkok, memicu berbagai komentar:
- “Tidak heran, saya punya masalah pencernaan. Setiap kali makan bakso atau daging di luar, sering diare.”
- “Bakso, pangsit, atau makanan dengan isian daging, kebanyakan dibuat dari daging yang tidak bagus. Ini sudah menjadi rahasia umum.”
- “Sekarang saya tidak berani membeli bakpao isi daging, hanya membeli bakpao isi sayur, kacang merah, atau isi lainnya karena takut dengan kualitas dagingnya.”
- “Saya pernah makan daging asam manis di restoran, tapi rasanya aneh, tidak seperti daging babi. Saat saya tanyakan, pelayan bilang itu babi, tapi saya tetap curiga. Sayangnya, tidak ada tempat untuk mengadukan kasus ini.”
- “Masalahnya adalah meskipun sudah terungkap, pemiliknya hanya didenda, bukan dipenjara. Kalau ada hukuman penjara, mungkin efeknya akan berbeda.”
Selain itu, Shandong Traffic Radio juga membagikan sebuah video yang menunjukkan seorang kurir makanan mengungkap praktik serupa. Ia menuduh sebuah restoran ayam berbumbu kuning menggunakan “daging zombie” — daging beku yang sudah rusak — untuk membuat makanannya. Daging tersebut dimasak menggunakan panci tekanan tinggi dan dicampur berbagai bumbu untuk menyamarkan rasa aslinya.
Seorang pengantar barang menuduh pedagang ayam rebus dan nasi menggunakan daging zombie dalam sebuah video. (Tangkapan layar video)
“Setiap kali mengambil makanan dari restoran itu, saya merasa mual karena baunya. Saya benar-benar kecewa dengan industri ini,” kata kurir tersebut.
Apa itu “Daging Zombie”?
Para ahli menjelaskan bahwa “daging zombie” merujuk pada daging yang sudah busuk atau diproses secara tidak higienis. Ini bisa berupa daging beku ilegal yang usianya puluhan tahun atau daging yang sudah melewati masa kedaluwarsa.
Daging ini biasanya dijual dengan harga sangat murah dan sering digunakan oleh pengusaha nakal untuk menekan biaya produksi. Konsumsi daging seperti ini dapat membahayakan kesehatan konsumen karena berisiko tercemar bakteri, virus, atau parasit yang dapat menyebabkan keracunan makanan, infeksi virus, atau penyakit lainnya.
Bagaimana Membedakan “Daging Zombie”?
Daging segar biasanya berwarna merah muda atau merah muda pucat dan akan kembali ke bentuk semula saat ditekan. Sementara itu, “daging zombie” sering terlihat keputihan dan memiliki bau busuk yang menyengat. Namun, dalam makanan yang telah dimasak atau diolah, sulit bagi konsumen untuk membedakan kualitas daging, sehingga mereka menjadi korban praktik curang ini. (Hui)