ETIndonesia. Sebuah bus di Kota Neijiang, Provinsi Sichuan, Tiongkok menabrak para pejalan kaki yang sedang menyeberang di zebra cross pada 25 November 2024, Beberapa orang tertabrak dan terlindas. Laporan resmi dari pihak berwenang menimbulkan keraguan di kalangan masyarakat.
Berbagai video yang tersebar di internet menunjukkan bahwa di salah satu persimpangan di Neijiang, lampu lalu lintas sedang merah dan kendaraan lainnya berhenti untuk memberi jalan kepada pejalan kaki. Namun, sebuah bus melaju tanpa mengurangi kecepatan, langsung menerobos zebra cross dan menabrak sejumlah pejalan kaki.
Bus tersebut terus melindas para korban tanpa berhenti dan tetap melaju ke depan.
Video lainnya memperlihatkan kondisi di lokasi kejadian. Lima orang terlihat tergeletak di jalan. Seorang pria terdengar mengerang kesakitan sambil berbaring di tanah. Tak jauh darinya, seorang perempuan berjaket merah terbaring tak bergerak, sementara tiga orang lainnya tergeletak lebih jauh.
“Oh, Tuhan!” terdengar teriakan panik dari orang yang merekam video tersebut. Tampaknya, para korban tidak hanya tertabrak, tetapi juga terlindas dan terseret beberapa meter oleh bus tersebut.
这个国家没有人是安全的,从上到下无一例外! https://t.co/7G2Aoh6ys1
— 蔡慎坤 (@cskun1989) November 25, 2024
Setelah kejadian, kendaraan lain di lokasi melewati para korban dan melanjutkan perjalanan. Beberapa orang terlihat berkerumun, ada yang menelepon polisi dan ada yang memeriksa kondisi korban, tetapi ada pula pelaku yang memanfaatkan situasi untuk mencuri.
Sebuah video menunjukkan seorang pria mendekati perempuan berjaket merah, mengambil tas selempangnya, lalu pergi dengan cepat. Seorang pria lain yang mengenakan helm melihat aksi pencurian itu tetapi tidak menghentikannya.
Netizen geram dan berkomentar, “Ada yang mencuri tas juga!”
Menanggapi insiden tragis seperti ini yang sering terjadi di Tiongkok, pengamat politik Cai Shenkun mengatakan, “Di negara ini, tidak ada satu pun orang yang benar-benar aman, dari atas sampai bawah, tanpa terkecuali!”
Seorang netizen menanggapi dengan berkata, “Sangat setuju, bahkan Xi Jinping pun hidup dalam ketakutan, khawatir akan digulingkan atau dibunuh.”
Setelah insiden tabrakan bus di Neijiang, polisi setempat melaporkan bahwa pada pukul 08:47, sebuah bus melintas di persimpangan Jalan Han’an dan Jalan Jianshe di Distrik Dongxing. Sopir bus bernama Chen (49 tahun) mengalami penyakit mendadak sehingga kehilangan kendali, menabrak para pejalan kaki. Penyebab pasti masih dalam penyelidikan.
Menurut laporan tersebut, sopir bus dan para korban telah dibawa ke rumah sakit. Insiden ini menyebabkan satu orang tewas dan empat lainnya terluka.
Namun, laporan polisi ini memicu keraguan di masyarakat. Seorang netizen asal Sichuan mengatakan, “(Dalam insiden ini) empat orang tewas dan satu orang terluka.”
Netizen lain menyindir bahwa pihak berwenang menutupi jumlah korban sebenarnya: “Tidak boleh melaporkan terlalu banyak.” “Biasanya, selama korban masih bernapas dan belum meninggal di tempat, dianggap sebagai luka-luka.”
Ada juga yang mempertanyakan alasan penyakit mendadak sopir, “Orang di lokasi bilang remnya rusak, kok sekarang dibilang sopirnya sakit mendadak?”
Sebelumnya, pada 11 November malam, sebuah insiden penabrakan massal terjadi di Zhuhai, Provinsi Guangdong, yang mengejutkan publik. Sebuah SUV secara acak menabrak orang di sekitar Pusat Olahraga Zhuhai, menyebabkan 35 orang tewas dan 43 luka-luka, menurut laporan polisi.
Sepuluh hari kemudian (21 November), insiden serupa terjadi di Zhuhai. Sebuah mobil tiba-tiba mempercepat laju dan menabrak pejalan kaki di zebra cross, meninggalkan pemandangan yang mengerikan.
Selain itu, pada 16 November, sebuah serangan tanpa pandang bulu terjadi di Institut Teknik dan Kerajinan Wuxi di Provinsi Jiangsu, menyebabkan 8 orang tewas dan 17 luka-luka. Pada 19 November, sebuah mobil menyerang kerumunan di SD Yong’an, Changde, Hunan, menewaskan dan melukai belasan orang, menurut laporan yang beredar.
Rangkaian insiden penabrakan dan serangan massal ini menjadi perhatian publik. Banyak orang menyerukan agar pemerintah memperkuat pengawasan dan menegakkan keadilan sosial. Namun, komentar semacam ini sering kali disensor oleh pihak berwenang. (Hui)
Sumber : NTDTV.com