Departemen Keuangan Amerika Serikat mengumumkan hadiah senilai USD 10 juta untuk menangkap seorang peretas yang bekerja untuk Kementerian Keamanan Publik PKT.
ETIndonesia. Pada 10 Desember 2024, Departemen Keuangan AS menyatakan telah memberlakukan sanksi terhadap “Sichuan Silent Information Technology Company” yang berbasis di Chengdu dan salah satu karyawannya, Guan Tianfeng.
Alasannya adalah pada April 2020, perusahaan ini menyerang perangkat firewall global, termasuk infrastruktur penting di AS.
Dalam waktu tiga hari, Guan Tianfeng memanfaatkan kerentanan pada produk firewall untuk menyebarkan malware ke sekitar 81.000 perusahaan di seluruh dunia. Ia juga mencoba menggunakan ransomware untuk menginfeksi komputer dan mencuri data.
Aktivitas Peretasan Terorganisir
Shao Qiliang, mantan kepala perusahaan IT swasta di Shanghai, mengatakan, “Pemerintah PKT telah lama menggunakan peretas mereka untuk mencuri teknologi dan informasi dari negara lain. Seperti program seribu talenta, semua ini adalah bagian dari perang tanpa batas.”
Pada hari yang sama, Departemen Kehakiman AS juga mengumumkan dakwaan terhadap Guan Tianfeng. FBI menawarkan hadiah US$.10 juta untuk informasi tentang aktivitas peretasan Sichuan Silent dan Guan Tianfeng.
Penulis kolom Epoch Times, Wang He, mengatakan, “Perusahaan Sichuan ini dan individu seperti Guan Tianfeng mungkin telah terlibat dalam banyak aktivitas lain, termasuk kasus-kasus terkait lainnya. Hadiah US$.10 juta menunjukkan bahwa AS ingin menggali lebih dalam kejahatan ini dan menindak organisasi serta individu secara menyeluruh.”
Peran Sichuan Silent
Sichuan Silent dikenal sebagai penyedia dukungan keamanan siber untuk acara besar yang diselenggarakan oleh Kementerian Keamanan Publik PKT. Perusahaan ini memiliki cabang di berbagai lokasi seperti Beijing dan Chongqing.
Menurut laporan perusahaan keamanan Inggris Sophos, Sichuan Silent memiliki hubungan dengan perusahaan keamanan siber lainnya, termasuk Sichuan Anxun dan Chengdu 404, yang lima karyawannya didakwa oleh Departemen Kehakiman AS pada 2020.
Wang He menambahkan, “Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakan data besar untuk mendapatkan keuntungan politik dan ekonomi. Peretasan siber telah menjadi alat dan kebijakan nasional PKT untuk ‘melampaui secara strategis’ melalui cara-cara tidak sah.”
Ancaman Siber yang Mengkhawatirkan
Pada Selasa (10 Desember), badan keamanan AS memberikan laporan tertutup kepada anggota DPR mengenai aktivitas peretasan PKT. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa peretas PKT telah menyusup ke perusahaan telekomunikasi AS untuk mencuri data panggilan, yang mengejutkan dan membuat para legislator khawatir.
Pada hari yang sama, DPR AS dengan suara bulat mengesahkan Strengthening Cyber Resilience Against State-Sponsored Threats Act (H.R. 9769) untuk menghadapi ancaman siber dari PKT.
Wang He menegaskan, “Perang siber adalah alat utama PKT dalam perang tanpa batas. Oleh karena itu, Amerika Serikat harus melakukan serangan balik yang tegas terhadap PKT.”
Shao Qiliang menyimpulkan, “Menghentikan ekspansi liar PKT secara menyeluruh adalah konsensus bipartisan di AS. Saya percaya bahwa tahun depan lebih banyak negara dan pemerintah akan menyelidiki serta memberikan sanksi atas perang tanpa batas yang dilakukan oleh PKT dalam beberapa tahun terakhir.” (Hui)
Sumber : NTDTV.com