EtIndonesia. Sebuah studi menarik pada saudara kembar identik telah mengungkap dampak besar pola makan pada otak manusia saat salah satu dari mereka mengonsumsi makanan sehat, dan yang lainnya memiliki kebiasaan makan yang kurang seimbang.
Dengan betapa sibuknya hidup kita, dan dengan semakin dekatnya musim Natal, mungkin cukup sulit untuk mempertahankan pola makan yang seimbang.
Namun, jika Anda mampu mencapainya, Anda akan ingin melihat kemajuan.
Nah, sebuah studi baru-baru ini yang melibatkan lebih dari 1700 pasang saudara kembar mungkin merupakan indikator terbaik tentang bagaimana pola makan yang seimbang dapat memengaruhi kesehatan mental.
Para peneliti melacak saudara kembar tersebut selama 11 tahun, dengan mengamati berbagai faktor yang berbeda termasuk asupan buah dan sayur, berat badan, dan kesehatan mereka secara keseluruhan.
Singkatnya, mereka yang mengerjakan proyek tersebut menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih sedikit makanan segar lebih mungkin menderita masalah kesehatan mental seperti depresi.
Penulis utama penelitian tersebut, dr. Annabel Matison, mengatakan bahwa meskipun terapi dan pengobatan sering kali merupakan ide yang baik untuk membantu mengatasi depresi, cukup dengan mengubah pola makan dan menerapkan lebih banyak pilihan nutrisi dapat membantu meningkatkan suasana hati Anda.
“Temuan ini menyajikan argumen lain untuk meningkatkan asupan buah dan sayur pada orang dewasa berusia di atas 45 tahun,” kata dr. Matison.
Dia menambahkan: “Salah satu keuntungan dari desain kembar adalah dapat membantu mengatasi masalah faktor-faktor yang tidak diinginkan, seperti status sosial ekonomi di awal kehidupan, yang memengaruhi hasil.”
Matison melanjutkan dengan menjelaskan bahwa kembar digunakan dalam penelitian tersebut karena mereka memiliki DNA yang hampir identik.
Sebelumnya, kembar identik menunjukkan perbedaan kesehatan yang besar setelah yang satu menjadi vegan dan yang lainnya tidak.
Jevon dan John Whittington terlibat dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford Medicine yang menyelidiki gagasan bahwa pola makan vegan meningkatkan kesehatan kardiovaskular.
Jevon dan John Whittington sama-sama dalam kondisi yang sangat baik dan sehat secara kardiovaskular sebelum mereka memulai penelitian.
John, yang menjalani diet vegan, mampu menghilangkan lebih banyak lemak visceral, sementara Jevon, yang menjalani diet omnivora, memiliki lemak tubuh yang hampir sama sebelum penelitian.
Setelah penelitian selesai, Jevon mengatakan mereka ‘mengurangi konsumsi daging dan susu’, dengan menyatakan: “Namun, penelitian ini membuktikan kepada kami bahwa kami dapat terus makan sesuai dengan cara kami makan.” (yn)
Sumber: unilad