EtIndonesia. Pada tahun 1942, seorang dokter bedah plastik bernama Tony Cicoria, yang tinggal di New York, AS, tersambar petir saat berada di dalam bilik telepon. Pada saat itu, dia terlihat seperti sudah meninggal, bahkan menurut pengakuannya sendiri. dia mengenang bahwa sebelum sadar kembali, dia sempat berpikir: “Oh, sial, aku sudah mati.”
Seperti kebanyakan orang yang pernah tersambar listrik bertegangan tinggi, Cicoria mengalami sedikit ketidaknyamanan setelah kejadian itu. Selama satu atau dua minggu, dia merasa lesu dan ingatannya bermasalah. Namun, tidak lama kemudian, gejala-gejala itu hilang, dan terjadi sesuatu yang tidak biasa : Cicoria tiba-tiba merasakan keinginan yang sangat besar untuk mendengarkan musik piano.
Dia mulai mendengarkan musik piano di berbagai kesempatan dan menjadi sangat terpikat. Padahal sebelumnya, Cicoria sama sekali tidak tertarik pada musik piano. Dia lebih menyukai musik rock dibandingkan karya-karya Rachmaninoff atau musik klasik lainnya. Bahkan, dia tidak memiliki ketertarikan terhadap seni yang sifatnya lembut.
Namun, Anda mungkin akan bertanya, apa yang istimewa dari itu? Dia mengalami peristiwa yang mengubah hidupnya dan memutuskan mencoba sesuatu yang baru. Tapi yang mengejutkan adalah, dia mendengar musik di dalam benaknya—musik yang belum pernah dia dengar sebelumnya, musik asli yang baru dan terus-menerus berputar di pikirannya, tak pernah berhenti atau hilang.
Akhirnya, meskipun dia tidak tahu cara bermain piano atau membaca dan menulis notasi musik, Cicoria memutuskan membeli sebuah piano. Dengan penuh semangat, dia mulai memainkan semua musik yang dia dengar di pikirannya. Bahkan, dia sering bangun jam empat pagi untuk bermain piano sebelum memulai pekerjaannya sebagai dokter bedah plastik.
Sejak peristiwa itu, Oliver Sacks, seorang ahli saraf terkenal dari Universitas Columbia, mulai meneliti Cicoria. Dia menjadi subjek penelitian Sacks, yang kemudian mendokumentasikan kisah Cicoria dalam sebuah buku dan film dokumenter di PBS (Public Broadcasting Service), menjelaskan bagaimana musik terbentuk di dalam otak manusia.
Meski sudah dilakukan berbagai pemeriksaan, termasuk MRI (Magnetic Resonance Imaging), para peneliti belum menemukan penjelasan medis yang pasti mengenai kondisi Cicoria. Mereka menduga bahwa trauma dan kejutan yang dialaminya mungkin menyebabkan sesuatu yang disebut abnormalitas pada korteks otak. Namun, sebenarnya, mereka tetap bingung dengan fenomena ini.
Walaupun tidak ada jawaban ilmiah yang jelas, Cicoria pun mulai menggeluti karier musiknya. Dokter yang dulunya tidak berbakat di bidang musik ini kini menjadi sorotan di majalah dan acara televisi. Dia telah menggelar beberapa konser solo, memainkan komposisi klasik, dan juga karya-karyanya sendiri. (jhn/yn)