ETIndonesia. Pada Senin (16/12/2024), Rusia menyatakan akan mempersiapkan diri untuk perang melawan NATO dalam sepuluh tahun ke depan. Pada hari yang sama, Uni Eropa mengumumkan paket sanksi ke-15 terhadap Rusia, yang mana untuk pertama kalinya juga mencakup entitas dan individu dari Partai Komunis Tiongkok (PKT).
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia, Andrei Belousov dalam rapat kementerian pada Senin, mengatakan bahwa target Moskow adalah sepenuhnya merebut wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia di Ukraina pada tahun 2025.
Di saat yang sama, Rusia juga bersiap untuk kemungkinan perang melawan NATO dalam satu dekade mendatang.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Rusia akan meningkatkan investasi dalam industri pertahanan tanpa mengorbankan perkembangan sosial-ekonomi negara itu.
“Kami melakukannya secara akurat dan stabil untuk menghindari perlombaan senjata besar-besaran yang dapat merugikan perkembangan sosial-ekonomi negara kami,” ujarnya.
Selain itu, Uni Eropa pada Senin menjatuhkan sanksi kepada 54 individu dan 30 entitas yang mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Ini termasuk empat perusahaan Tiongkok, dengan sanksi berupa pembekuan aset dan larangan visa.
“Kami telah mengesahkan paket sanksi ke-15 terhadap Rusia. Sanksi kali ini menargetkan armada bayangan dan pejabat Korea Utara. Untuk pertama kalinya, perusahaan Tiongkok yang memproduksi drone untuk Rusia juga masuk dalam daftar sanksi,” ujar Perwakilan Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas.
Sementara itu, Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada hari yang sama mengatakan bahwa setelah kembali ke Gedung Putih, ia akan berdiskusi dengan pihak Rusia dan Ukraina untuk mencari solusi guna mengakhiri perang, bukan sekadar “menunda” perang.
Sebelumnya, tim Trump mengungkapkan bahwa Trump tidak akan “meninggalkan” Ukraina, tetapi akan menggunakan bantuan AS kepada Kyiv untuk mendorong Rusia ke meja perundingan.
“Kami akan berbicara dengan Presiden Putin, kami akan berbicara dengan Presiden Zelensky dan perwakilan Ukraina. Kita harus menghentikan perang ini. Ini adalah pembantaian,” ujarnya.
Pada hari yang sama, Pentagon mengonfirmasi bahwa pasukan Korea Utara telah bergabung dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk. Berdasarkan data militer Ukraina, pada 14 hingga 15 Desember, setidaknya 30 tentara Korea Utara tewas atau terluka.
“Data awal menunjukkan bahwa Rusia berusaha menyembunyikan kerugian dari pasukan Korea Utara,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (hui)
Sumber : NTDTV.com