Kabut Tebal Menggoda yang Membuat Orang Hilang, Segera Turun Gunung Jika Bertemu Kabut Seperti Ini

EtIndonesia. Tiga puluh tahun silam, nenek dari seorang netizen menceritakan, bahwa neneknya mengalami kejadian misterius terkait insiden hilangnya seseorang saat mendaki gunung. Saat itu, neneknya berusia empat puluhan dan sering beraktivitas mendaki gunung bersama sekelompok temannya. Pada suatu hari, salah seorang temannya mengajak mereka untuk berlibur ke wilayah selatan, dengan salah satu kegiatan yang direncanakan adalah mendaki gunung.

Dalam rombongan wisata yang mereka ikuti, sebagian besar peserta berusia tiga hingga empat puluhan, serta sepasang kekasih yang berusia sekitar dua puluhan. Meskipun ada perbedaan usia, hal ini tidak mempengaruhi semangat perjalanan mereka. Mereka memasuki pegunungan dengan gembira, bergerak menuju puncak gunung.

Ketika jarak menuju puncak semakin dekat, wanita yang memimpin rombongan memperhatikan kabut tebal mulai muncul di sekitar mereka. Kabut ini tidak hanya mengurangi jarak pandang tetapi juga meningkatkan risiko di medan pegunungan. Berdasarkan pengalamannya selama bertahun-tahun, wanita itu menyarankan agar mereka segera turun gunung. Semua orang setuju dengan pendapatnya, kecuali pasangan muda tersebut. Sang pria merasa mereka sudah hampir sampai ke puncak, dan sedikit kabut tidak akan menjadi masalah. Dia bersikeras untuk melanjutkan pendakian hingga ke puncak sebelum turun. Setelah terjadi sedikit perdebatan, rombongan pun sepakat untuk berpisah. Hampir semua orang memutuskan untuk turun gunung, sementara pasangan itu tetap mendaki ke atas.

Selama perjalanan turun, kabut tebal terus menyertai mereka. Namun, berkat pengalaman mereka, rombongan berhasil turun dengan selamat dan menunggu pasangan muda itu di kaki gunung.

Dua jam berlalu, tetapi pasangan muda itu tak kunjung muncul. Mereka segera melapor kepada pemandu wisata, dan pencarian pun dilakukan oleh pihak kepolisian. Sayangnya, tidak ditemukan jejak apa pun, dan pasangan itu tidak pernah kembali lagi dari puncak gunung.

Pada malam harinya, wanita pemimpin rombongan bermimpi melihat pasangan itu muncul dalam kabut tebal. Sang wanita bersandar pada bahu pria kekasihnya, sementara sang pria melambaikan tangan ke arahnya sebelum keduanya menghilang ditelan kabut.

Mungkinkah sejoli yang hilang itu masih berada di gunung? 

Kisah ini mengingatkan pada kejadian serupa sekitar 15 tahun lalu yang dibagikan oleh seorang netizen.

Dalam cerita tersebut, ibu pengguna internet itu sering mendaki gunung bersama teman-teman kerjanya. Seperti cerita sebelumnya, netizen sering ikut serta mendaki, mengikuti rombongan para “Om dan Tante” yang memiliki stamina luar biasa.

Pada suatu kesempatan, mereka mendaki salah satu gunung di wilayah selatan yang sama. Namun, ketika tiba di lokasi, waktu sudah hampir senja. Meskipun pemandu menunjukkan kekhawatiran, rombongan tetap bersikeras mendaki dengan syarat tidak ada yang boleh tertinggal. Mereka memulai pendakian sekitar pukul 16.30 waktu setempat.

Selama pendakian, netizen ini mulai merasakan hawa dingin yang menusuk. Namun, para om dan tante tetap asyik mengobrol dengan gembira. Beberapa puluh menit kemudian, tiba-tiba dia merasa sendirian. Ketika sadar tidak ada siapa pun di sekelilingnya, suasana tiba-tiba menjadi sangat sunyi dan menakutkan.

Merasa ada sesuatu yang tidak beres, dia mulai melafalkan mantra Sanskerta enam suku kata : “Oṃ maṇi padme hūm̐”, dan memanggil nama dewa yang dipuja keluarganya. Setelah mengulangi puluhan kali, dia mulai merasakan dirinya terbebas. 

Saat itu dia melihat jalan di depan, setelah menuruni tanjakan ternyata adalah sebuah jurang gelap. Saat itu, dia mendengar suara samar-samar seperti suara wanita yang berkata: “Di atas sana sangat indah, terus naik saja.” Suara itu berulang kali memintanya naik, seolah menjanjikan bahwa ia akan melihat “mereka” jika terus mendaki.

Kabut tebal mulai muncul di sekelilingnya, membuatnya semakin ketakutan. Sambil terus berdoa, dia naik ke atas hingga akhirnya menemukan jalan yang ia kenal.

Setelah beberapa menit berjalan, dia melihat sepasang pria dan wanita di depannya, yang tampak seperti pasangan kekasih. Dia meminta bantuan mereka karena tersesat, tetapi pasangan itu hanya diam sejenak sebelum terus berjalan. Merasa aman mengikuti mereka, dia akhirnya melihat tanda pintu masuk pendakian dan berhasil kembali ke rombongan yang menunggu di bus.

Dia melihat pemandu yang memegang tasbih memintanya segera naik. Namun, ketika dia melihat kembali ke arah pintu masuk gunung, pasangan yang membantunya tadi sudah hilang tanpa jejak. (jhnyn)