Negara kepulauan kecil Vanuatu diguncang dua gempa bumi dan beberapa gempa susulan, dengan laporan menyebutkan setidaknya 14 orang tewas
ETIndonesia. Australia mengirim tim penyelamat dan tim medis ke Vanuatu di tengah kekhawatiran jumlah korban tewas akibat gempa bumi kedua dalam 24 jam di negara Pasifik itu bisa bertambah.
Gempa bumi dengan magnitudo 6,1 dilaporkan terjadi pada 18 Desember pagi, menyusul gempa bumi bermagnitudo 7,2 di lepas pantai pada 17 Desember siang. Gempa tersebut sempat memicu peringatan tsunami untuk kawasan Kepulauan Pasifik, tetapi kemudian dibatalkan.
Sejumlah gempa susulan mengguncang pulau-pulau di Vanuatu.
Gempa tersebut menyebabkan beberapa bangunan dan mobil hancur serta mengalami kerusakan.
Laporan awal menunjukkan sekitar 14 orang kemungkinan tewas, sementara setidaknya 50 orang dilaporkan mengalami luka-luka menurut stasiun TV nasional Vanuatu.
Situs resmi pemerintah Vanuatu mengalami offline selama bencana, yang menyebabkan kerusakan besar pada telekomunikasi dan infrastruktur.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, mengatakan kepada ABC Radio National bahwa ada kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi di Port Vila setelah apa yang disebutnya sebagai “gempa bumi signifikan.”
Marles mengatakan Perdana Menteri Anthony Albanese telah berbicara dengan Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai.
“Kami akan mengirim tim bantuan medis dan tim pencarian serta penyelamatan ke Vanuatu pagi ini menggunakan pesawat Airforce C-17 dan Airforce C-130, dan kami siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan oleh pemerintah Vanuatu.
“Jelas, ini adalah insiden yang sangat besar, dan kami sangat cemas tentang bagaimana situasinya akan berkembang.”
Marles mengonfirmasi bahwa tidak ada laporan tentang cedera serius atau korban di antara warga Australia yang berada di Vanuatu.
Dalam pernyataan bersama dengan Menteri Sementara Pembangunan Internasional dan Pasifik Matt Keogh, Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan bahwa Australia siap memberikan bantuan sebanyak yang dibutuhkan.
“Kami memantau situasi dengan cermat dan siap memberikan bantuan lebih lanjut kepada rakyat Vanuatu setelah kerusakan yang terjadi dapat dipahami dengan jelas,” kata pernyataan itu.
“Hubungan Australia dan Vanuatu sangat erat dan abadi. Kami adalah keluarga, dan kami akan selalu hadir di saat dibutuhkan.
“Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) mengetahui adanya sejumlah warga Australia di wilayah yang terdampak dan memberikan bantuan konsuler kepada mereka yang membutuhkan.” (asr)