EtIndonesia. Pada 18 Desember, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae-yul, menyatakan bahwa dirinya tengah menyusun rencana aksi untuk mempersiapkan kemungkinan Presiden terpilih AS, Donald Trump, membuka kembali negosiasi nuklir dengan Korea Utara.
Menurut laporan Reuters, dalam konferensi pers gabungan yang jarang digelar untuk media internasional, Cho bersama Menteri Keuangan Choi Sang-mok mencoba menenangkan sekutu Seoul dan meredakan kekhawatiran pasar. Ini terjadi setelah Presiden Yoon Suk-yeol mencoba memberlakukan darurat militer pada 3 Desember, yang memicu krisis politik terbesar di Korea Selatan dalam beberapa dekade terakhir.
Cho mengungkapkan bahwa timnya sedang merancang peta jalan untuk kemungkinan dimulainya kembali pembicaraan antara Washington dan Pyongyang. Dia juga mencatat bahwa Trump telah menunjuk mantan Direktur Intelijen Nasional (DNI), Richard Grenell, sebagai Duta Khusus Presiden yang akan bertanggung jawab atas kebijakan terhadap Korea Utara.
“Kami melihat penunjukan ini sebagai indikasi bahwa Presiden terpilih Trump tidak mengabaikan isu nuklir Korea Utara. Saya pikir kita perlu merespons lebih proaktif,” ujar Cho.
Dia menambahkan: “Meski Korea Utara menolak dialog dan negosiasi, kami tetap terbuka untuk setiap peluang berbicara dengan Korea Utara, termasuk tentang isu nuklir.”
Selama empat tahun terakhir, Korea Utara menolak tawaran tanpa syarat dari Presiden Joe Biden untuk melanjutkan dialog. Namun, tim Trump kini mencari kemungkinan perundingan langsung dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dengan tujuan meredakan risiko konflik bersenjata. (jhn/yn)