Detail Baru Tentang Ledakan di Moskow, Rusia Klaim Tersangka  Telah Ditahan

Pada Rabu (18 Desember), Komite Investigasi Rusia mengungkap perkembangan terbaru tentang ledakan di Moskow sehari sebelumnya. Tersangka yang diklaim  bertanggung jawab atas serangan bom tersebut telah ditahan

ETIndonesia. Pada  Rabu, Komite Investigasi Rusia menyatakan bahwa tersangka ledakan di Moskow telah berhasil ditahan. Insiden tersebut menewaskan Komandan Pasukan Nuklir, Biologi, dan Kimia Rusia, Igor Kirillov, di luar apartemennya.

“Kami telah menahan seorang warga Uzbekistan yang lahir pada tahun 1995,” kata Juru Bicara Komite Investigasi Rusia, Svetlana Petrenko. 

Nama tersangka tidak diungkapkan oleh komite, tetapi mereka mengklaim bahwa pelaku melakukan pengeboman atas perintah dari Badan Keamanan Ukraina. Tersangka juga mengklaim menerima pembayaran sebesar 100 ribu dolar AS dan janji memperoleh “izin tinggal di Eropa” sebagai imbalan.

Pada hari yang sama, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Valery Gerasimov, mengatakan bahwa kurangnya kepercayaan antara Moskow dan Barat telah membuat perjanjian pengendalian senjata penting dari era Perang Dingin tidak lagi berlaku, meningkatkan risiko konflik.

Namun, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menyatakan bahwa Rusia siap bekerja sama dengan pemerintah baru Amerika Serikat yang akan datang.

“Apakah mungkin untuk bekerja sama dengan pemerintahan Trump? Tentu saja mungkin,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov. 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, dalam KTT Pemimpin Eropa, menegaskan bahwa fokus utama sekutu NATO adalah memastikan Ukraina berada dalam posisi menguntungkan dalam negosiasi dengan Rusia.

“Memenangkan Ukraina adalah ambisi kami. Itulah tujuan yang harus kami capai. Karena nilai-nilai kami sedang terancam, dan hal ini terkait langsung dengan keamanan kami dan masa depan kami,” kata Rutte. 

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, mengunjungi Kyiv dan mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha.

Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha: “Bantuan Australia untuk Ukraina telah melampaui 1 miliar dolar, termasuk 880 juta dolar untuk bantuan militer.”

Penny Wong juga mengumumkan bahwa Australia akan membuka kembali kedutaan besarnya di Kyiv. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS