Gelombang PHK di Shanghai Semakin Parah Menjelang Tibanya Tahun Baru

ETIndonesia. Menjelang Tahun Baru, gelombang PHK di Shanghai,Tiongkok semakin parah. Baru-baru ini, seorang wanita lulusan magister berusia 30 tahun diberhentikan dari pekerjaannya, membuatnya merasa sangat terpukul. Seorang pria paruh baya juga mengungkapkan bahwa istrinya diberhentikan dan menangis sepanjang hari. Ia tidak menyangka bahwa PHK perusahaan akan begitu cepat menghampiri keluarganya.

Wanita Magister 30 Tahun di Shanghai Di-PHK Menjelang Tahun Baru

Pada 20 Desember, seorang wanita lulusan magister berusia 30 tahun di Shanghai diberhentikan oleh perusahaannya. 

Dalam video yang diunggah ke media sosial, ia mengatakan: “Setelah bekerja hampir enam tahun di Shanghai, dua hari yang lalu saya dipanggil oleh HRD yang mengatakan bahwa kondisi perusahaan tidak baik. Kontrak saya tidak diperpanjang, dan saya mendapatkan kompensasi karena sudah diberi pemberitahuan sebulan sebelumnya.”

Ia mengungkapkan, “Selama dua tahun terakhir, kondisi pasar kerja di Shanghai memang sangat buruk. Banyak perusahaan besar dan kecil yang melakukan PHK. Bukan hanya saya yang dipecat, belum lama ini perusahaan JiYue bangkrut, membuat ribuan orang kehilangan pekerjaan dalam sekejap. Musim dingin di pasar kerja semakin mendekat. Saya sudah menikah tetapi belum memiliki anak, sehingga mencari pekerjaan baru menjadi sangat sulit. Harus diakui bahwa menerima pemberitahuan PHK menjelang Tahun Baru sangatlah mengecewakan.”

Pria Paruh Baya di Shanghai: Istri Di-PHK dan Menangis Sepanjang Hari

Seorang pria paruh baya dari Shanghai juga mengunggah video yang menceritakan pengalaman pahit istrinya yang di-PHK.

“Saya tidak menyangka bahwa PHK perusahaan akan datang secepat ini. Kemarin sore, saat saya berbicara dengan istri saya, ia bilang menerima email dari HRD yang memintanya datang untuk pembicaraan terkait restrukturisasi perusahaan. Dalam situasi seperti ini, jika Anda menerima email dari HRD, sembilan dari sepuluh kali itu berarti PHK.”

Pria tersebut menjelaskan, istrinya pergi ke perusahaan pada siang itu dan setelah pembicaraan selesai, ia resmi di-PHK dan menerima kompensasi. “Sebanyak 40 lebih orang, 40 lebih posisi pekerjaan, langsung hilang begitu saja dari Tiongkok. Istri saya pulang ke rumah, tidak makan siang maupun makan malam, hanya menangis di rumah, merasa depresi.”

Dalam video tersebut, diketahui bahwa istrinya resmi di-PHK pada  17 Desember, hanya dua minggu sebelum Tahun Baru.

Pria itu juga menyatakan bahwa meskipun dirinya sudah bersiap secara mental menghadapi gelombang PHK, tetap saja sulit menerima kenyataan ketika itu terjadi pada keluarga sendiri.

“Di atas masih ada orang tua, di bawah ada anak-anak, ditambah lagi cicilan rumah dan pengeluaran lainnya. Saya benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan masyarakat ini,” ungkapnya dengan nada frustasi, bahkan sempat melontarkan makian di depan kamera untuk meluapkan emosinya.

Banyak Warga Shanghai Menghadapi PHK

Di platform media sosial Tiongkok banyak penduduk Shanghai maupun pekerja migran yang mengaku telah di-PHK atau sedang menghadapi ancaman PHK.

Pada 11 Desember, perusahaan JiYue Auto yang berbasis di Shanghai tiba-tiba mengumumkan pembubarannya, membuat ribuan karyawan kehilangan pekerjaan secara mendadak. Dalam video yang beredar, karyawan kantor pusat di Shanghai terlihat mengepung CEO untuk meminta penjelasan, sementara pihak berwenang mengerahkan polisi dalam jumlah besar untuk menjaga ketertiban di dalam dan sekitar perusahaan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS