Geng-geng di Haiti Menyerang Wartawan yang Meliput Pembukaan Kembali Rumah Sakit Utama Negara Itu

EtIndonesia. Terduga anggota geng menembaki wartawan di ibu kota Haiti pada hari Selasa (24/12) saat mereka meliput upaya pembukaan kembali rumah sakit terbesar di negara itu, menurut sebuah stasiun radio lokal.

Radio Télé Métronome mengatakan tujuh wartawan dan dua petugas polisi terluka. Polisi tidak segera menanggapi panggilan.

Geng-geng jalanan telah menguasai sebagian besar Port-au-Prince. Mereka memaksa penutupan Rumah Sakit Umum awal tahun ini selama kekerasan yang juga menargetkan bandara internasional utama dan dua penjara terbesar di Haiti.

Pihak berwenang telah berjanji untuk membuka kembali fasilitas itu pada hari Selasa. Namun saat wartawan berkumpul untuk meliput acara tersebut, tersangka anggota geng melepaskan tembakan. Video yang diunggah daring menunjukkan wartawan berada di dalam gedung dan sedikitnya tiga orang tergeletak di lantai, tampaknya terluka. Video tersebut tidak dapat segera diverifikasi.

Johnson “Izo” André, seorang pemimpin geng lokal dan bagian dari koalisi geng yang dikenal sebagai Viv Ansanm yang telah menguasai sebagian besar Port-au-Prince, mengunggah sebuah video di media sosial yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Video tersebut mengatakan bahwa koalisi geng tersebut tidak mengizinkan rumah sakit tersebut dibuka kembali.

Mantan Perdana Menteri Garry Conille mengunjungi Rumah Sakit Universitas Negeri Haiti, yang lebih dikenal sebagai Rumah Sakit Umum, pada bulan Juli setelah pihak berwenang mendapatkan kembali kendali atas rumah sakit tersebut dari geng-geng.

Rumah sakit tersebut telah hancur dan dipenuhi puing-puing. Dinding dan bangunan di dekatnya dipenuhi lubang peluru, yang menandakan perkelahian antara polisi dan geng-geng. Rumah sakit tersebut berada di seberang jalan dari istana nasional, tempat terjadinya beberapa pertempuran dalam beberapa bulan terakhir.

Sistem kesehatan Haiti berada di ambang kehancuran. Geng-geng telah menjarah, membakar, dan menghancurkan lembaga-lembaga medis dan apotek-apotek di ibu kota.

Sistem kesehatan tersebut menghadapi tantangan tambahan dari musim hujan, yang kemungkinan akan memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air. Kondisi kebersihan yang buruk di kamp-kamp dan pemukiman sementara telah meningkatkan risiko penyakit seperti kolera. (yn)

Sumber: nypost

FOKUS DUNIA

NEWS