[Berita Eksklusif] Rezim PKT Berupaya Gunakan Amerika Serikat  untuk Menjatuhkan Hukuman kepada Falun Gong Demi Lolos dari Kejahatan HAM Abad Ini

Serangan terhadap Falun Gong tak akan terbatas di Amerika Serikat semata. Jika berhasil, serangan di negara-negara lain juga akan mengikuti pendekatan serupa

ETIndonesia. Seorang sumber di Kementerian Keamanan Publik Partai Komunis Tiongkok (PKT)  yang memiliki hati nurani pada 8 Januari 2025 mengungkapkan kepada Epoch Times, bahwa serangan rezim PKT terhadap Shen Yun dan Falun Gong di luar negeri tak sesederhana seperti yang terlihat.

Sumber itu membeberkan rezim PKT paling takut, jika pemerintah Amerika Serikat secara resmi meluncurkan penyelidikan atas penyiksaan yang dialami oleh para praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Mengapa? dikarenakan nantinya akan menjadi akhir dari rezim mereka. Rezim PKT berupaya untuk mendorong Amerika Serikat agar menjatuhkan hukuman kepada Falun Gong demi lolos dari kejahatan HAM besar-besaran yang mereka lakukan.

Bermula dari Menonton Video Shen Yun

Sejak Agustus 2024, The New York Times menerbitkan sembilan artikel yang menyerang Shen Yun dalam waktu lima bulan. Hal ini sejalan dengan rencana PKT untuk melakukan represi lintas negara terhadap Falun Gong. Sumber internal kementerian (bernama samaran Shen Liang) melalui berbagai saluran mendapatkan informasi dari seorang pejabat tingkat tinggi sistem 610 bahwa masalah ini lebih kompleks daripada yang terlihat.

“Rezim PKT tiba-tiba meluncurkan serangan skala besar terhadap Falun Gong di luar negeri, bukan hanya untuk menyerang Shen Yun dan Falun Gong. Konspirasi mereka jauh lebih dalam,” ujar Shen Liang kepada Epoch Times

Menurut Shen Liang, asal-usul masalah ini bermula ketika seseorang membawakan video pertunjukan Shen Yun ke PKT dan menunjukkannya kepada orang dekat Xi Jinping. Orang-orang yang menonton video tersebut terkesan dan merekomendasikannya kepada Xi Jinping. Namun, bagian dalam video yang dianggap menentang Partai Komunis telah dihapus sebelumnya, sehingga Xi tidak menyadari bahwa itu adalah pertunjukan dari kelompok Falun Gong. Setelah menonton, Xi terlihat tertarik.

“Pada pertemuan budaya berikutnya, Xi bahkan menyebutkan bahwa konten dalam pertunjukan itu sangat bagus dan meminta kementerian untuk belajar dari acara tersebut. Namun, ketika seseorang memberitahukan kepada Xi bahwa itu adalah Shen Yun, sebuah pertunjukan dari kelompok Falun Gong, lalu Xi marah besar. Ia lantas memarahi mereka dikarenakan sebagai kelompok sipil, mereka mampu membuat pertunjukan sebaik itu, sementara kementerian tidak memberikan hasil apa-apa meski mendapat banyak dana dari negara,” ungkap Shen Liang.

“Setelah itu, tidak ada yang berani menonton Shen Yun lagi,” lanjutnya. Namun, insiden ini membuat banyak pejabat marah dan menimbulkan kebencian terhadap Shen Yun. Akibatnya, kampanye serangan melalui The New York Times dimulai sebagai bentuk pelampiasan, tanpa melibatkan polisi atau dinas keamanan negara pada tahap awal.

BACA JUGA : (Eksklusif) Dalam Rapat Rahasia, Xi Jinping Menginstruksikan Strategi Baru untuk Menyerang Falun Gong Secara Global

Konspirasi Chen Yixin

Shen Liang juga mengungkapkan bahwa setelah insiden ini menyebar, situasinya menjadi lebih kompleks. Beberapa pihak mulai memanfaatkan situasi untuk kepentingan mereka sendiri. Kepala Kementerian Keamanan Negara Tiongkok Chen Yixin, misalnya, segera meningkatkan isu ini dengan menyerahkan daftar “sepuluh dosa besar” Falun Gong kepada Xi Jinping.

“Salah satu poin utama yang diajukan oleh Chen Yixin adalah bahwa jika Falun Gong tidak diberantas, dan jika Amerika Serikat bekerja sama dengan Falun Gong untuk menyelidiki penyiksaan terhadap mereka di PKT, seluruh tindakan rezim PKT akan terbongkar di mata dunia internasional. Tidak hanya itu, semua pemimpin utama Partai Komunis Tiongkok, termasuk Xi Jinping sendiri, bisa dihadapkan pada pengadilan internasional. Chen Yixin sangat mengetahui kebrutalan yang dialami oleh praktisi Falun Gong, termasuk praktik pengambilan organ secara paksa,” jelas Shen Liang.

Sebelumnya, Epoch Times melaporkan bahwa gelombang baru serangan terhadap Shen Yun dimulai pada musim semi 2024 dan dirancang oleh Menteri Keamanan Negara yang baru, Chen Yixin. Chen yang gagal dalam beberapa kebijakan domestiknya mulai memanfaatkan isu Falun Gong.

Chen menyarankan kepada Xi Jinping, “Kita harus memberantas Falun Gong sepenuhnya di seluruh dunia, dan memastikan mereka tidak punya tempat berpijak. Jika Amerika Serikat dapat menghukum Falun Gong dengan menyatakan mereka sebagai aliran sesat, maka semua hal yang terjadi di Tiongkok, termasuk pengambilan organ secara paksa, tidak akan ada yang mempersoalkan lagi.”

“Ini adalah asal muasal rencana jahat tersebut. Insiden Shen Yun hanyalah pemicu. Alasan sebenarnya rezim PKT dan Xi Jinping memutuskan untuk menyerang kalian adalah untuk menutupi kejahatan besar yang telah mereka lakukan terhadap jutaan praktisi Falun Gong di Tiongkok,” tambahnya.

Para praktisi Falun Dafa di Jakarta memperagakan pengambilan organ tubuh yang dialami praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Kegiatan digelar di depan Kedubes Tiongkok, Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan

Pada 1999, mantan pemimpin PKT Jiang Zemin meluncurkan kampanye politik untuk memberantas Falun Gong, menyerukan seluruh elemen partai, militer, dan negara untuk “menghapus Falun Gong.” Di balik tirai gelap, pelanggaran HAM besar-besaran, termasuk praktek pengambilan organ dari praktisi Falun Gong. Kejahatan besar ini terus berlangsung hingga sekarang.

Pada 2019, China Tribunal, sebuah lembaga independen yang berbasis di London, menyimpulkan bahwa pengambilan organ secara paksa yang diakui negara telah terjadi di Tiongkok dalam skala besar, dengan praktisi Falun Gong sebagai sumber utama organ.

Counsel China Tribunal Hamid Sabi (Kiri) dan ketua Sir Geoffrey Nice QC, pada hari pertama dengar pendapat di London pada 8 Desember 2018. (Justin Palmer)

Pada 27 Maret 2023, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat mengesahkan Stop Forced Organ Harvesting Act (H.R.1154) dengan suara mayoritas besar, menjadi langkah legislatif pertama untuk menghukum praktik brutal ini.

Shen Liang menyimpulkan, “Tidak peduli seberapa buruk mereka, Anda harus mengakui bahwa rencana mereka sangat cerdik. Langkah demi langkah, semuanya masuk akal. Tujuan mereka adalah untuk menghancurkan Falun Gong melalui pengadilan di Amerika. Jika satu kasus berhasil, lebih banyak kebohongan akan dibuat, dan akhirnya Falun Gong secara keseluruhan akan hancur. Jika pemerintah Amerika Serikat menolak Falun Gong, maka semua kejahatan yang terjadi di Tiongkok tidak akan ada yang mengejar, tidak menarik perhatian internasional, dan mustahil menyeret pelaku ke pengadilan. Sekarang Anda bisa memahami betapa keji dan tak tahu malu mereka.”

BACA JUGA : [Laporan Khusus] Kisah di Balik Dana Shenyun Sebesar US$ 266 Juta

BACA JUGA : 【Laporan Khusus】Kisah Kehidupan dan Pengajaran Pendiri Falun Gong

Di Balik Layar yang Sangat Dalam

Shen Liang mengatakan  kepada Epoch Times bahwa serangan The New York Times terhadap Falun Gong merupakan tindakan yang mempertaruhkan segalanya, termasuk reputasi dan keberadaan mereka. Awalnya, target mereka hanya Shen Yun, tetapi sekarang situasinya berkembang menjadi permusuhan tanpa akhir dengan Falun Gong.

Shen Liang menegaskan bahwa sebenarnya Falun Gong tidak memiliki masalah besar. “Master Li dan Falun Gong secara keseluruhan benar-benar tidak bermasalah. Semua orang yang sadar akan menyadari hal ini. The New York Times pasti juga mengetahuinya,” ujarnya.

“Yang paling penting adalah kenyataan bahwa Falun Gong telah dianiaya secara brutal di Tiongkok, dan itu adalah fakta. The New York Times pasti menyadarinya. Bahkan, mereka mungkin memiliki informasi lebih banyak daripada kalian tentang pengambilan organ secara paksa. Sebagai media besar dengan sejarah panjang, mereka memiliki sumber daya yang mendalam. Dalam situasi seperti ini, jika mereka tetap menyerang Falun Gong, jelas ada sesuatu yang sangat besar di baliknya,” tambah Shen Liang.

Praktisi Falun Gong berkumpul di depan markas besar PBB untuk memprotes penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh rezim tersebut, dalam pertemuan Majelis Umum tahunan di New York City pada 25 September 2024. Sunny Zhao / The Epoch Times

Shen Liang juga memperingatkan bahwa jika kebenaran akhirnya terungkap dan bukti tentang penganiayaan brutal terhadap Falun Gong dipublikasikan, reputasi The New York Times yang telah dibangun selama seratus tahun akan runtuh dan mereka akan dihujat di seluruh dunia. Namun demikian, di tengah risiko ini, mereka terus menyerang Falun Gong. Ini bukan hanya soal uang atau kendali rezim PKT.

Transaksi Gelap dengan Beberapa Politikus Amerika Serikat

Menurut Shen Liang, ada transaksi rahasia antara pejabat tinggi PKT dan beberapa politikus Amerika Serikat. Dalam transaksi ini, mereka membantu rezim PKT menyerang Falun Gong di Amerika Serikat dengan imbalan keuntungan tertentu dari PKT. Namun, rincian pastinya masih belum diketahui.

“Banyak orang dalam sudah mengetahui tentang hal ini. Sebagian besar materi yang digunakan The New York Times berasal dari petugas intelijen PKT yang menyusup ke Falun Gong. Bahkan, beberapa insiden diciptakan oleh mereka sendiri, seperti menyuap mantan anggota Shen Yun untuk membuat pernyataan palsu,” ujarnya.

Shen Liang menyarankan pemerintah Amerika Serikat untuk menyelidiki latar belakang kasus ini dan mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang merusak. Ia mengatakan ini adalah masalah yang sangat penting untuk keamanan nasional Amerika Serikat.

Titik Lemah Rezim PKT

Shen Liang mengungkapkan bahwa banyak orang-orang Amerika Serikat tidak benar-benar memahami rezim PKT. Kebijakan ekonomi Amerika Serikat terhadap Tiongkok tidak efektif karena para pemimpin tinggi rezim tidak peduli dengan penderitaan rakyat biasa. 

“Mengungkap aset pejabat PKT di luar negeri juga tidak akan berdampak besar. Mereka bisa dengan mudah menyebutnya sebagai ‘kebohongan dan konspirasi Amerika’ karena rakyat biasa sudah terlanjur dicuci otak,” ujarnya.

Shen Liang menekankan bahwa rezim PKT tidak akan pernah menganggap Amerika sebagai pesaing biasa. Sejak 2018, mereka sudah mengadopsi kebijakan bahwa konflik dengan Amerika Serikat adalah perjuangan hidup dan mati. Menurutnya, Amerika belum sepenuhnya menyadari hal ini.

“Hal yang paling ditakuti oleh rezim PKT adalah jika pemerintah Amerika Serikat mendukung Falun Gong secara penuh dan menyelidiki kejahatan mereka terhadap Falun Gong di dalam negeri. Ini adalah titik lemah terbesar mereka,” ungkapnya.

Sejak tahun 1999, Falun Gong tidak pernah menyerah pada penganiayaan rezim PKT. Mereka terus berjuang secara damai dan telah menyebar ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia.

Pada 25 Juni 2024, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat dengan suara bulat menyetujui Falun Gong Protection Act melalui mekanisme voice vote.

Kekejaman yang Tidak Berperikemanusiaan

 “Selama bertahun-tahun, mungkin ada jutaan orang yang tewas di tangan rezim PKT. Saya sendiri telah menyaksikan pengambilan organ dan penyiksaan. Itu benar-benar tidak manusiawi. Jika ini terungkap, dunia pasti akan menghancurkan rezim PKT,” kata Shen Liang. 

Dia juga menjelaskan bahwa alasan pejabat seperti Chen Yixin dan Wang Xiaohong sangat agresif melawan Falun Gong adalah karena mereka ingin menutupi kejahatan mereka sendiri sekaligus mengambil keuntungan pribadi dari situasi ini.

“Rezim PKT sangat takut kejahatan mereka terhadap rakyat, terutama terhadap Falun Gong, diketahui oleh dunia internasional. Jika bukti ini terungkap, mereka tidak akan bisa lolos dari pengadilan internasional. Dunia tidak akan memberi mereka tempat berlindung, dan rakyat Tiongkok sendiri juga tidak akan memaafkan mereka,” tuturnya.

Upaya Terakhir Rezim PKT

Shen Liang mengatakan bahwa hubungan PKT-Amerika Serikat kini telah berubah dari sekadar konflik ekonomi menjadi konfrontasi langsung. Dengan perubahan geopolitik internasional, terutama setelah kejatuhan Rusia, rezim PKT merasa perlu untuk memastikan bahwa titik lemah mereka tidak dieksploitasi oleh Amerika Serikat.

Oleh karena itu, Shen Liang menyebutkan bahwa rezim PKT berusaha memanfaatkan konflik politik di Amerika untuk memutus hubungan antara pemerintah Amerika Serikat dan Falun Gong. Mereka berharap ini akan menjadi langkah terakhir yang mampu melindungi kepentingan mereka. “Ini adalah rencana paling licik yang mereka pikirkan,” katanya.

Mengapa Serangan Rezim PKT Semakin Mendesak Sebelum Trump Berkuasa

Shen Liang menjelaskan bahwa serangan terhadap Falun Gong hanya akan semakin intensif, dan berbagai masalah akan terus terungkap. Dengan kelompok sebesar Falun Gong, tidak mungkin setiap anggotanya bertindak sempurna. Rezim PKT sering kali menggunakan kesalahan satu individu untuk memperbesar masalah, mengaitkannya dengan seluruh kelompok Falun Gong, dan kemudian menyerang mereka. Ini adalah salah satu taktik paling umum yang digunakan oleh rezim PKT.

“Lihat saja Shen Yun, kelompok sebesar itu, yang berhasil mereka rekrut hanya beberapa orang. Namun, rezim PKT menggunakan orang-orang ini untuk menyerang seluruh Shen Yun, bahkan seluruh Falun Gong. Hal seperti ini tidak dapat kalian hindari. Belum lagi ada banyak agen mereka yang menyusup ke dalam untuk merusak dari dalam. Jika perlu, mereka bahkan dapat menciptakan kejahatan palsu, seperti insiden self-immolation (membakar diri) di Tiananmen. Kalian tidak akan bisa menjelaskan hal itu. Semua ini adalah taktik licik yang dikuasai rezim PKT,” jelasnya.

Trump dan Peningkatan Serangan Rezim PKT

Menurut Shen Liang, setelah Donald Trump menang pemilu, serangan rezim PKT terhadap Falun Gong meningkat secara signifikan dan menjadi lebih mendesak. Mereka khawatir bahwa Falun Gong akan menjalin kerja sama dengan Trump. Jika pemerintah Amerika secara resmi mendukung Falun Gong dan mulai menyelidiki penyiksaan yang dialami Falun Gong di Tiongkok, maka itu akan menjadi akhir bagi rezim PKT.

Trump akan resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari mendatang. Pada 19 Juli 2019, selama masa jabatan pertamanya, Trump bertemu dengan para korban penganiayaan agama, termasuk Zhang Yuhua, seorang praktisi Falun Gong.

Rencana Serangan Rezim PKT Terhadap Falun Gong Secara Global

Shen Liang juga mengungkapkan bahwa serangan terhadap Falun Gong tidak akan terbatas di Amerika Serikat semata. Jika mereka berhasil di Amerika Serikat, negara-negara lain di dunia kemungkinan akan mengikuti pendekatan serupa. Khususnya di Taiwan, rezim PKT telah mulai merencanakan dan menjalankan aksinya di sana. Serangan ini adalah strategi “sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui” bagi rezim PKT, mirip dengan yang mereka lakukan di Amerika Serikat. 

Sumber : Epochtimes.com

FOKUS DUNIA

NEWS