EtIndonesia. Pada 8 Januari, Mike Waltz, penasihat keamanan nasional yang dicalonkan oleh Presiden terpilih Donald Trump, menyatakan bahwa Greenland memiliki arti strategis yang sangat penting bagi keamanan nasional Amerika Serikat. Sebelumnya, Trump pernah mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat harus mengambil kendali atas Greenland.
Waltz mengatakan kepada Fox News: “Rusia berusaha menjadi penguasa Arktik dengan memiliki lebih dari 60 kapal pemecah es, beberapa di antaranya bertenaga nuklir. Sementara itu, Amerika Serikat hanya memiliki dua kapal, dan salah satunya baru saja terbakar.”
Waltz menekankan pentingnya Greenland, bukan hanya karena sumber daya alamnya yang melimpah seperti minyak dan gas alam, tetapi juga karena kawasan itu semakin strategis dengan munculnya rute pelayaran Arktik melalui Samudra Arktik akibat mencairnya lapisan es kutub.
“Amerika Serikat perlu memastikan keamanan rute-rute tersebut,” tambahnya.
Dia juga memperingatkan bahwa selain Rusia, Tiongkok juga aktif memperluas kehadirannya di wilayah Arktik dengan membangun kapal pemecah es baru dan mendorong aktivitas mereka lebih jauh ke utara.
“Ini melibatkan minyak, gas, dan keamanan nasional kita,” tegas Waltz.
Trump, yang akan dilantik pada 20 Januari, pada 7 Januari menolak untuk mengecualikan kemungkinan menggunakan cara militer atau ekonomi untuk mengamankan Greenland. Greenland, meski merupakan wilayah otonomi di bawah kedaulatan Denmark, sebelumnya menjadi perhatian Trump pada masa jabatan pertamanya. Dia bahkan mengusulkan agar Denmark menjual Greenland kepada Amerika Serikat. Namun, pemerintah Denmark dengan tegas menolak tawaran tersebut.
Perdana Menteri Greenland juga menyatakan bahwa pulau tersebut “tidak untuk dijual.” Meskipun demikian, pemerintah Greenland pada Rabu (8/1) mengakui perubahan dinamika keamanan di kawasan Arktik. Mereka menyatakan harapan untuk bekerja sama dengan pemerintahan Trump yang akan datang serta dengan negara-negara anggota NATO lainnya untuk memastikan keamanan dan stabilitas kawasan.
Waltz menyoroti bahwa meskipun Denmark adalah sekutu Amerika Serikat, mereka tidak seharusnya memandang Greenland sebagai wilayah yang terpencil. Dia menekankan bahwa secara geografis, Greenland berada di Belahan Barat. Bahkan, beberapa Presiden Amerika sebelumnya pernah mencoba mengintegrasikan Greenland ke dalam Belahan Barat.
Dia juga menyebutkan bahwa Donald Trump Jr., putra dari Presiden terpilih, mengunjungi Greenland minggu ini. Menurut Waltz, penduduk setempat tampak antusias terhadap gagasan bahwa Greenland dapat menjadi bagian dari Belahan Barat.
Greenland merupakan bagian dari NATO dan terletak di jalur terpendek antara Eropa dan Amerika Utara, menjadikannya sangat penting secara strategis bagi militer Amerika Serikat, terutama dalam sistem peringatan dini rudal balistik.
Kesadaran akan nilai strategis Greenland semakin meningkat seiring dengan mencairnya lapisan es Arktik, membuka peluang eksplorasi sumber daya dan rute pelayaran baru yang sebelumnya tidak dapat diakses. Amerika Serikat, bersama sekutu NATO lainnya, terus berupaya menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan ini untuk mengimbangi ambisi geopolitik Rusia dan Tiongkok di wilayah Arktik.(jhn/yn)