Wiwied A. Widyastuti: Membangun Warisan dan Dedikasinya pada Sejarah dan Pariwisata

Bagi Wiwied A. Widyastuti, bangunan bersejarah lebih dari sekadar peninggalan masa lalu. Ketertarikannya pada arsitektur kuno dan narasi budaya membentuk dedikasinya dalam dunia perhotelan dan pariwisata. Sebagai seorang profesional yang telah malang melintang di berbagai hotel di Yogyakarta, dan kini di KoKoon Hotel Surabaya sebagai Hotel Manager,  Wiwied terus membawa semangat baru dalam melestarikan nilai-nilai budaya melalui properti yang dikelolanya.

Perjalanan Karier

Perjalanan karier Wiwied dimulai di Novotel Solo pada 1999. Di posisi awal sebagai sekretaris, ia menunjukkan kemampuan manajerial yang kuat, yang membawanya ke peran lebih besar di berbagai hotel ternama. Pada 2003, ia memanfaatkan kesempatan kembali ke Yogyakarta, bergabung dengan The Phoenix Hotel Yogyakarta (semula bernama: Mercure Phoenix Yogyakarta) sebagai Manajer Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Di The Phoenix Hotel, ia memulai perannya sebagai bagian dari tim pra-pembukaan, menangani hubungan media dan membangun komunikasi internal serta eksternal. Delapan tahun di hotel ini memperkuat pemahamannya akan pentingnya citra merek dalam menghidupkan sebuah hotel yang memiliki sejarah panjang. Wiwied mengembangkan keahliannya di bidang pemasaran dan komunikasi, termasuk membangun kampanye pemasaran yang mencerminkan nilai-nilai budaya setempat.

Pada 2012 dari The Phoenix Hotel Yogyakarta ke Royal Ambarrukmo Yogyakarta, hotel yang berdiri diatas tanah Keraton dan mempunyai hubungan khusus dengan Keraton Yogyakarta. Hal ini mebuat kecintaan dengan bangunan heritage semakin dalam dan belajar tentang tradisi dan budaya Yogyakarta lebih dalam.

Untuk menambah pengalaman, Wiwied menerima tantangan baru di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center pada 2015. Ia membantu membangun strategi pemasaran sejak awal berdirinya hotel tersebut. Kreativitasnya dalam membuat perencanaan pemasaran dan mengelola hubungan media membawa hotel ini meraih citra positif di tengah persaingan industri perhotelan yang semakin kompetitif.

Pada 2023 berkesempatan bergabung dengan owning company di PT Saraswanti Indoland Development Tbk Sebagai Marketing Komunikasi Manager dan menimba ilmu tentang strategi komunikasi pemasaran dalam hal property.

“Saya mengalah dengan berkarier di Yogyakarta, dimana suami sebelumnya berkarier di dunia perhotelan ada di beberapa kota. Karena melihat saya yang selalu mobile akhirnya sekarang gentian suami yang di Yogyakarta dan saya berkesempatan untuk bekerja di luar Yogyakarta,” jelasnya.

Kecintaan pada Heritage

Di setiap langkah kariernya, Wiwied menunjukkan kecintaan yang mendalam pada sejarah. Ketertarikannya pada bangunan warisan budaya mendorongnya untuk terus mengembangkan strategi yang menggabungkan elemen sejarah dengan pengalaman wisata modern. Ia percaya bahwa setiap bangunan tua memiliki kisah yang perlu diceritakan kepada dunia.

Salah satu fokusnya di Surabaya adalah menghidupkan kembali kota lama yang memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata sejarah. Ia melihat banyak bangunan kolonial dan peranakan yang masih tersembunyi dan belum dikelola dengan baik. Tantangan inilah yang membuatnya semakin bersemangat untuk bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas lokal dalam menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat cagar budaya yang menarik bagi wisatawan, khususnya dari mancanegara.

“Saya suka Heritage karena ada sesuatu tantangan untuk bisa menggali informasinya dan kita bisa menceritakan ke orang itu tentang sesuatu sejarah. Kenapa kok tidak ada yang mengomunikasikan ini untuk sebagai destinasi wisata walaupun dengan kondisi seperti ini (tempat lokasi sekitar kota lama) tapi ada dukungan ataupun support baik dari swasta maupun pemerintah untuk bisa membuat tempat sekitar kota lama ini tidak terbengkalai,” katanya. “Orang dari mancanegara khususnya Eropa lebih tertarik pada legenda dan cerita budaya daripada mal atau tempat modern.”

Wiwied juga mencatat bahwa banyak wisatawan kebingungan saat berkunjung karena minimnya informasi dan kurangnya pemandu yang memahami sejarah lokal. “Saya ingin membangun program yang bisa menjadikan bangunan lama ini lebih hidup dan membuat wisatawan merasa seperti berjalan-jalan di masa lalu,” tambahnya.

Membangun Tim dan Inspirasi di Perhotelan

Sebagai seorang pemimpin, Wiwied selalu berusaha memberikan inspirasi kepada timnya. Ia percaya bahwa hotel adalah sebuah entitas yang hidup, dan setiap anggota tim harus memiliki semangat yang sama untuk memberikan pengalaman terbaik kepada tamu.

“Saya berpikir hotel Kokoon ini adalah hotel dengan konsep butik yang tidak memiliki saingan karena memperlihatkan karakter unik dan nuansa sejarah,” ujar Wiwied. Salah satu inspirasinya adalah memadukan elemen budaya lokal dengan layanan modern yang personal.

Wiwied memiliki visi agar Hotel Kokoon yang memiliki keunikan karena berada di atas bangunan kuno dibangun pada zaman kolonial Belanda juga area sekitar hotel juga memiliki kisah sejarah yang juga merupakan bagian dari sejarah Kota Surabaya ini, tidak hanya menjadi tempat istirahat (menginap) tapi juga tempat belajar sejarah bagi generasi muda dan para wisatawan local dan mancanegara. Sehingga sedikit banyak akan dapat mendorong perkembangan pariwisata.

“Saya berharap nantinya kami dapat bekerjasama dengan berbagai pihak baik swasta maupun pemerintah untuk dapat mengelola tempat ini, sehingga pariwisata dapat tumbuh dengan lebih baik,” jelasnya dengan penuh semangat.

Ia juga menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan budaya kerja Surabaya yang berbeda dengan Yogyakarta. Namun, ketangguhan dan semangat belajarnya membuatnya terus berkembang. Baginya, setiap pengalaman adalah pelajaran berharga, mulai dari mempelajari sistem teknik hotel hingga memahami kebutuhan pasar yang terus berubah.

Keseimbangan antara Karier dan Keluarga

Di luar kesibukan profesionalnya, Wiwied adalah seorang istri dan ibu yang berdedikasi. Suaminya, yang juga seorang chef, memahami tantangan dalam industri perhotelan. Mereka berbagi tanggung jawab dan tetap menjaga kualitas waktu bersama keluarga.

“Quality time itu penting,” kata Wiwied. “Saya selalu berusaha hadir untuk anak-anak, meski harus membagi waktu dengan pekerjaan. Anak-anak saya sekarang sudah dewasa dan mengerti bahwa orang tuanya terutama ibunya merupakan seorang perempuan karir, sekarang saya bisa lebih seimbang dalam peran saya sebagai ibu dan profesional.”

Dengan semua pengalaman dan pencapaiannya, Wiwied A. Widyastuti terus menjadi inspirasi bagi banyak orang di industri perhotelan. Dedikasinya terhadap sejarah dan pariwisata menunjukkan bahwa warisan budaya dapat menjadi aset berharga jika dikelola dengan baik dan penuh semangat. Bagi Wiwied, setiap bangunan tua menyimpan kisah yang menunggu untuk diceritakan, dan setiap kisah adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.

FOKUS DUNIA

NEWS