ETIndonesia. Militer Myanmar pada 8 Januari 2025, melancarkan serangan udara di wilayah barat Negara Bagian Rakhine, menghancurkan sekitar 500 rumah warga dan menyebabkan lebih dari 40 orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak. Selain itu, sekitar 20 orang dilaporkan terluka.
Juru bicara Tentara Arakan (Arakan Army), Khaing Thukha, menyatakan kepada The Irrawaddy bahwa serangan tersebut terjadi pada 8 Januari, tanpa adanya pertempuran saat itu.
Laporan dari kantor berita Central News Agency yang dikutip dari Reuters menyebutkan bahwa Pemerintah Bayangan Myanmar yang terdiri dari kelompok anti-militer serta kelompok pemberontak minoritas yang memperjuangkan otonomi daerah, Tentara Arakan, juga melaporkan puluhan korban tewas akibat serangan itu.
Menurut pernyataan dari Pemerintah Persatuan Nasional (National Unity Government) yang dibentuk kubu anti-militer dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) semalam, serangan udara oleh militer pada sore hari di desa Kyauk Ni Maw, wilayah Yanbye, menghancurkan sekitar 500 rumah dan menyebabkan lebih dari 40 orang tewas.
Desa Kyauk Ni Maw merupakan lokasi awal terjadinya konflik Rohingya di bagian utara Negara Bagian Rakhine. Pada Maret 2024, Tentara Arakan menguasai desa ini yang dihuni oleh etnis Kaman dan Rohingya. Banyak penduduk desa yang berasal dari wilayah lain dan mengungsi ke sana akibat konflik bersenjata.
Laporan dari Reuters menyebutkan bahwa mereka belum dapat mengkonfirmasi kejadian tersebut, sementara juru bicara militer Myanmar belum menanggapi panggilan telepon untuk memberikan keterangan.
Militer Myanmar menyangkal tuduhan bahwa mereka melakukan kekerasan terhadap warga sipil dan mengklaim bahwa operasi tersebut ditujukan untuk memerangi “teroris”.
Tentara Arakan merilis nama 26 warga Muslim yang mereka klaim tewas dalam serangan itu dan menyebutkan 12 orang lainnya terluka. (Hui)
Sumber : NTDTV.com