Kematian Akibat Pneumonia di Korsel Melonjak, Rumah Duka dan Krematorium Penuh

Wabah influenza yang melanda Korea Selatan baru-baru ini menyebabkan lonjakan kematian akibat pneumonia, membuat rumah duka dan krematorium di berbagai daerah penuh sesak. Banyak keluarga korban harus menunggu dalam antrian untuk memesan krematorium, bahkan terpaksa memperpanjang jadwal pemakaman

ETIndonesia. Laporan Yonhap News menyebutkan sejak akhir Desember tahun lalu, jumlah kematian akibat pneumonia di Korea Selatan meningkat tajam, yang terkait erat dengan merebaknya wabah influenza pada periode yang sama.

Lonjakan jumlah kematian ini menambah tekanan pada rumah duka di berbagai daerah. Banyak keluarga terpaksa menunda jadwal pemakaman karena sulitnya mendapatkan reservasi krematorium.

Di Kota Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara, satu-satunya krematorium di wilayah tersebut, “Mokryeon Park,” yang biasanya dapat menangani 22 jenazah per hari, telah penuh dipesan hingga 14 Januari, bahkan sudah ada 16 reservasi untuk 15 Januari. Hal ini menyebabkan banyak keluarga tidak dapat mengatur proses kremasi tepat waktu.

Seorang petugas rumah duka menjelaskan bahwa setiap hari ada hingga tiga keluarga yang harus menyimpan jenazah lebih lama karena tidak dapat memesan krematorium, dan baru bisa melakukan kremasi pada hari berikutnya.

Sejak akhir tahun lalu, reservasi kremasi tiba-tiba membludak. Biasanya, jika Mokryeon Park penuh, beberapa keluarga bersedia membayar lebih untuk memindahkan jenazah ke krematorium di Kota Sejong. Namun, tempat tersebut juga penuh.

Tradisi pemakaman di Korea Selatan umumnya berlangsung selama tiga hari: hari pertama untuk mendirikan altar penghormatan, hari kedua untuk prosesi pemakaman, dan hari ketiga untuk kremasi. Namun, karena tingginya permintaan, banyak keluarga terpaksa memperpanjang pemakaman menjadi empat hari.

Rumah Duka Universitas Nasional Chungbuk menyatakan bahwa saat ini adalah masa puncak penyakit saluran pernapasan, namun peningkatan kematian akibat pneumonia tahun ini tampaknya jauh lebih tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Pihak rumah duka menambahkan bahwa selama sepuluh tahun beroperasi, mereka belum pernah mengalami situasi banyaknya pemakaman empat hari seperti ini, kecuali saat pandemi COVID-19.

Rumah duka Rumah Sakit Hana sejak 30 Desember lalu juga terus penuh dengan reservasi untuk enam altar pemakamannya. Beberapa keluarga harus menunggu sehari sebelum bisa memulai proses pemakaman.

Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), selama pekan terakhir Desember 2024 (22-28 Desember), di antara 300 pusat pengawasan influenza di seluruh negeri, 73,9 dari setiap 1.000 pasien menunjukkan gejala mirip influenza (ILI). Angka ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2016 (86,2 kasus) dan mendekati puncak wabah influenza untuk pertama kalinya dalam delapan tahun. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS