Pengakuan Mengejutkan Tentara Korea Utara yang Ditawan, Zelenskyy Serukan Pertukaran Tawanan dengan Kim Jong-un

EtIndonesia. Pada Oktober tahun lalu, Korea Utara mengirimkan pasukan elitnya ke Rusia untuk bertempur. Setelah menerima pelatihan militer dasar di berbagai lokasi, mereka dikerahkan ke wilayah Kursk untuk melawan pasukan Ukraina.

Pada 9 Januari, pasukan Ukraina berhasil menangkap dua tentara Korea Utara di wilayah Kursk. Keduanya berusia 20 dan 26 tahun dan kini telah dibawa ke Kyiv untuk menjalani perawatan. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mempublikasikan rekaman interogasi mereka di media sosial dengan bantuan penerjemah dari dinas intelijen Korea Selatan.

Dalam unggahannya di platform X, Zelenskyy secara khusus menulis pesan dalam bahasa Korea, menyerukan kepada Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, untuk mempertimbangkan pertukaran tawanan, yaitu tentara Korea Utara yang ditawan dengan tawanan perang Ukraina.

Menurut laporan Yonhap News, dua tentara Korea Utara tersebut adalah bagian dari pasukan elit. Salah satu dari mereka adalah prajurit berusia 20 tahun yang tertangkap dengan membawa kartu identitas palsu sebagai tentara Rusia dari Republik Tuva, Siberia. Sedangkan yang berusia 26 tahun adalah seorang penembak jitu yang terluka di bagian rahang dan tidak bisa berbicara. Dia hanya dapat berkomunikasi melalui anggukan, gelengan kepala, atau tulisan.

Pada 12 Januari, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengungkapkan hasil interogasi tentara Korea Utara tersebut. Dalam pengakuannya, mereka menyebutkan bahwa pasukan Korea Utara mengalami kerugian besar selama pertempuran di Rusia. Zelenskyy kemudian mengunggah artikel dalam tiga bahasa—Inggris, Ukraina, dan Korea—di platform X, menawarkan kepada Kim Jong-un untuk menukar tawanan perang Ukraina yang berada di Rusia dengan tentara Korea Utara yang ditawan Ukraina.

Zelenskyy menyatakan bahwa jika Kim Jong-un bersedia memulai proses pertukaran tawanan perang, Ukraina siap menyerahkan tentara Korea Utara kepada pihak Korea Utara. Zelenskyy menegaskan bahwa tidak ada yang dapat membantah fakta bahwa Rusia saat ini sangat bergantung pada bantuan militer dari Korea Utara. Dia juga menambahkan bahwa tanpa bantuan tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan mampu melakukan banyak hal.

Selain itu, Zelenskyy mengusulkan opsi lain bagi tentara Korea Utara yang tidak ingin kembali ke negaranya. Dia mengatakan bahwa mereka dapat diberikan kesempatan untuk menyebarkan kebenaran tentang pengalaman mereka selama perang, dengan tujuan mempromosikan perdamaian. Namun, Zelenskyy tidak memberikan detail lebih lanjut tentang opsi ini.

Zelenskyy juga membagikan video interogasi selama 2 menit 55 detik yang diunggah di Facebook. Interogasi tersebut dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dengan bantuan penerjemah dari NIS Korea Selatan. Dalam video itu, seorang pria Korea Selatan bertindak sebagai penerjemah lisan.

Berikut adalah isi percakapan interogasi yang diterjemahkan:

Tentara Korea Utara, usia 20 tahun:

Penerjemah: Apakah kamu tahu sekarang berada di mana?
Tentara: (menggelengkan kepala)
Penerjemah: Kamu sekarang berada di Ukraina.
Tentara: (mengangguk)
Penerjemah: Apakah kamu tahu bahwa kamu sedang berperang melawan tentara Ukraina?
Tentara: (menggelengkan kepala)
Penerjemah: Tidak tahu?
Tentara: (mengangguk pelan)
Penerjemah: Apa perintah yang diberikan oleh komandarmu? Apakah disebutkan kamu harus melawan siapa?
Tentara: Melakukan pelatihan seperti dalam pertempuran sungguhan.
Penerjemah: Kamu sudah di garis depan sejak 3 Januari, kan?
Tentara: (mengangguk pelan)
Penerjemah: Dari 3 Januari di garis depan?
Tentara: (mengangguk)
Penerjemah: Sampai kapan? Hingga kamu tertangkap?
Tentara: (mengangguk) 3 Januari… (mengernyit kesakitan), saya melihat rekan-rekan saya tewas di dekat saya, lalu saya bersembunyi di bunker dan terluka pada 5 Januari.
Penerjemah: Apakah kamu ingin kembali ke Korea Utara?
Tentara: (ragu-ragu) Orang-orang Ukraina sangat baik…
Penerjemah: Ukraina tidak buruk, ya? Tempat ini cukup baik?
Tentara: (ragu sejenak) Saya ingin tinggal di sini.
Penerjemah: Sekarang, kami, termasuk teman-teman Ukraina di sini, saya, dan para guru juga ada di sini. Jika kamu berbicara dengan mereka, kami bisa mencoba membuatmu tinggal di sini. Tapi kamu harus menjaga kesehatanmu dan makan tepat waktu, ya? Kami akan sering menjengukmu.
Tentara: Kalian tidak akan mengirim saya pulang, kan?
Penerjemah: Pulang? Apakah kamu ingin pulang?
Tentara: Jika disuruh, saya akan pergi.
Penerjemah: Jika diminta untuk tinggal di Ukraina, apakah kamu akan tinggal?
Tentara: (mengangguk)

Tentara Korea Utara, usia 26 tahun (dengan rahang diperban):

Penerjemah: Apakah kamu tidak memiliki keluarga di Korea Utara?
Tentara: (mengangguk) Uh… uhmm…
Penerjemah: Ada keluarga?
Tentara: (mengangguk lagi) Uhmm.
Penerjemah: Apakah orang tuamu tahu di mana kamu sekarang?
Tentara: (menggelengkan kepala)
Penerjemah: Apakah kamu ingin kembali ke Korea Utara?
Tentara: (mengangguk, matanya bergerak gelisah)

Menurut laporan CNN, baik Moskow maupun Pyongyang belum secara resmi mengakui keberadaan pasukan Korea Utara di Rusia. Berdasarkan estimasi Ukraina dan negara-negara Barat, sekitar 11.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk. Sejak Ukraina melancarkan serangan lintas perbatasan pada Agustus tahun lalu, pasukan Ukraina telah berhasil merebut ratusan kilometer persegi wilayah. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS