Analisis Penulis Tionghoa tentang Siasat Pengalihan Topik  The New York Times

ETIndonesia. Sheng Xue, penulis Tionghoa dan Wakil Ketua Global dari Aliansi Demokratik Tiongkok, baru-baru ini mengatakan kepada Epoch Times bahwa artikel The New York Times yang menyerang Falun Gong dan Shen Yun hanya mencerminkan prasangka segelintir orang. Menurutnya, hal ini secara tidak langsung memperkuat represi lintas negara Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan mengaburkan perhatian atas pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap praktisi Falun Gong. Meski demikian, Sheng Xue yakin bahwa upaya PKT untuk mendiskreditkan Falun Gong di masyarakat bebas tidak akan berhasil.

“Selama lebih dari 25 tahun, praktisi Falun Gong menjadi kelompok yang paling dianiaya di Tiongkok. Mereka telah mengalami represi yang berlangsung lama dan brutal dengan metode PKT yang tidak mengenal batas dan sangat kejam. Ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi banyak orang,” ujar Sheng Xue.  

Sheng Xue menambahkan bahwa PKT telah lama melakukan propaganda besar-besaran secara global untuk mempengaruhi media, termasuk mengundang jurnalis, editor, dan pemimpin media ke Tiongkok dengan menawarkan biaya perjalanan, akomodasi, tur, dan bahkan hadiah.

Dilaporkan bahwa penerbit New York Times Arthur Sulzberger Jr. bersama beberapa editor dan jurnalisnya pernah berkunjung ke Beijing pada 2001, dan mereka mendapat kesempatan bertemu dengan pemimpin PKT saat itu, Jiang Zemin.

BACA JUGA : [Laporan Khusus] Kisah di Balik Dana Shenyun Sebesar US$ 266 Juta

BACA JUGA : 【Laporan Khusus】Kisah Kehidupan dan Pengajaran Pendiri Falun Gong

Sheng Xue mengatakan, “Sebenarnya pada saat itu, PKT memiliki strategi propaganda besar baru yang menargetkan seluruh dunia dan media global. Mereka menggunakan banyak uang untuk membeli media internasional, bahkan banyak media berbahasa mandarin sebenarnya telah dibeli, ini adalah fakta yang sudah diketahui semua orang.”

Mengenai cara PKT mencemarkan nama baik dan menyerang Falun Gong, Shen Yun, dan Epoch Times, Sheng Xue mengatakan bahwa The New York Times saat ini menggunakan taktik perang opini publik, seolah-olah mereka harus mencapai tujuan tertentu. Sheng Xue mengatakan, “Sebenarnya tidak mengherankan, dan tidak ada yang terlalu baru, hanya saja gelombang terbaru ini tampak lebih agresif.” 

“Jadi sekarang dengan menggunakan taktik opini publik seperti ini, menggali dari berbagai sudut, membuat insinuasi, dan menggunakan tuduhan yang tidak jelas, termasuk terhadap pemimpinnya, terhadap pendiri Falun Gong, Guru Li Hongzhi, saya merasa ini sangat familiar, karena PKT dapat dikatakan selalu menggunakan metode seperti ini terhadap musuh-musuhnya. Mereka memanfaatkan kebebasan berbicara, kebebasan berekspresi, dan platform media di negara-negara demokratis, bahkan termasuk sarana hukum. Sepertinya mereka benar-benar ingin mencapai tujuan tertentu, tetapi tujuan PKT ini benar-benar tidak mungkin tercapai.”

BACA JUGA : Aktivis HAM dan Pengacara Tiongkok : Guru Li Hongzhi adalah Orang Bijak, Fitnah dari The New York Times Tidak Akan Berhasil

Sheng Xue juga menyoroti bahwa banyak orang kini mulai mempertanyakan apakah media arus utama Amerika Serikat telah menjadi alat kepentingan tertentu, termasuk melalui pemberitaan yang bias dan menyebarkan informasi tidak akurat.

“Saya ingin bertanya apakah New York Times pernah secara mendalam menyelidiki dan melaporkan tindakan PKT, termasuk pengambilan organ secara paksa dari praktisi Falun Gong? Jika tidak, mengapa mereka memilih untuk menyerang Falun Gong saat ini?”

Menurut Sheng Xue, Falun Gong telah mendapat dukungan internasional karena keberanian mereka mengungkap kejahatan PKT dan sistematisnya penelitian mereka tentang bahaya komunisme.

Sheng Xue menjelaskan:“Falun Gong  secara mendalam dan sistematis mengungkap sifat represif PKT, dan hal ini mendapat dukungan serta penghormatan dari banyak orang. Ini menjadi ancaman serius bagi PKT karena semakin banyak orang tidak lagi mempercayai propaganda mereka.”

Sheng Xue juga menyoroti pentingnya Shen Yun, yang telah menunjukkan keindahan budaya Tiongkok sebelum masa kekuasaan PKT kepada dunia selama 18 tahun terakhir.

“Ini adalah pukulan besar bagi PKT karena semakin banyak orang menyadari seperti apa Tiongkok sebenarnya sebelum PKT berkuasa.”

Dia menyerukan lebih banyak perhatian terhadap kejahatan pengambilan organ secara paksa yang dilakukan PKT, yang menurutnya masih berlangsung hingga saat ini. (Hui)

Sumber :NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS