ETIndonesia. Kamp penipuan online di Myawaddy, Myanmar, terkenal karena aktivitas maraknya penipuan telekomunikasi. Baru-baru ini, seorang warga Tiongkok mengumpulkan data korban yang terjebak di Myanmar. Dalam dua hari tercatat lebih dari seribu kasus. Kamp penipuan tersebut disebut terkait dengan proyek investasi “Belt and Road Initiative” Partai Komunis Tiongkok (PKT).
Awal 2025, aktor Tiongkok Wang Xing ditipu dengan alasan syuting film dan dibawa ke Myawaddy (Kamp KK di Myanmar). Meski Wang telah diselamatkan, banyak warga Tiongkok lainnya masih terjebak di Myanmar.
“Wang Xing ditahan bersama lebih dari 50 orang. Kenapa hanya dia yang diselamatkan? Apakah mobil penyelamat hanya bisa menampung satu orang? Ini jelas menunjukkan adanya penegakan hukum yang selektif,” kata David Huang, ekonom Tiongkok yang tinggal di AS.
Pada 9 Januari, seorang wanita Tiongkok bernama Dai membuka dokumen daring untuk mengumpulkan data korban di Myanmar. Hingga 11 Januari malam, tercatat lebih dari 1.500 korban, kebanyakan pria, dengan korban termuda berusia 15 tahun.
“Ada 487 keluarga di grup kami yang mengalami hal yang sama. Mereka tidak bisa makan dan tidur karena khawatir. Kami berharap pihak berwenang memperhatikan kamp scam di Myanmar dan menyelamatkan warga kami,” ujar Seorang kerabat korban di Myanmar.
Pada 10 Januari, CCTV Tiongkok menyiarkan program khusus yang menyatakan bahwa hingga akhir 2024, lebih dari 53.000 orang telah ditangkap terkait penipuan telekomunikasi dan kamp scam di wilayah utara Myanmar telah “diberantas”.
Namun demikian, seorang warga Tiongkok di Myanmar, Li Tengchong, mengungkapkan bahwa sekitar 70.000 orang ditipu dan dibawa ke Myanmar setiap tahun. Sebagian besar masih terjebak dengan kondisi yang sangat buruk.
Aktor Tiongkok Xu Bochun juga menjadi korban pada Juni 2024 dan dibawa ke Kokang, Myanmar.
“Saya melihat terlalu banyak orang yang menghilang di depan mata saya karena menolak pinjaman paksa dan melawan,” ujar Xu Bochun.
Menurut Xu, mereka mengalami kekerasan setiap hari, ponsel disita, uang di rekening dikuras, bahkan wajah mereka dipindai untuk pinjaman atas nama mereka. Sebuah kasus melibatkan dua bersaudara yang harus menanggung utang RMB.400.000 karena pinjaman berbasis pemindaian wajah.
“Setiap hari ada sekitar 100 orang yang dipindahkan—baik dijual atau dibeli oleh perusahaan lain. Setiap tiga bulan, orang tanpa performa baik dijual ke perusahaan lain, atau dalam kasus ekstrem, terlibat dalam perdagangan organ,” kata Xu.
Xu akhirnya dibebaskan setelah keluarganya membayar tebusan hampir RMB.1 juta .
Di wilayah Myawaddy saja, terdapat sekitar 30 kamp penipuan serupa KK, dengan sekitar 300.000 orang yang terlibat. Kamp ini diketahui berhubungan erat dengan dukungan dari PKT.
“Peralatan komunikasi dan pasokan kamp ini disediakan oleh Tiongkok dan Thailand. Wilayah utara Myanmar bergantung pada dukungan Tiongkok untuk komunikasi dan listrik, membuat kamp ini sepenuhnya bergantung pada Tiongkok,” ujar David Huang.
Proyek besar di Myawaddy dilaporkan sebagai bagian dari “Belt and Road Initiative” PKT yang diumumkan pada 2017 dengan investasi sebesar $150 miliar untuk membangun “Kota Industri Pintar Internasional Asia-Pasifik Myanmar.” Proyek ini berlokasi di Kamp KK.
Pada 2019 dan 2020, pejabat tinggi PKT secara terbuka mendukung pembangunan Kamp KK. Namun, seiring dengan buruknya reputasi kamp scam tersebut, PKT kemudian menyangkal hubungan dengan proyek itu dan mencari tersangka terkait.
“Kamp scam di Myawaddy menghasilkan miliaran yuan setiap hari, dan investor utamanya adalah perusahaan milik negara PKT yang dikelola oleh kepala kamar dagang setempat yang diawasi oleh Departemen Front Persatuan Tiongkok,” ungkap Li Tengchong.
Kamp penipuan ini tidak hanya menargetkan warga Tiongkok, tetapi juga korban dari seluruh dunia melalui media sosial.
David Huang menambahkan: “Myawaddy hanya satu dari banyak kamp penipuan telekomunikasi, yang tersebar di perbatasan Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, dan bahkan Dubai.”
Kamp-kamp ini diketahui memiliki hubungan erat dengan rantai pasokan telekomunikasi Tiongkok. Pada 2023, pihak berwenang di Kunming, Yunnan, menyita 11.500 kartu SIM yang hendak diselundupkan ke Myanmar. Pihak berwenang PKT juga mengungkap bahwa lebih dari 80 juta kartu SIM telah dijual secara ilegal oleh orang dalam operator telekomunikasi. (hui)
Sumber : NTDTV.com