EtIndonesia. Pada 15 Januari, Komite Penelitian Gempa Jepang melaporkan bahwa kemungkinan terjadinya gempa bumi besar di Palung Nankai dalam 30 tahun ke depan telah meningkat hingga sekitar 80%.
Setiap bulan Januari, Jepang secara rutin menghitung ulang probabilitas gempa besar di Palung Nankai. Perhitungan ini didasarkan pada panjang interval antara gempa bumi besar di masa lalu dan jumlah tahun yang telah berlalu sejak gempa terakhir.
Probabilitas terjadinya gempa besar di Palung Nankai meningkat kurang dari 1% setiap tahunnya. Sejak 2018, peluang terjadinya gempa berkekuatan 8 hingga 9 di sepanjang Palung Nankai telah diestimasi berada di kisaran 70% hingga 80%. Hingga 1 Januari 2024, berdasarkan berbagai skenario perhitungan, probabilitas tersebut berada di kisaran 75% hingga 82%. Angka ini kemudian dibulatkan menjadi sekitar 80% dalam pembaruan terbaru.
Aktivitas Gempa yang Meningkat
Sejak gempa yang melanda Semenanjung Noto pada 1 Januari 2024, Jepang telah mengalami beberapa gempa berkekuatan Magnitudo 6,0 atau lebih. Ketua Komite Penelitian Gempa, Profesor Emeritus Naoshi Hirata dari Universitas Tokyo, menyatakan bahwa pola aktivitas gempa seperti ini belum pernah diamati sebelumnya.
“Sangat sulit untuk memprediksi kapan aktivitas ini akan mereda,” ujarnya.
Hirata juga menekankan pentingnya tetap waspada, mengingat aktivitas gempa yang intensif ini kemungkinan akan berlangsung selama beberapa waktu.
Awal pekan ini, setelah gempa berkekuatan Magnitudo 6,6 melanda Jepang barat daya, Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan pembaruan tambahan kedua mengenai Palung Nankai. Meskipun gempa terjadi di bawah tepi barat pusat gempa yang diperkirakan untuk Palung Nankai, JMA tidak mengeluarkan peringatan khusus karena mereka menilai risiko gempa besar tidak akan segera meningkat.
Namun, pada 8 Agustus 2024, setelah gempa berkekuatan Magnitudo 7,1 mengguncang pantai Prefektur Miyazaki, Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan gempa untuk Palung Nankai. Ini adalah pertama kalinya sistem peringatan tersebut digunakan sejak diimplementasikan pada tahun 2017.
Palung Nankai: Titik Bertemunya Dua Lempeng Tektonik
Palung Nankai adalah parit bawah laut yang membentang di sepanjang pesisir Pasifik Jepang, tempat lempeng Eurasia dan lempeng Laut Philipina bertemu. Kawasan ini dikenal sebagai zona subduksi aktif, dengan gempa besar terjadi setiap 100 hingga 150 tahun sekali. Gempa besar terakhir di kawasan ini adalah Gempa Nankai tahun 1946, yang berkekuatan Magnitudo 8,1.
Sebagai negara dengan aktivitas seismik tinggi, Jepang telah lama mengkhawatirkan potensi gempa berkekuatan 8 hingga 9 di Palung Nankai. Gempa seperti itu diperkirakan akan mengguncang wilayah yang luas dan menyebabkan tsunami dahsyat yang dapat menenggelamkan daerah pesisir secara signifikan.
Pemerintah dan masyarakat Jepang terus memantau aktivitas seismik di Palung Nankai dengan cermat, sambil meningkatkan kesiapan bencana untuk menghadapi kemungkinan gempa besar yang dapat membawa dampak luas. (jhn/yn)