ETIndonesia. Baru-baru ini, kejahatan kamp penipuan Myanmar terus terungkap di internet. Seorang pengusaha Tiongkok yang berhasil melarikan diri dari kamp tersebut mengungkapkan bahwa praktik pengambilan organ hidup di sana benar-benar terjadi dan dilakukan tanpa anestesi. Pasalnya, penggunaan anestesi dinilai akan menurunkan kualitas organ.
“Karena itu mereka tidak bisa memberikan anestesi, karena jika diberikan anestesi, organ akan mengalami kegagalan fungsi. Jadi praktik mengambil ginjal tanpa anestesi itu nyata. Jika Anda memiliki pengetahuan medis, Anda pasti tahu bahwa organ yang baik tidak boleh diberi anestesi; organ harus diambil saat orang masih hidup. Inilah asal usul pengambilan organ hidup, dan ini nyata,” kata Xin Wanlin, seorang pengusaha Tiongkok yang berhasil melarikan diri dari kamp elektronik, dalam wawancara dengan media.
Xin Wanlin dulunya adalah seorang pengusaha kaya pemilik perusahaan perjalanan di Tiongkok. Pada tahun 2022, saat sedang mensurvei jalur wisata di Thailand, dia diculik oleh sindikat perdagangan manusia, dibius, dan dikirim ke kamp elektronik di Myawaddy, Myanmar.
Setelah melalui berbagai bahaya, dia berhasil melarikan diri dan kembali ke Tiongkok. Setelah pulang, Xin Wanlin membuka akun media sosial dan mulai mengungkap kejahatan di kamp elektronik Myanmar, menjadi tokoh terkenal yang memperjuangkan kesadaran anti-penipuan.
Kekejaman yang Terjadi di Kamp Elektronik
Xin Wanlin menjelaskan bahwa di kamp elektronik Myawaddy sering terjadi kekejaman seperti mengubur orang hidup-hidup, melumpuhkan orang, memotong tendon kaki, mengurung di sel air, hukuman fisik di pos militer, hingga penyiksaan menggunakan tongkat listrik. Hal paling kejam adalah pengambilan organ hidup.
Dia mengungkapkan bahwa orang-orang yang sudah tidak memiliki nilai di kamp tersebut akan dikirim ke laut lepas untuk diambil organnya, dan ini adalah kenyataan yang sering terjadi.
Pengambilan Organ Hidup Tanpa Anestesi
Pengambilan organ hidup pertama kali terungkap pada tahun 2006 oleh seorang saksi yang melarikan diri dari Tiongkok. Dia mengungkapkan bahwa pemerintah PKT melakukan pengambilan organ hidup dari praktisi Falun Gong, yang mengejutkan dunia internasional.
Ketua World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) atau Organisasi Dunia untuk Menyelidiki Penganiayaan Terhadap Falun Gong, Wang Zhiyuan, menyatakan bahwa bukti menunjukkan pemerintah PKT memang melakukan pengambilan organ tanpa anestesi untuk menjaga kualitas organ.
Pemilik Kamp Elektronik adalah Orang Tiongkok
Dalam video lainnya, Xin Wanlin mengungkapkan bahwa semua pemilik kamp elektronik di Myanmar adalah orang Tiongkok. Dia menyesalkan kenyataan bahwa orang Tiongkok menipu dan menyakiti sesama mereka sendiri.
Dia menambahkan bahwa pemerintah Myanmar hanya menyediakan lokasi, sementara kegiatan di kamp sepenuhnya dikendalikan oleh pemilik Tiongkok.
Penangkapan Xin Wanlin
Diduga karena terlalu banyak mengungkap rahasia, Xin Wanlin dilaporkan ditangkap oleh polisi Guiyang pada Januari 2024, dan akun media sosialnya berhenti diperbarui.
Kasus Aktor Wang Xing Mengguncang Publik
Awal Januari tahun ini, kasus penculikan aktor Tiongkok Wang Xing dari Thailand ke kamp elektronik Myawaddy mengungkapkan lagi kejahatan tersebut. Wang Xing berhasil diselamatkan oleh polisi Thailand dan kembali ke Tiongkok, membawa cerita tentang lebih dari 50 warga Tiongkok yang masih disekap di sana.
Hubungan dengan Pemerintah PKT
Laporan menyebutkan bahwa kamp elektronik di Myawaddy dibiayai oleh perusahaan milik negara PKT dan didukung oleh berbagai institusi seperti China Telecom, China Mobile, hingga China Post. Hal ini menunjukkan keterlibatan langsung pemerintah PKT dalam pembangunan dan operasional kamp tersebut. (Hui)
Sumber : NTDTV.com