Orang Tua Misterius di Samping Tempat Tidur Tengah Malam Membuatnya Kembali Percaya pada Keberadaan Tuhan

EtIndonesia. Seorang ibu tunggal yang membesarkan empat anaknya sendirian, mereka tinggal di sebuah rumah yang dibangun dari batu bata, dijaga oleh penghuni dari dunia lain. Kisah ini diceritakan dari sudut pandang salah satu anak, dan berikut adalah cerita tersebut.

Ini adalah cerita saya tentang “roh halus”, pada musim dingin tahun 1971, saya kira-kira berusia 9 tahun, kami telah tinggal di rumah ini sejak musim panas tahun 1967, saat itu tidak pernah melihat atau mendengar hal-hal yang tidak biasa, sampai malam dingin di tahun 1971. 

Saat itu kakak perempuan saya masih tinggal di rumah, ibu saya memindahkan tempat tidur saya ke kamar tidurnya adik perempuan saya, dan mengosongkan kamar tidur saya, alasannya untuk mempertahankan panas yang diperoleh dari pemanas minyak tanah tua. 

Kami biasanya akan tidur sekitar pukul 9:30 malam, saya tidur beberapa jam kemudian, tiba-tiba terbangun tanpa alasan yang jelas, biasanya akan tidur sampai sekitar pukul 7 pagi.

Ketika bangun, saya melihat ke arah jendela, bertanya-tanya mengapa saya terbangun, saat saya memikirkannya, ada perasaan aneh seperti sedang diawasi, dan secara perlahan saya mengalihkan pandangan ke kiri, melihat ke arah ibu dan adik perempuan saya yang tidur di sisi lain. Saat itulah saya melihat seorang pria tua duduk di kursi di samping tempat tidur, matanya menatap langsung ke arah saya. 

Saya berkedip, menatap hantu di depan saya, dia masih di sana, tampak sangat mirip dengan kakek saya yang masih hidup, berusia sekitar enam puluhan tahun. Meskipun rambutnya tipis dan beruban, tapi wajahnya terlihat sangat bersih, mengenakan kemeja lengan pendek putih dan celana santai coklat, duduk di sana menatap saya, seolah-olah dia mengenal saya. 

Meskipun dia adalah orang asing, saya tidak merasa takut, malah merasa sangat tenang, bahkan merasa senang, kemudian saya berbalik dan segera tertidur lagi. Saya tidak pernah menceritakan hal ini kepada ibu, kakak perempuan, atau orang lain, ini adalah rahasia yang saya simpan sendiri.

Sebelas tahun kemudian, pada malam Natal, seluruh keluarga kami berkumpul, mulai bercerita tentang masa kecil, kami empat bersaudara berbicara tentang momen konyol atau spesial dari masa kecil kami. 

Saat giliran kakak perempuan saya untuk berbagi cerita, dia mengatakan dia juga sangat menyukai rumah ini, tetapi dia tidak pernah peduli dengan hantu yang dia lihat di sini.

Mendengar itu, saya langsung merinding, mendengarkan kakak perempuan saya menceritakan apa yang dia lihat, saya menjadi lebih gugup, membuat keluarga kami tertawa. 

Ternyata kakak perempuan saya juga pernah bangun tiba-tiba di tengah malam, dan juga mengalami perasaan sedang diawasi. Saat itu dia melihat sekeliling kamar tidur, dan melihat hantu itu berdiri di pintu kamar tidur, menghadap kami, menatap kami yang sedang tidur lelap.

Dia hanya berdiri di sana menatap kami, kakak perempuan saya melihat wajahnya, dia pun tersenyum, dan juga merasa tenang, kemudian tertidur lagi. Kemudian saya bercerita tentang pengalaman saya sendiri, saya juga melihat pria tua itu, kami berdua melihatnya di malam yang dingin, mungkin kami bertemu dia di tahun yang sama.

Pada awal tahun 1988, saya sedang mengalami gangguan dalam hidup saya, yang membuat saya sulit tidur di malam hari, saat itu saya telah menjadi seorang ateis selama tujuh tahun, tetapi karir militer saya dan melihat kelahiran dua anak saya membuat saya menyadari kemungkinan adanya Tuhan,aya menangis malam itu. Dalam hati saya berkata: “Jika Engkau nyata dan ada di sana, saya membutuhkan Engkau sekarang… tolong bicaralah dengan saya!” 

Tiba-tiba, dari kegelapan ruang tamu terdengar suara yang lembut namun berwibawa, membuat saya tiba-tiba marah dan berkata: “Di mana Engkau ketika saya masih muda, tanpa ayah, kelaparan, dan kedinginan?” 

Suara itu dengan lembut berkata: “Ingatlah malam-malam itu, kamu berdiri di samping ibumu yang sedang tidur, berdoa kepada Ku untuk melindungi dia dan saudara-saudara kamu, Aku telah melakukannya, Aku mengirimkan salah satu pelayan Ku untuk menjaga mu selama masa sulit mu.” 

Air mata di wajah saya berhenti, saya teringat doa masa kecil saya, serta orang tua yang pernah saya lihat  dan kakak perempuan saya bertahun-tahun yang lalu, membuat saya malu atas kata-kata yang baru saja saya ucapkan. Ternyata Tuhan selalu menjaga saya, menjawab doa saya, membantu ibu saya agar kami bisa melalui hari yang baru. Pengalaman ini terukir dalam hati saya, dan selalu menghargai momen di malam itu.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS