Ditemukan Lukisan Batu Misterius di Pegunungan Terpencil, Petroglif Wanshan di Taiwan yang Hilang


EtIndonesia. Siapakah yang mengukir totem misterius pada batu besar tersebut? Apakah garis-garis bulat dan simbol wajah tersebut merupakan peninggalan peradaban alien kuno, atau hanya karya unik dari seorang seniman? Situs arkeologi nasional “Petroglif Wanshan Taiwan” tersembunyi di pegunungan dalam daerah Maolin, Kaohsiung, tempat tinggal suku Rukai Wanshan. Situs ini telah berusia lebih dari 40 tahun dan misterinya masih belum terpecahkan, memicu rasa penasaran banyak orang.

Dibutuhkan empat hari untuk mencapai gunung mitos

Menjelajahi situs arkeologi Petroglif Wanshan Taiwan yang ditetapkan secara nasional bukanlah hal yang mudah; orang-orang harus menghabiskan empat hari berjalan kaki melalui medan yang sulit. Situs tersebut terletak di hutan asli dekat komunitas adat Wanshan di daerah Maolin, Kaohsiung, satu-satunya situs Petroglif  Wanshan di Taiwan. 

Anggota suku Drekay (Rukai) yang tinggal di daerah Maolin, bekerja sama dengan Biro Kebudayaan Pemerintah Kota Kaohsiung yang ditugaskan oleh Kementerian Kebudayaan untuk membantu dalam pengelolaan dan pemeliharaan, telah membentuk tim patroli suku yang mulai melakukan patroli bulanan ke bukit selama musim kering sejak 2021.

Apakah Anda pernah mendengar cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi oleh suku Rukai tentang “wanita yang makan ular”? Legenda mengatakan bahwa seorang wanita dari suku Bunun terpaksa meninggalkan rumah suaminya karena memasak ular berbisa. Karena ular berbisa dianggap sakral dan tak boleh diganggu oleh orang Wanshan, tindakannya tersebut melanggar pantangan adat. Wanita yang diusir tersebut berjanji untuk bertemu suaminya di sebuah batu besar di Gubatsaeh. Menurut legenda, sembari menunggu, wanita tersebut menggambar di atas batu dengan jari-jarinya.

Gubatsaeh adalah salah satu lokasi pahatan batu Wanshan, yang berarti “batu berpola” dalam bahasa Wanshan, dengan berbagai pola misterius terukir di permukaan batu, termasuk gambar manusia, wajah manusia, dan lingkaran konsentris.

Pemimpin tim patroli suku menuturkan, meskipun Petroglif telah ada sebelum diumumkan kepada dunia, orang-orang pada waktu itu tidak menyadari arti pentingnya. Dia menggambarkan bagaimana saat masih muda, dia mengikuti orangtuanya berburu dan mengambil air dekat pahatan batu, dan pahatan batu hanya merupakan bagian dari kehidupan mereka, tidak dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting.

Penggalian berbagai Petroglif

Pada tahun 1978, Profesor Gao Yerong dari Universitas Nasional Pingtung, dengan bantuan penduduk Wanshan, memulai perjalanan mencari totem batu. Pertama kali yang ditemukan adalah situs Petroglif nomor satu dan dua. Petroglif nomor satu “ TKM1-Gubatsaeh ” adalah batu yang luasnya lebih dari 80 meter persegi, dengan berbagai gambar manusia, ular berbisa, dan ular wajah di atasnya, menunjukkan nilai artistik yang tinggi. Sementara pahatan batu nomor dua “Tsubulili ” terkenal dengan pola jejak kaki di batu. 

Pada tahun 1984, pahatan batu nomor tiga “Sanaginaeh ” ditemukan, terdiri dari dua batu pasir berpola termasuk simbol mata, garis melengkung, dan pola titik yang rapat. Terakhir, pahatan batu nomor empat “Dagala-U ” yang ditemukan pada tahun 2022 penuh dengan simbol abstrak, yang diduga adalah gambar dan simbol improvisasi oleh penciptanya. Serangkaian penemuan ini menambah misteri dan minat terhadap totem batu.

Situs Petroglif Wanshan satu-satunya di Taiwan masih memiliki empat misteri yang belum terpecahkan

Petroglif Wanshan ” adalah teka-teki besar dari budaya prasejarah Taiwan, mengungkap sejarah kuno dan misterius dari tanah ini, dan masih banyak misteri yang belum terpecahkan yang perlu diteliti. Kita tidak tahu “suku mana yang menciptakan Petroglif ini? Kapan tepatnya mereka dibuat ? Dan apa motivasi di baliknya? Apa arti totem itu?” Pertanyaan-pertanyaan ini menantang kita, menambah kesulitan dalam memahami Petroglif Wanshan

Patut dicatat bahwa lokasi pahatan batu dekat dengan suku lama Wanshan dan memiliki kemiripan dengan pola hias suku Rukai dan Paiwan saat ini; apakah ini berarti mereka adalah bagian dari kelompok budaya yang sama? Pertanyaan-pertanyaan ini menimbulkan rasa ingin tahu, dan kita hanya bisa menunggu para ahli untuk meneliti dan menemukan jawabannya!(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS