Rentetan Serangan Panas! Drone Ukraina Bikin Pabrik-Pabrik Rusia Membara

EtIndonesia. Ketegangan antara Ukraina dan Rusia kembali meningkat setelah serangkaian serangan udara dan aksi sabotase di berbagai wilayah Rusia. Dari Siberia hingga kota-kota di barat Rusia, sejumlah pabrik dan fasilitas strategis dikabarkan menjadi sasaran drone maupun operasi intelijen Ukraina. 

Berikut rangkuman lengkap yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber lapangan dan laporan intelijen terbuka.

1. Serangan Terbaru di Omsk: Pabrik Kimia dan Sasaran Lainnya

Dini hari, 21 Januari , Militer Ukraina dilaporkan menembakkan sekitar tujuh drone ke Kota Omsk, wilayah selatan Siberia, Rusia. Target utama adalah pabrik karet sintetis yang disebut-sebut sebagai salah satu produsen karet terbesar di Rusia, serta diduga terkait pengadaan perlengkapan militer. Ledakan keras menggema di sekitar kompleks pabrik, diikuti kebakaran hebat dan kepulan asap tebal.

Rekaman video di lokasi memperlihatkan regu pemadam kebakaran berjuang memadamkan api yang belum bisa dikendalikan. Sebelumnya, Ukraina menuduh Rusia kerap menyamarkan fasilitas militer sebagai pabrik sipil. Dugaan ini menguat setelah kasus di Tambov, di mana pabrik bir yang diserang ternyata merupakan pabrik mesiu. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari otoritas Rusia terkait situasi di Omsk. Kerugian materiil serta dampak keseluruhan masih menunggu konfirmasi lebih lanjut, termasuk pemantauan melalui data satelit.

Serangan Lanjutan di Voronezh

Sementara itu, militer Ukraina terus menggempur wilayah Voronezh. Serangan pertama ditujukan ke Bandara Borisoglebsk, diikuti serangan ke gudang minyak di Liski. Menariknya, lokasi gudang minyak tersebut pernah dibom pada 16 Januari. Kobaran api yang belum sepenuhnya padam kian memburuk setelah serangan kedua.

Media Rusia melaporkan, warga Liski mendengar dengungan lebih dari 30 drone di langit. Militer Rusia mengklaim sistem pertahanan udara serta peperangan elektronik mereka berhasil menembak jatuh seluruh drone. Namun, serpihan salah satu drone jatuh mengenai gudang minyak, memicu kebakaran baru. Dari besarnya kobaran api, kerusakan diduga cukup masif. Secara keseluruhan, Ukraina dilaporkan melancarkan serangan udara ke enam wilayah di Rusia, menyebabkan situasi di lapangan semakin tegang.

2. Serangan di Smolensk: Pabrik Pesawat dan Insiden Rudal Pertahanan

20 Januari 2025.  Di Smolensk, sebuah pabrik pembuatan pesawat kembali menjadi sasaran serangan drone pada malam hari. Menurut saluran intelijen terbuka “The Defender,” tentara Ukraina mengirim banyak drone ke wilayah ini. Penduduk setempat mengatakan mendengar dengungan berulang di langit hingga larut malam.

Ketika drone menghantam pabrik pesawat, sistem pertahanan udara Pantsir milik Rusia di lokasi langsung diaktifkan. Namun, upaya pencegatan justru memicu insiden lain: sebuah rudal pertahanan udara dilaporkan jatuh mengenai apartemen di dekat pabrik. Ledakan keras menggetarkan kota, menyalakan langit malam Smolensk dengan cahaya terang. Di saat bersamaan, pabrik pesawat yang juga memproduksi dan memelihara rudal jelajah KH-55 dan KH-59 mengalami kerusakan berat akibat serangan drone.

Pabrik ini dikenal sebagai salah satu pemasok utama rudal jarak jauh bagi militer Rusia—beberapa di antaranya telah digunakan untuk menyerang infrastruktur di Ukraina. Dengan demikian, serangan ini dianggap Ukraina sebagai target strategis. Sebelumnya, pada akhir 2024, militer Ukraina telah menghantam gudang bahan bakar di Smolensk yang menyuplai kebutuhan roket dan rudal Rusia, menimbulkan kerugian besar saat itu.

3. Aksi Sabotase di Wilayah Rusia: Sistem Kereta di Sankt Peterburg Rusak

Masih dalam rangkaian serangan jarak jauh, Ukraina juga melakukan operasi sabotase di dalam wilayah Rusia. Menurut laporan yang dikutip RBC News dari Staf Umum Ukraina, pada 18 Januari sebuah rangkaian kereta tipe 3M62U di Sankt Peterburg berhasil dihancurkan.

Agen-agen Direktorat Intelijen Utama (GUR) Ukraina disebut telah menyusup ke Sankt Peterburg, melakukan pengintaian, lalu membakar kereta tersebut pada malam hari. Rekaman video yang beredar menunjukkan kobaran api melahap rangkaian kereta, merusak fasilitas stasiun dan melumpuhkan sistem kontrol. Kereta ini sebelumnya difungsikan untuk mengangkut senjata, amunisi, dan perlengkapan militer ke garis depan. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari otoritas Rusia. Namun, GUR Ukraina dikenal aktif melakukan sabotase terhadap jalur kereta Rusia—terutama di area Moskow dan Sankt Peterburg—sejak November 2024.

4. Lokomotif Hangus di Pabrik Trem Rokia, Serangan di Tula dan Kaluga

Masih dari laporan yang sama, pada 18 Januari, kebakaran besar juga terjadi di pabrik trem Rokia di Sankt Peterburg. Sebuah lokomotif tipe 3M URU yang sedianya digunakan untuk mendukung logistik militer Rusia dilaporkan hancur total. Kementerian Pertahanan Ukraina melalui saluran Telegram menyebut, sistem kontrol lokomotif itu hangus terbakar sehingga tidak mungkin diperbaiki. Lokomotif tersebut sebelumnya kerap dipakai untuk mengangkut senjata dan amunisi Rusia melalui jalur kereta api.

Staf Umum Ukraina menambahkan bahwa pada malam yang sama, Dinas Intelijen Utama (GUR) bersama unit militer lainnya melancarkan serangan ke Gedung Badan Federal 3 Maret di wilayah Tula dan gudang pos di kawasan Kaluga, Rusia. Kedua target dilaporkan berhasil ditembus. Di saat bersamaan, terjadi pula pembakaran menara komunikasi di dekat Kota Krasnodar. Semua rangkaian peristiwa ini menegaskan semakin intensifnya operasi sabotase yang ditujukan untuk melemahkan infrastruktur dan kemampuan logistik militer Rusia.

5. Peningkatan Peran Jet Tempur Ukraina dan Pertempuran di Kharkiv

Di garis depan, pemanfaatan jet tempur oleh Ukraina semakin terlihat dominan. Beredar sejumlah video yang memperlihatkan pesawat Ukraina lepas landas, lalu menjatuhkan bom berpemandu buatan Barat ke posisi Rusia. Ledakan di darat menimbulkan kepulan asap menyerupai cendawan raksasa. Kehadiran jet F-16 dalam armada Ukraina turut mengubah peta kendali udara, membuat frekuensi serangan udara Rusia menurun drastis. Jet-jet tempur Ukraina kini lebih sering tampak berpatroli di langit.

Di wilayah Kharkiv, Brigade Ke-77 Ukraina dilaporkan menggagalkan upaya penyergapan oleh pasukan Rusia. Setidaknya tiga kendaraan lapis baja Rusia berhasil dihancurkan. Meskipun intensitas serangan Rusia di kawasan ini meningkat, belum ada keberhasilan signifikan yang diraih oleh pihak Rusia.

6. Serangan Drone di Kazan dan Pernyataan Panglima Tertinggi Ukraina

19 Januari malam, drone Ukraina juga dilaporkan menyerang pabrik pesawat militer di Kazan, tempat produksi dan perawatan pesawat pembom strategis Tu-160 dan Tu-22M3/M3M, serta merusak akademi penerbangan di lokasi yang sama.

Menanggapi keberhasilan serangan-serangan jarak jauh ini, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Syersky, dalam sebuah wawancara televisi menegaskan bahwa Ukraina tidak bisa hanya bertahan. Menurutnya, kunci kemenangan terletak pada pemanfaatan keunggulan teknologi, termasuk satuan drone khusus yang diklaim menjadi pionir di dunia. Ukraina terus mengembangkan platform nirawak, mulai dari drone udara hingga robotika darat, untuk menekan kemampuan tempur Rusia dari jarak jauh.

Jenderal Syersky menambahkan, dalam beberapa bulan terakhir, konsumsi amunisi artileri Rusia diklaim telah berkurang hampir setengahnya. Hal ini dianggap sebagai salah satu indikator melemahnya kapasitas militer Rusia di garis depan, seiring rusaknya jalur logistik dan fasilitas penunjang pertahanan mereka.

PenutupSerangkaian serangan drone, sabotase, dan peningkatan aktivitas udara Ukraina menandai eskalasi baru dalam konflik yang telah lama berlarut. Dari Omsk hingga Kazan, berbagai fasilitas industri dan militer Rusia dilaporkan mengalami kerusakan berat. Meski Rusia mengklaim telah menangkis mayoritas drone, kenyataan di lapangan menunjukkan kebakaran beruntun dan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Sementara itu, di sisi Ukraina, keberhasilan penetrasi jarak jauh ini semakin memperkuat upaya untuk menekan daya gempur Rusia dari berbagai lini. Situasi terbaru ini masih berkembang, dan dunia menanti reaksi balasan serta kemungkinan eskalasi lebih lanjut di hari-hari mendatang.

FOKUS DUNIA

NEWS