Desa yang Kerap Diganggu oleh Mothman, Makhluk yang Bukan Sekadar Legenda

EtIndodnesia. Desa pesisir Tununak di Alaska terletak di pantai timur laut Pulau Nelson, sekitar 177 kilometer barat laut Bethel. Penduduk di sini terdiri dari 96,9% orang asli Alaska atau keturunan mereka. Tununak adalah sebuah desa tradisional Eskimo Yupik yang sangat mengandalkan industri perikanan dan menjalani gaya hidup yang sangat bergantung pada kemandirian. Makhluk yang dikenal di daerah lain sebagai Mothman sering muncul di desa ini, namun di sini makhluk tersebut dikenal dengan sebutan yang berbeda, yaitu “setan”.

Mengutip dari Wikipedia, Mothman (secara harfiah berarti manusia ngengat) adalah makhluk misterius atau kriptid yang sering digambarkan sebagai makhluk bersayap dengan tinggi tubuh seperti manusia dan mata berwarna merah. Kadang-kadang, makhluk ini muncul tanpa kepala, dengan mata merah yang terletak di dadanya. 

Mothman adalah legenda urban yang terkenal di Virginia. Seperti yang tercatat dalam buku The Mothman Prophecies karya John A. Keel, makhluk bersayap ini memiliki tubuh seperti manusia yang berwarna abu-abu. Nama “Mothman” sendiri diambil dari karakter jahat dalam komik Batman.

Desa yang Sering Diganggu oleh Mothman: Di Sini, Dia Bukan Hanya Legenda

Penduduk desa ini sering melihat makhluk tersebut. Makhluk itu berwarna hitam dengan sayap panjang dan besar, serta mata yang menimbulkan perasaan aneh dan menakutkan. Banyak insiden penampakan mahkluk tersebut terjadi di desa ini, bahkan makhluk itu kadang-kadang memasuki rumah penduduk saat orang-orang sedang tidur. Seorang yang dikenal dengan nama panggilan “Nate” berbagi cerita bahwa semua orang di sini tahu makhluk tersebut sebagai “setan”.

Setelah kemunculannya, selalu ada kejadian buruk yang mengikuti, meskipun terkadang makhluk tersebut hanya muncul untuk mengamati, tanpa melakukan hal lain.

Menurut Nate bahwa Mothman bukanlah entitas fisik yang nyata, melainkan sebuah bentuk energi yang dapat muncul dalam berbagai bentuk sesuai dengan persepsi pengamat. Oleh karena itu, beberapa orang melaporkan bahwa makhluk ini memancarkan cahaya merah, ada yang menyebutnya sebagai sosok setinggi 1,8 meter, dan ada juga yang mengatakan bahwa dia dapat menembus dinding.

Salah satu insiden penglihatan terjadi saat Nate masih remaja. Masih hangat dalam ingatannya, bahwa pada suatu malam musim dingin, dia dan sepupunya sedang mengendarai skuter salju. Mereka melihat cahaya di atas Gunung Utara, dan mengira itu adalah sumber cahaya dari skuter salju lain. Namun, yang muncul di depan mereka bukanlah skuter lain, melainkan sesuatu yang hitam pekat, lebih gelap dari apa pun yang pernah mereka lihat. Makhluk itu semakin tinggi dan mulai mendekat mereka. 

Ketika Nate meminta sepupunya untuk mengamati makhluk tersebut, sepupunya mulai panik dan berlari kembali ke skuter untuk menyalakan mesin. Kedua remaja itu melarikan diri dengan panik. Nate merasa sangat ketakutan hingga menutup matanya. Mereka melaju dengan skuternya sekitar 80 km/jam, tetapi saat Nate menoleh, dia menyadari bahwa jarak antara mereka dan makhluk tersebut semakin dekat, hanya sekitar 6 meter. Nate kemudian melihat bahwa makhluk itu memiliki sayap, meskipun sayap itu tidak bergerak. Makhluk tersebut tampak seperti melayang di atas tanah. Nate berteriak agar sepupunya tancap gas lebih cepat lagi. Ketika mereka akhirnya mencapai area desa, mereka melihat makhluk tersebut berhenti dan mereka segera melompat dari skuter dan berlari masuk ke rumah untuk memberitahukan kejadian yang baru saja mereka alami. Saat itu, nenek mereka memberi tahu bahwa makhluk yang mereka lihat adalah “setan” dan mengingatkan mereka untuk tidak nakal lagi.

Ketika Nate berusia 22 tahun, dia melakukan hal bodoh dengan bermain papan ouija di rumah, bahkan dengan ceroboh meminta agar “setan” merasuki tubuhnya. Permintaan itu ditolak, dan “setan” tersebut menunjukkan kemarahan. Tiba-tiba, ruangan yang tadinya hangat menjadi sangat dingin, meskipun Nate membungkus dirinya dengan selimut, dia tetap merasa semakin kedinginan. Saat itulah dia merasa terdorong untuk pergi ke jendela dan melihat ke luar. Dia melihat seorang pria berdiri di samping tangga rumah. Pria itu jelas sedang mengamatinya. 

Nate mengira itu adalah seseorang yang dia kenal, jadi dia keluar untuk berbicara dengannya, tetapi pria itu tidak menjawab panggilannya. Meski ada lampu jalan yang menyinari area tersebut, wajah pria itu tampak tertutup oleh kegelapan. Nate mencoba menerangi wajahnya dengan korek api, tetapi tetap tidak bisa melihat wajah pria itu. Saat dia semakin dekat, korek api yang penuh bahan bakar tiba-tiba padam, dan suara yang terdengar langsung di dalam kepalanya berkata: “Mundur…” Suara tersebut membuat Nate berhenti, mundur perlahan, dan melangkah mundur ke jalan raya. Saat itulah ia berlari kembali ke rumah.

Namun, Nate tidak menyerah. Dia kembali ke jendela dengan membawa senter, berpikir bahwa dia bisa melihat sosok itu dengan jelas. Ketika dia kembali ke jendela, pria tersebut mulai bergerak menuju jalan, tetapi dengan cara melayang. Setiap anjing yang ditemui di sepanjang jalan mulai menggonggong. Nate mencoba mengejarnya dengan membawa senter, tetapi pria itu sengaja menjaga jarak dan sepertinya berusaha menggoda Nate untuk mengikuti. Ketika pria tersebut mendekati gereja, Nate merasa pria itu tidak mau mendekat lebih jauh lagi, jadi Nate terus mengikuti, berlari hingga ujung desa. Pada titik itu, Nate merasa takut karena pria itu berusaha membawanya ke area rawa yang gelap. Kali ini, Nate memutuskan untuk berbalik dan segera kembali ke rumah. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS