Trump Penuhi Janjinya? Menlu Amerika Rubio Akan Kunjungi Panama Pekan Depan

EtIndonesia. Menurut laporan eksklusif dari Politico, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang baru dilantik, Marco Rubio, akan mengunjungi beberapa negara di Amerika Tengah dan Karibia, termasuk Panama, Guatemala, El Salvador, Costa Rica, dan Republik Dominika pada minggu depan. 

Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya yang dikutip oleh Politico mengungkapkan bahwa fokus utama perjalanan Rubio kali ini adalah dua isu utama dalam kebijakan luar negeri yang disuarakan oleh Donald Trump dalam kampanyenya “Make America Great Again”, yaitu pengurangan imigrasi ilegal dan upaya untuk merebut kembali Terusan Panama.

Laporan ini juga menyebutkan bahwa Rubio akan bertemu dengan dua negara yang dianggap sebagai “stasiun transit imigrasi”, yaitu Guatemala dan El Salvador, untuk membahas masalah imigrasi. Selain itu, Rubio juga diharapkan menegaskan komitmennya untuk mengurangi imigrasi ilegal dan bernegosiasi tentang “pemulangan imigran ilegal”.

Perjalanan ini akan menjadi kunjungan luar negeri pertama Rubio setelah dilantik sebagai Menteri Luar Negeri pada 20 Januari, setelah memperoleh suara persetujuan penuh dari Senat. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat belum memberikan tanggapan resmi mengenai rencana perjalanan ini.

Menurut laporan Politico, Rubio menganggap imigrasi ilegal sebagai salah satu isu paling penting saat ini. Dalam memorandum pertama yang dia kirimkan kepada staf Kementerian Luar Negeri setelah menjabat, Rubio menekankan bahwa imigrasi massal adalah “salah satu isu terpenting di zaman kita”, dan mengungkapkan bahwa di bawah pengawasannya, Kementerian Luar Negeri akan bekerja sama dengan negara-negara di belahan barat untuk mengurangi imigrasi ilegal serta merundingkan “pemulangan imigran ilegal”.

Perjalanan ini juga diperkirakan akan mendapat perhatian besar terkait dengan kunjungan Rubio ke Panama, karena baru-baru ini Pemerintah Panama mengajukan keluhan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai pernyataan Presiden Trump yang ingin merebut kembali Terusan Panama. 

Sebelumnya, Presiden Panama, Laurentino Cortizo, pada 22 Januari di Forum Ekonomi Dunia di Davos, menanggapi pernyataan Trump dengan mengatakan bahwa Pemerintah Panama tidak akan memberikan konsesi apa pun. 

Cortizo menegaskan: “Pertama, karena itu salah, dan kedua, karena Terusan Panama adalah milik Panama dan akan terus menjadi milik Panama.”

Laporan ini juga menyebutkan bahwa Rubio adalah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat pertama yang berasal dari keturunan Latin. dia lahir di Florida, anak dari imigran Kuba, dan pernah memimpin Komite Intelijen Senat Amerika Serikat. Rubio dikenal sebagai seorang politikus yang lama memperhatikan urusan dan situasi politik di Amerika Latin dan sering dianggap sebagai tokoh “hawkish” atau “pendukung kebijakan luar negeri yang keras”.

Rubio juga sering mengkritik rezim diktator di Nikaragua dan Honduras, bahkan pernah menyebut Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, sebagai “rezim diktator yang kejam dan terlibat dalam tindak kriminal.” Dia juga menyoroti ekspansi pengaruh Tiongkok di Amerika Tengah, serta upaya Tiongkok untuk menjadi kekuatan super dengan cara “berbohong dan menipu” di seluruh dunia.

Trump pernah memuji Rubio, yang dikenal dengan sikap kerasnya, sebagai “pejuang tanpa rasa takut yang tidak akan pernah menyerah kepada lawan.” Beberapa analis memprediksi bahwa Rubio akan dengan setia menjalankan kebijakan keras Trump dalam hal pengurangan imigrasi ilegal dan mengantisipasi ekspansi pengaruh Tiongkok di Amerika Latin.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS