Ribuan Pasukan AS Dikirim ke Perbatasan, Berbagai Kebijakan Mulai Diterapkan

ETIndonesia. Pentagon atas arahan Presiden AS Donald Trump, pada 22 Januari mengirimkan tambahan 1.500 personel militer ke perbatasan AS-Meksiko untuk membantu mengatasi krisis perbatasan. Kebijakan terkait penanganan imigrasi ilegal kini tengah dilaksanakan dengan cepat.

Kebijakan Penangkapan di Lokasi Sensitif

Presiden Trump baru-baru ini memberikan wewenang kepada lembaga Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) untuk melakukan penangkapan imigran ilegal di sekolah dan gereja. Ia mencabut larangan yang dikeluarkan oleh pemerintahan sebelumnya untuk melarang penegakan hukum di lokasi yang disebut sebagai “lokasi sensitif”.

Pejabat Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Benjamine Huffman, dalam pernyataannya pada Selasa mengatakan bahwa para kriminal tidak akan lagi dapat bersembunyi di sekolah dan gereja di AS untuk menghindari penangkapan.

Huffman juga mengumumkan langkah untuk secara bertahap mengakhiri penyalahgunaan program pembebasan bersyarat kemanusiaan, yang akan kembali ke proses pemeriksaan imigrasi per kasus. Selama pemerintahan sebelumnya, sekitar 1,5 juta orang diberikan izin sementara untuk tinggal dan bekerja di AS melalui program ini.

Penguatan Militer di Perbatasan

Untuk mengatasi krisis perbatasan, Presiden Trump memerintahkan penguatan militer di perbatasan. Sebanyak 1.500 personel militer aktif telah dikerahkan ke perbatasan AS-Meksiko, dan diperkirakan jumlah ini akan bertambah dalam waktu dekat.

Dalam sebuah perintah eksekutif, Trump menyatakan bahwa ia akan memutuskan dalam waktu 90 hari apakah akan menerapkan Insurrection Act di perbatasan AS-Meksiko. Undang-undang ini memungkinkan penggunaan pasukan aktif untuk penegakan hukum.

Penangguhan Program Pengungsi dan Penguatan Visa

Menteri Luar Negeri AS yang baru, Marco Rubio, memerintahkan penghentian program penempatan pengungsi sesuai dengan perintah eksekutif Trump. Ia juga memperketat pemeriksaan aplikasi visa dari beberapa wilayah tertentu.

Sementara itu, Program Penerimaan Pengungsi AS (USRAP) telah dihentikan. Semua penerbangan bagi 10.000 pengungsi yang dijadwalkan tiba di AS akhirnya dibatalkan.

Kebijakan di Perbatasan dan Investigasi Hukum

Di perbatasan AS-Meksiko, prosedur aplikasi untuk suaka oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS ditutup. Jadwal wawancara dibatalkan, sehingga banyak pencari suaka tertahan di luar pintu masuk AS. Beberapa harus tetap tinggal di Meksiko menunggu proses, sementara yang lain memilih kembali ke negara asal mereka.

Selain itu, menurut laporan Associated Press, Pejabat Wakil Jaksa Agung Emil Bove dalam sebuah memo menyatakan bahwa Departemen Kehakiman kini memerintahkan jaksa federal untuk menyelidiki pejabat negara bagian atau lokal yang menghambat langkah pemerintah Trump dalam memperkuat penegakan kebijakan imigrasi. (hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS