Mengapa Partai Komunis Tiongkok (PKT) Takut dengan Sistem Rudal Typhon Amerika Serikat?

Sejak April tahun lalu, ketika Amerika Serikat pertama kali menempatkan sistem rudal Typhon di Filipina, sistem ini tidak pernah dipindahkan dari sana. Mari kita lihat bagaimana reaksi Kementerian Luar Negeri PKT terhadap hal ini.

ETIndonesia. Semakin lama Typhon berada di Filipina, semakin panik PKT. Dalam beberapa bulan terakhir, baik juru bicara Kementerian Luar Negeri maupun Kementerian Pertahanan PKT terus-menerus menekankan “bahaya” yang ditimbulkan Typhon terhadap situasi regional. Namun, justru protes keras dari PKT ini membuktikan bahwa langkah Amerika sudah tepat.

Typhon Bertahan di Filipina, PKT Panik!

Lalu, muncul satu pertanyaan: Mengapa PKT begitu bereaksi keras terhadap sistem rudal Typhon?

Kita tahu bahwa Amerika Serikat telah membuka sembilan pangkalan militer baru di Filipina, namun PKT hanya melakukan protes simbolis tanpa ada tindakan lebih lanjut. Amerika juga menempatkan sistem HIMARS di Filipina, tetapi PKT tidak terlalu mempermasalahkannya. Namun, Typhon berbeda.

Mari kita lihat struktur dasar dari sistem ini. Dari luar, Typhon terlihat cukup sederhana:

  • Bagian utama adalah sebuah truk M991 besar yang menarik sistem peluncuran rudal MK70.
  • MK70 pada dasarnya adalah empat unit peluncur vertikal MK41 yang ditempatkan dalam kontainer.
  • Desainnya modular, artinya dapat ditempatkan di atas truk hari ini, lalu dipasang di kapal perang besok.

Pada tahun 2024, Amerika menguji MK70 di kapal tempur pesisir USS Savannah. Ini berarti bahwa di masa depan, kapal tak berawak yang dikembangkan oleh AS tidak perlu membawa peluncur rudal bawaan, cukup dengan menambahkan MK70, mereka sudah bisa menembakkan rudal jelajah Tomahawk atau rudal pertahanan udara SM-6, menjadikannya seperti kapal fregat kecil.

Dua Jenis Rudal Utama yang Dibawa Typhon

Saat ini, sistem Typhon menggunakan dua jenis rudal utama:

  1. Rudal jelajah Tomahawk
    • Jarak tembak hingga 2.000 km.
    • Telah digunakan dalam Perang Teluk dan Perang Irak, dengan pengalaman tempur yang luas.
    • Versi terbaru (MST) dapat menghancurkan target bergerak di laut.
    • Jika Typhon ditempatkan di Filipina, maka kapal perang PKT di Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur bisa menjadi target serangan.
  2. Rudal SM-6 (Standar 6)
    • Awalnya dikembangkan sebagai rudal pertahanan udara, tetapi juga bisa digunakan untuk menyerang target darat dan laut.
    • Baru-baru ini digunakan oleh AS di Laut Merah untuk mencegat rudal balistik dan jelajah yang ditembakkan oleh kelompok Houthi.
    • AS juga mengembangkan varian SM-6 untuk pesawat tempur, menjadikannya rudal udara-ke-udara dengan jangkauan hingga 800 km.

Mengapa PKT Sangat Takut?

Jika Typhon ditempatkan di Okinawa, rudalnya bisa mencapai Beijing. Jika ditempatkan di Filipina, maka:

  • Ke utara, dapat menjangkau Shanghai.
  • Ke barat, bisa mencapai Guangxi dan Yunnan.
  • Armada Laut Timur dan Laut Selatan Tiongkok bisa menjadi target serangan, bahkan tanpa harus berlayar keluar pelabuhan.

Keunggulan Typhon Dibandingkan Rudal Tiongkok

Mungkin ada yang bertanya, “Apa istimewanya Typhon? Bukankah Tiongkok juga punya rudal Dongfeng-21 dan Dongfeng-26?”

Jawabannya ada pada mobilitas dan fleksibilitasnya:

  • Typhon dapat diangkut dengan pesawat C-130, sehingga dapat dikerahkan ke mana saja dalam hitungan hari.
  • Jika terjadi ketegangan di Pasifik Barat, AS bisa segera mengirim Typhon ke Filipina atau Jepang.
  • Sistem ini bisa berpindah lokasi dengan cepat, membuatnya sulit dilacak dan dihancurkan oleh musuh.

Sebaliknya, bisakah rudal Dongfeng-21 atau Dongfeng-26 melakukan hal yang sama? Jawabannya tidak.

Karena itulah, keberadaan Typhon di Filipina menjadi ancaman serius bagi PKT, dan mereka sangat berusaha menekan Amerika untuk menarik sistem ini. Namun, sepertinya Typhon tidak akan pergi ke mana-mana dalam waktu dekat.

Mengapa Penempatan Jangka Panjang Typhon di Filipina Membuat PKT Ketakutan?

Selain ancaman langsung dari senjata yang dibawanya, sistem rudal Typhon juga memiliki dua alasan utama lainnya yang membuat Partai Komunis Tiongkok (PKT) begitu khawatir.

1. Kehadiran Typhon Berarti Kehadiran Multi-Domain Task Force (MDTF) AS

Yang ditempatkan di Filipina bukan hanya Typhon, tetapi seluruh Multi-Domain Task Force (MDTF) Amerika Serikat.

MDTF adalah unit militer baru yang dikembangkan Angkatan Darat AS dalam beberapa tahun terakhir untuk menghadapi ancaman PKT. Unit ini dibentuk dari modifikasi brigade artileri menjadi kekuatan serangan lintas domain yang lebih maju.

Mungkin ada yang bertanya, “Bagaimana Typhon bisa mendeteksi musuh yang berada ribuan kilometer jauhnya?” Jawabannya adalah dukungan intelijen dari MDTF.

MDTF memiliki empat batalion utama:

  • Batalion Serangan Taktis
  • Batalion Pertahanan Udara
  • Batalion Dukungan Logistik
  • Divisi Intelijen & Perang Elektronik (I2CEWS)

I2CEWS inilah yang memungkinkan MDTF mendapatkan informasi real-time dari Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Angkatan Darat AS. 

Dengan kata lain, Typhon tidak bekerja sendirian, tetapi beroperasi dalam ekosistem militer canggih dengan intelijen, dukungan perang elektronik, dan koordinasi lintas matra.

Selain Typhon, MDTF juga membawa:

  • Sistem HIMARS
  • Rudal hipersonik Dark Eagle

Dark Eagle berbeda dari Tomahawk. Jika Tomahawk hanya memiliki kecepatan subsonik (kurang dari Mach 1) dan jangkauan 2.000 km, maka Dark Eagle mampu melesat lebih dari Mach 5 dengan jangkauan 2.700 km. Teknologi glide hypersonic membuatnya sangat sulit untuk dicegat.

Jika Typhon ditempatkan di Filipina, maka yang datang bukan hanya satu unit rudal, tetapi seluruh MDTF. Artinya:

  • HIMARS bisa menembakkan rudal PRSM dengan jangkauan 500 km.
  • Typhon bisa menembakkan rudal Tomahawk dengan jangkauan 2.000 km.
  • Dark Eagle bisa menembakkan rudal hipersonik dengan jangkauan 2.700 km.
  • Batalion pertahanan udara MDTF bisa memberikan perlindungan hingga 500 km, mencakup Laut China Selatan dan wilayah barat daya Taiwan.

Jangkauan serangan ini membuat Shanghai, Zhoushan, Fujian, Guangdong, Zhanjiang, dan Hainan Sanya masuk dalam zona serangan MDTF. PKT 

tentu panik karena angkatan laut mereka bisa dihancurkan sebelum sempat keluar dari pelabuhan.

2. Typhon Melambangkan Meningkatnya Aliansi Strategis AS-Filipina

Di sekitar Taiwan, ada dua negara kunci:

  • Jepang, yang sudah lama menjadi sekutu tradisional AS.
  • Filipina, yang dulu hanya memiliki hubungan militer terbatas dengan AS.

Sejak AS menarik diri dari Pangkalan Angkatan Laut Subic Bay pada akhir 1980-an, kehadiran militer AS di Filipina sangat minim. Namun, geografi Filipina sangat strategis:

  • Pulau utara Filipina hanya berjarak kurang dari 100 km dari Pulau Lanyu (Taiwan).
  • Jika terjadi perang di Selat Taiwan, Filipina bisa menjadi basis utama bagi AS untuk mengendalikan Selat Bashi.

Beberapa hari yang lalu, Reuters melaporkan bahwa AS memindahkan sistem rudal Typhon dari Bandara Laoag ke lokasi lain di Pulau Luzon. Ini berarti AS tidak hanya mempertahankan Typhon di Filipina, tetapi juga secara aktif menguji lokasi terbaik untuk penempatannya.

Dengan kata lain, Washington sedang mempersiapkan kemungkinan perang di masa depan.

PKT sangat khawatir dengan kemitraan erat AS-Filipina karena:

  • Hari ini, Typhon datang ke Filipina.
  • Besok, Marinir AS bisa tiba.
  • Lusa, F-35 bisa dikerahkan ke pangkalan udara Filipina.

Jika ini terjadi, PKT akan menghadapi ancaman besar dari selatan, bukan hanya dari Jepang dan Taiwan.

Kesimpulan: Mengapa PKT Begitu Takut?

  1. Typhon adalah sistem rudal yang sangat fleksibel
    • Bisa menembakkan Tomahawk (2.000 km) dan SM-6.
    • Mudah dipindahkan dengan pesawat kargo, bisa dikerahkan ke mana saja dalam hitungan hari.
  2. Typhon menandakan kehadiran penuh MDTF AS
    • HIMARS (500 km)
    • Typhon (2.000 km)
    • Dark Eagle (2.700 km, Mach 5)
    • Pertahanan udara MDTF mencakup 500 km wilayah Filipina-Taiwan
    • Semua ini dapat melumpuhkan armada PKT di Laut China Selatan.
  3. Aliansi strategis AS-Filipina semakin kuat
    • Filipina menjadi basis militer kunci AS.
    • Mengancam jalur pelayaran dan operasi militer PKT di Laut China Selatan dan Taiwan.
    • Memungkinkan intervensi cepat AS jika Taiwan diserang.

Typhon mungkin kecil, tetapi bagi PKT, ini adalah ancaman besar. Seperti duri dalam daging, sistem ini membuat Beijing merasa terancam secara militer, strategis, dan politik.

Jadi, jangan heran jika dalam beberapa bulan ke depan, PKT akan terus mengeluh dan memprotes kehadiran Typhon di Filipina. (Hui)

FOKUS DUNIA

NEWS