Mantan Diplomat PKT Xu Yaohua Ditangkap di Tokyo, Penyebabnya Menjadi Sorotan

ETIndonesia. Mantan diplomat Partai Komunis Tiongkok (PKT) di Jepang, Xu Yaohua, baru-baru ini ditangkap oleh Departemen Keamanan Publik Kepolisian Metropolitan Tokyo atas tuduhan menipu pemerintah Jepang dalam klaim subsidi pandemi COVID-19. Namun, beberapa analisis menilai bahwa karena dia ditangkap oleh unit kepolisian yang menangani kasus spionase, ada kemungkinan alasan yang lebih dalam di baliknya.

Berdasarkan laporan dari NHK dan Kyodo News, Kepolisian Metropolitan Tokyo menangkap Xu Yaohua dan seorang mantan karyawannya pada 5 Februari atas tuduhan penipuan. 

Xu diduga mengajukan dokumen palsu yang menyatakan bahwa restoran miliknya di daerah Roppongi, Tokyo, terdampak pandemi COVID-19 dan harus ditutup. Akibatnya, antara tahun 2020 hingga 2022, dia berhasil menipu pemerintah Jepang untuk mendapatkan subsidi sekitar 3,7 juta yen (sekitar 24.000 USD).

Pada hari yang sama, Departemen Keamanan Publik Kepolisian Tokyo melakukan penggerebekan serentak di sekitar 20 lokasi yang terkait dengan bisnis restoran mewah Xu Yaohua, termasuk restoran Tiongkok kelas atas yang ia kelola di Roppongi.

Xu Yaohua (62) pernah ditempatkan di Jepang antara tahun 1986 hingga 1989 sebagai sekretaris tingkat tiga di Kedutaan Besar PKT di Jepang. 

Setelah meninggalkan jabatannya, ia memperoleh izin tinggal di Jepang dan berbisnis dengan mendirikan perusahaan “Donghu Co., Ltd.” Dia mengelola beberapa restoran Tiongkok mewah di kawasan elit Tokyo, seperti Roppongi dan Ginza, termasuk restoran “Yuzhenfang” serta restoran dim sum khas Hong Kong.

Departemen Keamanan Publik di Kepolisian Tokyo bertanggung jawab atas pengawasan intelijen, kontra-terorisme, serta memantau aktivitas politik radikal dan warga asing. Oleh karena itu, penangkapan mendadak Xu Yaohua ini memicu spekulasi bahwa ada alasan lain di balik kasusnya.

Seorang pengguna platform X berkomentar bahwa Kepolisian Metropolitan Tokyo bukan lembaga kepolisian biasa, melainkan unit yang secara khusus menangani kasus spionase dan aktivitas asing di Jepang. 

“Kasus penipuan subsidi umumnya hanya ditangani oleh otoritas pajak. Tahun lalu, ada kasus penipuan subsidi pandemi COVID-19 oleh perusahaan Tiongkok yang melibatkan miliaran yen, tetapi itu hanya ditangani oleh otoritas pajak. Jadi, kasus Xu ini pasti lebih dari sekadar penipuan subsidi,” katanya.

Netizen lain menambahkan bahwa “Meskipun Xu adalah mantan diplomat, restorannya, ‘Yuzhenfang,’ terletak tepat di seberang Kedutaan Besar PKT di Jepang. Restoran ini dikenal sebagai tempat makan kelas atas yang sering mengundang politisi pro-Tiongkok di Jepang. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam restoran itu mungkin jauh lebih kompleks daripada sekadar kasus penipuan subsidi.”

Pada Februari tahun lalu, Departemen Keamanan Publik Kepolisian Tokyo juga menangkap dua wanita Tiongkok yang menjalankan bisnis pijat di Tokyo dengan tuduhan serupa, yaitu penipuan subsidi pandemi COVID-19. Namun, kedua wanita tersebut diketahui memiliki latar belakang istimewa, karena mereka merupakan pejabat senior dalam “Federasi Asosiasi Sepuluh Kabupaten Fuzhou.” 

Salah satunya, He Lihong (nama samaran Wu Lixiang), bahkan pernah menjabat sebagai penasihat diplomatik sekaligus sekretaris diplomasi anggota Dewan Penasihat Jepang, Matsushita Shinpei. Ia juga memiliki kartu akses khusus ke Gedung Parlemen Jepang.

Gedung “Shiyu Huiguan” (Markas Federasi Sepuluh Kabupaten Fuzhou) tempat asosiasi ini beroperasi, sebelumnya diungkap oleh organisasi hak asasi manusia Spanyol, “Safeguard Defenders,” sebagai salah satu “kantor polisi luar negeri” yang disusupkan oleh Partai Komunis Tiongkok di Jepang. Pada tahun 2023, markas ini sempat digerebek oleh kepolisian Jepang. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS