EtIndonesia. Utusan khusus AS untuk masalah Rusia-Ukraina, Keith Kellogg, telah mengonfirmasi bahwa dalam Konferensi Keamanan Munich (MSC) yang akan berlangsung minggu depan, pemerintahan Trump akan mengumumkan rencana perdamaian untuk Ukraina.
Sementara itu, media Ukraina mengklaim telah mendapatkan bocoran isi utama rencana tersebut, yang mencakup:
- Gencatan senjata pada 20 April 2025
- Larangan bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO
- Pengakuan Ukraina terhadap kedaulatan Rusia atas wilayah yang dianeksasi
Namun, pihak Pemerintah Ukraina membantah kebenaran laporan ini, dengan menegaskan bahwa kemungkinan besar ini hanyalah bagian dari propaganda Rusia.
Isi Bocoran Rencana Perdamaian AS untuk Ukraina
Menurut laporan dari media Ukraina, Strana, Presiden AS Donald Trump telah menyiapkan rencana perdamaian dengan target mengakhiri perang Rusia-Ukraina sebelum Paskah 2025.
Beberapa poin utama yang diduga termasuk dalam rencana ini:
- Gencatan senjata harus diumumkan sebelum 20 April 2025
- Ukraina dilarang menjadi anggota NATO
- Kyiv harus mengakui wilayah yang telah dianeksasi oleh Rusia sebagai bagian dari Rusia
- Zona demiliterisasi (DMZ) akan dibentuk di wilayah perbatasan, dengan pasukan penjaga dari negara-negara Eropa
- Tentara Ukraina harus menarik diri dari wilayah Kursk di Rusia
- AS tidak akan mengirim pasukan untuk menjaga zona demiliterisasi, hanya negara-negara Eropa yang akan terlibat
- AS akan terus memberikan bantuan militer kepada Ukraina, tetapi Ukraina hanya akan dijanjikan keanggotaan Uni Eropa (UE) pada tahun 2030, bukan NATO
- Sanksi terhadap sektor energi Rusia akan dicabut secara bertahap selama beberapa tahun ke depan
- Rusia akan dikenakan pajak energi khusus untuk membantu membiayai rekonstruksi Ukraina, yang diperkirakan mencapai £3,920 miliar
Selain itu, menurut bocoran ini, Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Vladimir Putin akan melakukan panggilan telepon pada awal Februari, dan mengadakan pertemuan langsung pada akhir Februari atau awal Maret.
Rencana ini juga menyebutkan bahwa Ukraina harus mencabut undang-undang darurat militer dan menghentikan mobilisasi tentara sebagai bagian dari perjanjian damai.
Reaksi Kyiv: “Rencana Ini Tidak Ada, Ini Propaganda Rusia”
Kantor Kepresidenan Ukraina dengan tegas membantah keberadaan rencana perdamaian ini.
Kepala Staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak, menyatakan bahwa tidak ada dokumen semacam itu, dan menuduh bahwa laporan-laporan seperti ini hanyalah bagian dari taktik propaganda Rusia.
Sementara itu, Zelenskyy juga menegaskan bahwa perang ini bukan hanya tentang Ukraina, tetapi juga tentang keamanan Eropa dan dunia.
“Saat ini, saya belum dapat mengonfirmasi struktur negosiasi apa pun, karena pada kenyataannya, kami bahkan tidak memiliki rencana bersama,” ujar Zelenskyy.
Apakah Trump dan Putin Akan Bertemu?
Pada 6 Februari, RIA Novosti (media pemerintah Rusia) mengutip seorang anggota parlemen senior Rusia yang mengklaim bahwa persiapan untuk pertemuan antara Trump dan Putin sudah hampir selesai.
Menurut Leonid Slutsky, Ketua Komite Hubungan Internasional di Duma Negara, Rusia, Putin dan Trump dapat bertemu pada Februari atau Maret.
Menurut Reuters, baik Trump maupun Putin telah menyatakan kesiapan mereka untuk mengadakan pertemuan, dengan pembahasan yang kemungkinan akan mencakup:
- Pengendalian senjata nuklir
- Harga energi global
- Upaya Trump untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina secepat mungkin
Slutsky menyatakan bahwa pembicaraan ini sedang dalam tahap akhir persiapan, tetapi menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Perkembangan selanjutnya masih harus dikonfirmasi, terutama mengingat pernyataan berlawanan dari Kyiv dan laporan media internasional. Apakah gencatan senjata benar-benar akan terjadi sebelum 20 April? Kita tunggu kelanjutannya. (jhn/yn)