Jet Tempur Mirage Prancis Tiba di Ukraina, Kyiv Pertimbangkan Opsi Nuklir, AS: Peluang Kecil

Pada  Kamis (6 Februari), Ukraina menerima gelombang baru jet tempur canggih, termasuk Mirage 2000 buatan Prancis dan F-16 buatan AS. Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa jika NATO tidak dapat menerima Ukraina, Kyiv akan mempertimbangkan opsi keamanan lain, termasuk kepemilikan kembali senjata nuklir.

ETIndonesia. Batch pertama jet tempur Mirage 2000 dari Prancis dan batch tambahan F-16 buatan AS tiba di Ukraina. Ini adalah kali pertama sejak musim panas lalu Ukraina kembali menerima jet tempur terbaru. Jet-jet ini diharapkan dapat memperkuat pertahanan udara pasukan Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy baru-baru ini menyatakan bahwa jika Ukraina tidak dapat segera bergabung dengan NATO, Kyiv akan mempertimbangkan opsi jaminan keamanan lainnya, termasuk mendapatkan kembali senjata nuklir.

 Ia menekankan bahwa setelah Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014, Budapest Memorandum on Security Assurances sudah tidak lagi memiliki kekuatan. Memorandum ini awalnya mengharuskan Ukraina melepaskan persenjataan nuklirnya dengan imbalan jaminan keamanan dari Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia.

Namun, Keith Kellogg, utusan khusus AS untuk urusan Rusia-Ukraina yang ditunjuk oleh Presiden Donald Trump, mengatakan kepada Fox News pada hari Kamis bahwa kemungkinan Ukraina memperoleh kembali senjata nuklir hampir nol, karena komunitas internasional tidak mungkin menyetujuinya.

Saat ini, Amerika Serikat sedang merancang rencana untuk mengakhiri perang. Kellogg mengungkapkan pekan ini bahwa untuk mencapai perjanjian damai, baik Kyiv maupun Moskow harus membuat kompromi.


“Kami telah sangat meningkatkan komunikasi dengan pemerintah Amerika Serikat. Ukraina membutuhkan perdamaian yang nyata, abadi, dan terjamin. Kami bersedia mengambil langkah-langkah diplomasi yang kuat, dan inilah yang sedang kami persiapkan,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. 

Baru-baru ini, Trump mengusulkan agar Ukraina menukar sumber daya mineral tanah jarang (rare earth elements) dengan bantuan militer dari Amerika Serikat. Zelenskyy menunjukkan sikap terbuka terhadap usulan ini.

Pada  Kamis, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Moskow akan menentukan langkah-langkahnya berdasarkan kebijakan dan tindakan spesifik Amerika Serikat. Seorang anggota parlemen senior Rusia mengungkapkan bahwa persiapan pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Donald Trump telah memasuki “tahap lanjut,” dan pertemuan keduanya diperkirakan akan segera terjadi. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS