Ikan ‘Kiamat’ Terdampar di Pantai, Memicu Ketakutan Akan ‘Bencana’: ‘Sesuatu yang Buruk Akan Terjadi’

EtIndonesia. Makhluk langka yang disebut oarfish terdampar di Kepulauan Canary, memicu ketakutan bahwa bencana akan segera terjadi.

Ikan yang sulit ditangkap ini umumnya hidup di kedalaman hingga 3.200 kaki, dan ditemukan oleh para perenang di Pantai Playa Quemada, seperti yang terlihat dalam sebuah video yang telah ditonton lebih dari 9 juta kali di Instagram, demikian dilaporkan Jam Press.

“Seekor oarfish langka terdampar di pantai,” tulis keterangan video tersebut.

Dalam klip tersebut, seorang perenang terlihat mendekati ikan yang berkilauan dan berjumbai oranye itu untuk menyelamatkannya. Spesimen tersebut tampaknya memiliki panjang beberapa kaki, jauh lebih kecil dari ukuran maksimalnya yaitu 56 kaki — ikan bertulang terpanjang.

Sayangnya, perjalanan makhluk gemerlap itu ke permukaan kemungkinan bukan pertanda baik bagi binatang itu — oarfish yang berenang di perairan dangkal biasanya sakit atau bahkan sekarat, menurut para ilmuwan.

Kehadiran makhluk itu diyakini juga membawa sial bagi manusia.

Menurut mitologi Jepang, pemakan plankton berbelit-belit itu akan dengan sengaja naik ke permukaan dan menepikan diri kapan pun mereka merasakan adanya masalah di cakrawala.

Faktanya, ketakutan akan kiamat meningkat selama gempa bumi dan tsunami Fukushima 2011 ketika puluhan binatang pelagis itu terdampar di pantai dalam dua tahun sebelum bencana itu.

Para komentator Instagram tampaknya percaya kemunculan terakhir itu adalah tanda kiamat yang bersisik.

“Sesuatu yang buruk akan terjadi,” keluh salah seorang, sementara yang lain menulis, “Mereka muncul sebelum bencana alam.”

“Biasanya, itu berarti gempa bumi akan datang ketika muncul di permukaan air,” kata yang ketiga.

Pada bulan Agustus, seekor oarfish ditemukan di Teluk La Jolla hanya dua hari sebelum gempa bumi berkekuatan 4,6 mengguncang Los Angeles.

Namun, para ahli dengan cepat menepisnya sebagai kisah tentang ikan raksasa.

“Kaitan dengan laporan aktivitas seismik sudah ada sejak lama, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya hubungan tersebut, jadi saya rasa orang-orang tidak perlu khawatir,” kata Hiroyuki Motomura, seorang profesor iktiologi di Universitas Kagoshima. “Saya yakin ikan-ikan ini cenderung naik ke permukaan saat kondisi fisik mereka buruk, naik mengikuti arus air, itulah sebabnya mereka sering mati saat ditemukan.” (yn)

Sumber: nypost

FOKUS DUNIA

NEWS