EtIndonesia. Perjanjian gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas akan berakhir pada awal Maret. Setelah Hamas menuduh Israel menunda pembebasan tahanan Palestina dan membahayakan perjanjian gencatan senjata di Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 23 Februari menyatakan siap melanjutkan perang melawan Hamas.
Sejak perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada 19 Januari, kelompok militan Hamas telah membebaskan 25 sandera Israel yang masih hidup melalui upacara yang dirancang secara sengaja.
Ratusan militan bersenjata bertopeng membawa para sandera ke atas panggung, memaksa mereka memegang “sertifikat pembebasan” dan melambaikan tangan kepada warga Gaza yang berkumpul untuk menyaksikan, bahkan beberapa dipaksa berbicara melalui mikrofon.
Pada 22 Februari, setelah enam sandera Israel dibebaskan, Israel menunda pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina, dengan alasan bahwa Hamas melakukan “upacara mempermalukan” saat menyerahkan para sandera.
Dalam sebuah upacara militer pada 23 Februari, Netanyahu bersumpah akan mencapai tujuan perang, baik melalui negosiasi atau cara lain. Ia juga mengumumkan perluasan operasi militer terhadap kelompok bersenjata di Tepi Barat.
Netanyahu menyatakan, “Kami siap untuk melanjutkan pertempuran sengit kapan saja.”
Pada hari yang sama, Israel menyatakan bahwa tentaranya akan tetap berada di kamp-kamp pengungsi Tepi Barat selama setahun ke depan dan mengumumkan perluasan operasi militer, termasuk pengerahan tank.
Komite Palang Merah Internasional sebelumnya telah menyerukan kepada “semua pihak” agar pertukaran sandera dilakukan dengan “cara yang bermartabat dan tidak dipublikasikan,” tetapi permintaan ini ditolak oleh Hamas.
Hamas menyatakan kemarahannya atas penundaan pembebasan tahanan Palestina. Anggota biro politik Hamas, Bassem Naim, mengatakan bahwa tindakan Israel dapat “membahayakan seluruh perjanjian secara serius.” Ia juga menyerukan kepada mediator gencatan senjata, “terutama pihak Amerika Serikat,” untuk meminta Israel mematuhi perjanjian dan segera membebaskan para tahanan Palestina. (Hui)
Sumber : NTDTV.com