EtIndonesia. Dalam beberapa bulan terakhir, The New York Times telah menerbitkan sejumlah laporan yang tidak akurat tentang Shen Yun Performing Arts dan kelompok praktisi Falun Gong. Profesor Ilmu Politik dari Universitas Hawaii, Zhou Xiao, mengatakan bahwa ini adalah tindakan media kiri yang menentang tradisi dan agama, yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Amerika. Dia percaya bahwa jika masyarakat Amerika mengetahui kebenaran, mereka tidak akan mendukung tindakan tersebut.
Sejak Agustus 2024, The New York Times telah menerbitkan serangkaian artikel tentang Shen Yun dan Falun Gong, yang menggunakan wawancara sepihak, pemilihan materi yang bias, dan bahasa kritis untuk menyerang Shen Yun.
“Saya pikir Falun Gong adalah satu-satunya perwakilan rakyat Tiongkok yang memperjuangkan demokrasi dan kebebasan. Mereka juga pembela kebebasan berbicara, dan saya sangat menghargai itu,” Profesor Zhou Xiao, Universitas Hawaii.
Zhou Xiao, yang pernah menulis artikel berjudul “Kesalahpahaman Amerika terhadap Pemerintahan Totaliter PKT”, telah mempelajari secara mendalam bagaimana Partai Komunis Tiongkok (PKT) memanfaatkan media kiri untuk menyesatkan negara-negara Barat.
“Saya termasuk orang yang cukup berani untuk mengkritik, meskipun saya berada di lingkungan akademis yang didominasi oleh kaum kiri. Akhir-akhir ini, saya sering mendapat tekanan di fakultas saya, tetapi saya merasa saya tidak seberani para praktisi Falun Gong. Mereka berani mengambil risiko besar demi memperjuangkan kebebasan dan demokrasi. Risiko itu mencakup tidak bisa pulang ke Tiongkok dan keluarganya yang terancam oleh PKT. Saya sangat menghargai keberanian mereka karena nilai-nilai yang mereka perjuangkan bukan hanya nilai-nilai Barat, tetapi nilai-nilai universal,” ujarnya.
Amerika Serikat adalah negara yang didirikan atas dasar iman dan kepercayaan. Dalam Northwest Ordinance, para pendiri bangsa menyatakan bahwa agama, moralitas, dan pengetahuan adalah syarat penting untuk pemerintahan yang baik dan kebahagiaan manusia. Amerika juga dikenal sebagai negara yang kuat karena keberagamannya dan memiliki fondasi sosial yang dibangun di atas penghormatan dan perlindungan terhadap kebebasan beragama.
Namun, The New York Times, sebagai surat kabar berusia lebih dari satu abad, justru mengabaikan banyak kesaksian positif dari para karyawan dan keluarga Shen Yun. Mereka memilih sampel yang bias untuk melaporkan hal-hal negatif dan tidak mengakui fakta kekejaman PKT terhadap praktisi Falun Gong, termasuk penyiksaan dan pengambilan organ secara paksa. Sebaliknya, mereka malah merendahkan keyakinan jutaan orang di Tiongkok, Amerika, dan seluruh dunia.
“Saya melihat ini sebagai tindakan khas media kiri yang menentang tradisi dan agama. Serangan semacam ini mengingatkan saya pada metode yang digunakan oleh PKT. Sebagian besar jurnalis kiri dan akademisi, termasuk dosen di universitas, adalah ateis yang tidak memiliki kepercayaan agama. Begitu mereka mendengar kata ‘agama,’ secara naluriah mereka akan merasa tidak nyaman,” tambah Zhou Xiao.
Baru-baru ini, beberapa jurnalis mengungkap bahwa media-media besar di Amerika, termasuk The New York Times, telah menerima dana besar dari pemerintah federal selama beberapa tahun terakhir.
Elon Musk juga menuduh bahwa The New York Times menerima dana pemerintah. Meskipun tuduhan ini masih perlu diverifikasi lebih lanjut, kontroversi ini telah memicu perdebatan luas tentang independensi dan keadilan media.
Zhou Xiao: “Pertama, ada laporan bahwa The New York Times menerima banyak dana dari USAID, yang menunjukkan adanya pengaruh dari organisasi pemerintah. Kedua, mereka tidak mempublikasikan informasi tentang penganiayaan terhadap Falun Gong, terutama soal pengambilan organ secara paksa. Padahal, jika masyarakat umum mengetahuinya, mereka pasti akan bersimpati. Setiap tahun, saya memberi tahu mahasiswa saya tentang hal ini, dan mereka selalu merasa terkejut karena sebelumnya mereka tidak pernah mendengar informasi ini.”
Menurut Profesor Zhou, laporan yang bias semacam ini tidak mencerminkan nilai-nilai Amerika Serikat. Memberikan informasi yang komprehensif kepada masyarakat sangatlah penting.
“Media-media ini menentang agama dan menggunakan dana dari pemerintah dan pembayar pajak untuk melakukannya. Padahal, mayoritas masyarakat Amerika masih memiliki kepercayaan agama. Meskipun jumlah orang yang pergi ke gereja menurun, lebih dari 60% penduduk masih memiliki keyakinan religius dan tidak setuju dengan tindakan seperti ini. Saya pikir publik seharusnya bertanya kepada The New York Times, ‘Nilai apa yang sebenarnya kalian perjuangkan?’ Kaum kiri telah sepenuhnya meninggalkan kebebasan berbicara, demokrasi, dan terutama kebebasan individu. Mereka menindas dan menyensor media atau individu yang mempromosikan nilai-nilai tersebut,” kata Zhou Xiao.
Dalam pernyataannya, Shen Yun Performing Arts mengatakan: “Selama hampir 20 tahun terakhir, kami telah menjadi target penindasan lintas negara oleh PKT. Meskipun terus diserang oleh The New York Times, kami akan tetap teguh menjalankan misi kami: menghidupkan kembali dan menampilkan keindahan, kemegahan, dan kekayaan spiritual dari peradaban Tiongkok yang berusia 5.000 tahun.” (Hui)
Sumber : NTDTV.com