Negara Amerika Selatan, Chili, mengalami pemadaman listrik besar-besaran pada Selasa (25 Februari), yang berdampak pada 8 juta rumah tangga, termasuk di ibu kota Santiago. Chili merupakan produsen tembaga terbesar di dunia, dan pemadaman ini juga menyebabkan gangguan dalam operasi pertambangan. Pada hari yang sama, pemerintah memberlakukan jam malam dan menyatakan bahwa listrik akan pulih dalam beberapa jam ke depan.
EtIndonesia. Pada Selasa 25 Februari, di pintu keluar stasiun metro Santiago, banyak penumpang terpaksa berjalan menaiki eskalator yang tidak berfungsi karena pemadaman listrik menyebabkan sistem metro berhenti beroperasi.
Lalu lintas di jalanan Santiago menjadi macet, dengan antrean kendaraan yang panjang. Seluruh lampu lalu lintas tidak berfungsi, menyebabkan beberapa orang harus menunggu lebih dari lima jam untuk naik bus.
Seorang warga Santiago, Yazna Espinoza, mengatakan: “Biasanya saya hanya butuh 35 menit untuk pulang, tetapi kami sudah menunggu bus selama lima jam. Kami duduk di sini selama lebih dari tiga jam karena semua bus penuh. Lihat di sana, busnya penuh sesak dan terus melaju tanpa berhenti.”
Menurut penyelidikan awal oleh Kementerian Dalam Negeri Chili, pemadaman terjadi sekitar pukul 15.00 waktu setempat, disebabkan oleh gangguan pada sistem transmisi listrik yang menghubungkan Gurun Atacama di utara dengan ibu kota Santiago. Lebih dari 8 juta rumah tangga terdampak. Namun, kementerian telah mengesampingkan kemungkinan serangan siber sebagai penyebabnya.
Pada Selasa malam, listrik telah dipulihkan untuk 4,15 juta rumah di Santiago dan kota-kota pesisir, tetapi separuh wilayah masih gelap gulita.
Karena ketidakstabilan pasokan listrik, Presiden Chili, Gabriel Boric, mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam.
Presiden Gabriel Boric menyatakan: “Saya memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat. Selain itu, mulai malam ini pukul 22.00, jam malam akan diberlakukan di wilayah terdampak hingga Rabu (26 Februari) pukul 06.00 pagi.”
Chili adalah produsen tembaga terbesar di dunia, yang merupakan bahan penting untuk produksi kendaraan listrik, semikonduktor, dan perangkat keras militer.
Dilaporkan bahwa pemadaman listrik juga berdampak pada tambang tembaga terbesar di dunia, Escondida. Perusahaan pertambangan milik negara Chili juga menyatakan bahwa seluruh tambang mereka terdampak.
Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pasti dari pemadaman listrik besar ini. (Hui)
Sumber : NTDTV.com