AS Tawarkan Hadiah Uang Rp 228 Miliar untuk Memburu Peretas PKT, Komentator : PKT Sudah Kehabisan Akal

EtIndonesia. Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengajukan tuntutan terhadap dua pejabat kepolisian PKT dan sepuluh peretas yang didukung Partai Komunis Tiongkok (PKT), serta menawarkan hadiah sebesar 14 juta dolar AS (Rp 228 miliar) untuk menangkap mereka. Para aktivis demokrasi di luar negeri mengungkapkan rasa terima kasih atas perlindungan yang diberikan AS dan menegaskan bahwa PKT sudah berada di ujung jalan.

Jieli Jian, seorang aktivis gerakan demokrasi senior, mengatakan bahwa dirinya sering menerima ancaman dari nomor-nomor tak dikenal.

“Sering kali ada nomor asing yang menghubungi saya dan mengatakan: ‘Ke mana pun kamu pergi, kami bisa memastikan kamu tidak bisa pulang.’ Saya juga menerima banyak email dari PKT yang berisi gambar senjata, peluru, serta ancaman dalam bentuk tulisan. Bahkan, ketika saya baru saja berbicara dengan seorang teman di luar negeri, sebelum saya menutup telepon, keluarga teman saya di dalam negeri sudah lebih dulu menerima ancaman dan gangguan dari PKT,” katanya.

Poster buronan FBI untuk Yin Kecheng dan Zhou Shuai, yang telah dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan AS karena meretas jaringan infrastruktur penting di Amerika Serikat. (FBI)

Jieli Jian telah mengalami pengawasan dan penganiayaan lintas negara oleh PKT selama bertahun-tahun, dan situasi ini bukanlah kasus yang terisolasi.

BACA JUGA : Saat Peretas PKT yang Menjadikan Epoch Times Sebagai Target Utama Serangannya Jadi Buronan FBI

Pada  Rabu (5 Maret), pemerintah AS mengumumkan hadiah sebesar 14 juta dolar AS untuk menangkap dua pejabat kepolisian dan sepuluh peretas Tiongkok. Mereka dituduh melakukan serangan siber untuk menekan kebebasan berbicara dan membungkam suara oposisi di luar negeri, serta mencuri data dari berbagai institusi internasional.

Jieli Jian mengungkapkan rasa syukurnya atas langkah AS ini.

Ki-ka: Foto delapan karyawan perusahaan teknologi Tiongkok i-Soon: Wu Haibo, Chen Cheng, Liang Guodong, Ma Li, Wang Yan, Wang Zhe, Zhou Weiwei, Xu Liang, dan dua petugas dari Kementerian Keamanan Publik PKT, Wang Liyu dan Sheng Jing. (FBI)

“Saya sangat terhibur dan sangat berterima kasih kepada pemerintah AS atas tindakan mereka. Ancaman siber dari PKT, agen-agen mereka di luar negeri, dan mata-mata PKT kini semakin terpojok. Dari pemerintah hingga masyarakat sipil, semua pihak sedang giat menindak kejahatan ini,” ujarnya.

Sementara itu, pengacara Liang Shaohua menyoroti bahwa serangan siber oleh PKT terhadap data luar negeri telah berlangsung lama dan dalam skala besar. Ia juga menekankan bahwa sanksi dari AS memiliki dampak yang sangat besar.

“Sebagai contoh, saya dulu bekerja di Bank of China. Ketika AS menjatuhkan sanksi terhadap Carrie Lam (mantan pemimpin Hong Kong) dan Kepala Departemen Keamanan Xinjiang, hal ini berdampak besar pada bank-bank Tiongkok. Bank-bank besar seperti Bank of China, China Construction Bank, dan Industrial and Commercial Bank of China memiliki cabang di luar negeri dan bergantung pada sistem SWIFT serta penyelesaian transaksi dalam dolar AS. Akibatnya, mereka tidak berani lagi memberikan layanan keuangan kepada individu yang terkena sanksi. Dampaknya sangat luas dan mendalam,” jelasnya.

Namun, ia juga memperingatkan bahwa AS harus tetap waspada, karena ancaman dari PKT bisa muncul kembali.

“Selama rezim PKT belum tumbang, segala bentuk pelonggaran atau pendekatan damai hanyalah sementara. PKT pada dasarnya bersifat jahat, otoriter, dan selalu berseberangan dengan negara-negara demokrasi di Barat,” tambahnya. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS