EtIndonesia. Pada 11 Januari 2025, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan di platform media sosial X bahwa militer Ukraina telah menangkap dua tentara Korea Utara di Kursk, Rusia. Para tentara yang terluka ini kemudian dibawa ke Kyiv untuk mendapatkan perawatan medis.
Lebih dari 10.000 Tentara Korea Utara Dikirim ke Perang, 4.000 Gugur atau Terluka
Dikarenakan kekurangan tenaga tempur, Rusia telah mengirimkan lebih dari 10.000 tentara Korea Utara ke medan perang di Ukraina. Menurut laporan, sekitar 4.000 di antaranya telah gugur atau terluka. Namun, apa yang sebenarnya dipikirkan para tentara ini saat menghadapi peperangan dan kematian di negeri asing?
Sebuah investigasi yang dilakukan oleh Nikkei, otoritas Ukraina, dan mantan tentara Korea Utara mengungkap pengalaman yang jarang diketahui dari para tentara ini. Unit Pasukan Operasi Khusus Ukraina berhasil mengambil barang-barang pribadi dan catatan dari tentara yang tewas. Dengan bantuan penerjemah asal Korea Selatan yang memahami budaya Korea Utara, dokumen-dokumen ini mengungkap tekanan mental ekstrem, loyalitas terhadap Partai Buruh Korea, serta harapan mereka untuk masa depan.
Pesan Terakhir Tentara yang Gugur
Salah satu catatan ditemukan pada jenazah seorang tentara bernama Jung Kyung-hong, yang tewas di wilayah Kursk, Rusia, dekat perbatasan Ukraina. Dalam catatannya, ia menulis:”Aku telah mengecewakan partai dan mengkhianati cinta tertinggi pemimpin.”
Namun, di balik perasaan bersalah, ia masih menyimpan harapan: “Jika aku bisa kembali dengan kemenangan, aku akan memohon untuk bergabung dengan partai ibu.”
Di Korea Utara, menjadi anggota Partai Buruh Korea adalah kehormatan besar yang memberikan keuntungan sosial dan ekonomi. Lee Hyun-seung seorang pembelot Korea Utara berusia 39 tahun, menjelaskan: “Menjadi anggota partai berarti masa depanmu terjamin. Bahkan dalam kondisi yang menyedihkan, keanggotaan partai tetap menjadi harapan bagi para tentara muda.”
Lee sendiri adalah putra seorang pejabat tinggi partai dan pernah menjadi bagian dari unit pasukan khusus Korea Utara yang dipercaya telah dikirim ke Rusia. Namun, ia kemudian membelot ke Amerika Serikat untuk menghindari pembersihan politik di Korea Utara.
Menurut para ahli politik, banyak tentara Korea Utara yang gugur kemungkinan bukan anggota partai dan berasal dari wilayah pedesaan yang miskin.
Ketidaksiapan Menghadapi Perang Modern
Dalam catatan lain, Jung Kyung-hong mencatat instruksi taktis untuk menghadapi serangan drone, termasuk gambar diagram yang menjelaskan strategi berikut:
“Ketika mendeteksi drone, tiga tentara harus bekerja sama – satu orang sebagai pengarah, dua lainnya menembak.”
Ukraina telah menggunakan strategi perang abad ke-21 dengan drone bersenjata yang sangat efektif dalam pertempuran. Sebaliknya, tentara Korea Utara yang tidak memiliki pengalaman dalam perang modern mengalami kerugian besar. Sejak gencatan senjata Perang Korea pada 1953, militer Korea Utara belum pernah menghadapi perang skala besar.
Meskipun di dalam negeri mereka dianggap sebagai pasukan elit, tentara Korea Utara tetap kalah dalam teknologi dan pelatihan di medan perang Ukraina. Lee Hyun-seung menambahkan: “Mereka tidak memiliki senjata canggih dan tidak mendapatkan pelatihan yang memadai. Ini pertama kalinya mereka menghadapi perang semacam ini.”
Menyembunyikan Identitas di Medan Perang
Militer Ukraina menemukan barang-barang pribadi dari tentara yang gugur, termasuk buku kecil berbahasa Rusia berjudul ‘Sertifikat Dinas’. Beberapa di antaranya mencantumkan tempat lahir di wilayah Rusia dan profesi seperti “tukang atap” dan “tukang las”, memunculkan dugaan bahwa Rusia memalsukan dokumen untuk menyembunyikan keterlibatan langsung Korea Utara.
Selain itu, tentara yang tewas juga ditemukan membawa ponsel Samsung model lama serta catatan dalam tulisan tangan bahasa Korea yang berisi frasa militer Rusia yang ditulis dengan ejaan Korea untuk membantu mereka mengucapkannya, seperti: “Letakkan senjata!”
Pada Januari 2025, pemerintah Ukraina merilis video dua tentara Korea Utara yang tertangkap. Dalam rekaman itu, mereka berbicara dengan aksen Korea Utara:
- Tentara Ukraina: “Apakah kamu tahu di mana kamu berada sekarang?”
- Tentara Korea Utara: (menggelengkan kepala)
- Tentara Ukraina: “Apa yang dikatakan komandarmu?”
- Tentara Korea Utara: “Saya diberitahu bahwa kami datang untuk pelatihan.”
Percakapan ini menunjukkan bahwa beberapa tentara Korea Utara mungkin dikirim ke medan perang tanpa mengetahui tujuan sebenarnya.
Rute Perjalanan Tentara Korea Utara ke Rusia
Pada Oktober 2024, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) pertama kali mengkonfirmasi keberadaan tentara Korea Utara di Ukraina melalui citra satelit. Laporan intelijen mengungkap bahwa sekitar 1.500 tentara Korea Utara berangkat dari tiga pelabuhan di Korea Utara, kemudian naik kapal Rusia menuju Rusia.
Pada 18 Oktober, sebuah video di Telegram menunjukkan sekelompok tentara yang diduga dari Korea Utara berbaris di kamp pelatihan sekitar 130 km dari Vladivostok, Rusia. Namun, bagaimana mereka dipindahkan dari wilayah Timur Jauh Rusia ke medan perang di Ukraina masih belum jelas.
Pada 14 Desember, Presiden Zelensky mengkonfirmasi bahwa tentara Korea Utara telah dikerahkan di wilayah Kursk.
Peran Korea Utara dalam Perang Ukraina Masih Misterius
Menurut laporan dari International Institute for Strategic Studies (IISS) Inggris pada awal 2025, total kekuatan militer Korea Utara mencapai 1,28 juta personel, dengan sekitar 10.000 tentara ditempatkan di Rusia.
Keberadaan tentara Korea Utara di Rusia dan Ukraina masih menyisakan banyak pertanyaan. Sementara itu, kesepakatan damai yang sedang diupayakan oleh negara-negara Barat dapat mempengaruhi nasib para tentara ini di masa depan. (Hui)
Sumber ; NTDTV.com