EtIndonesia. Pada pukul 01:25 dini hari waktu setempat 13 Maret 2025, terjadi gempa bumi berkekuatan 4,4 magnitudo di kawasan vulkanik Campi Flegrei, yang berlokasi di sebelah barat Napoli, Italia. Gempa ini berpusat di laut, hanya beberapa kilometer dari kota kecil Pozzuoli, dengan kedalaman sekitar 2 kilometer.
Gempa menyebabkan banyak warga panik dan berhamburan ke jalanan untuk mencari tempat aman. Sejumlah rumah mengalami keretakan, dan satu orang dilaporkan mengalami luka ringan.
Menurut Observatorium Vesuvius, yang bertugas memantau aktivitas vulkanik di wilayah ini, setelah gempa utama terjadi, terjadi enam kali gempa susulan.
Berdasarkan laporan kantor berita ANSA, gempa bumi ini memiliki kekuatan yang sama dengan gempa yang terjadi pada 20 Mei 2024, yang juga berkekuatan 4,4 magnitudo. Gempa ini menjadi salah satu yang terbesar dalam 40 tahun terakhir di Campi Flegrei.
Wali Kota Pozzuoli, Luigi Manzoni, menyatakan bahwa berdasarkan data dari Observatorium Vesuvius, gempa ini mencatatkan aktivitas vulkanik yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivitas geologi kawasan tersebut.
Wilayah yang terdampak paling parah adalah Bagnoli, Napoli, di mana banyak bangunan mengalami retak, dan puing-puing bangunan jatuh ke jalan, merusak mobil yang diparkir dan trotoar.
Selain itu, Gereja Sant’Anna (Chiesa di Sant’Anna) juga mengalami dampak dari gempa ini. Para ahli kini sedang mengevaluasi struktur menara lonceng gereja untuk memastikan keamanannya.
Seorang wanita mengalami luka ringan akibat runtuhan langit-langit rumahnya, tetapi berhasil diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran. Beberapa rumah juga mengalami kerusakan pada pintu utama, sehingga penghuni harus dievakuasi dengan bantuan petugas penyelamat.
Meskipun gempa tidak menyebabkan korban jiwa yang serius, warga Bagnoli mencoba mengungsi ke bekas pangkalan NATO di wilayah tersebut. Namun, saat mereka tiba, pintu gerbang pangkalan dalam keadaan tertutup, menyebabkan ketegangan antara warga dan polisi yang datang untuk mengendalikan situasi.
Beberapa warga akhirnya memaksa masuk ke dalam pangkalan, tetapi untungnya situasi tidak berkembang menjadi konflik fisik yang lebih serius.
Kantor Perdana Menteri Italia mengeluarkan pernyataan pada pagi hari bahwa Perdana Menteri Giorgia Meloni terus berkoordinasi dengan Menteri Perlindungan Sipil untuk memantau perkembangan situasi di Campi Flegrei.
Meskipun belum ada peringatan evakuasi massal, aktivitas vulkanik yang meningkat di Campi Flegrei tetap menjadi perhatian utama pemerintah dan para ilmuwan, mengingat kawasan ini merupakan salah satu supervulkan paling berbahaya di dunia. (Hui)
Sumber : NTDTV.com