EtIndonesia. Tahukah kamu? Di alam semesta ini, tersembunyi satu “pemberontak misterius” yang diam-diam memainkan peran penting—Energi Gelap (Dark Energy). Dia tak hanya berperan sebagai “mesin turbo” yang membuat alam semesta mengembang makin cepat, tapi juga memiliki sifat yang sulit ditebak, bisa berubah seiring waktu! Singkatnya, dia seperti “anak nakal” yang tak mau diatur oleh hukum-hukum yang kita kenal!
Belakangan ini, para ilmuwan menemukan bahwa kenakalan energi gelap ini mungkin akan jadi tantangan besar bagi teori alam semesta Einstein—bahkan bisa membalikkan seluruh pemahaman kita tentang ruang dan waktu.
Siapa yang membocorkan “gosip” mengejutkan ini?
Menurut laporan dari BBC, semua ini berawal dari temuan Dark Energy Spectroscopic Instrument (DESI) milik AS. Alat canggih ini ibarat “mata super” yang ditempatkan di Observatorium Nasional Kitt Peak di Arizona, lengkap dengan 5.000 serat optik—seolah-olah memiliki ribuan “mata mini” yang sibuk memindai galaksi setiap detik. Bisa dibilang, ini adalah detektif galaksi paling gesit yang kita punya saat ini.
Baru-baru ini, DESI mengirimkan kabar mengejutkan: kekuatan energi gelap tampaknya tidak konstan, melainkan bisa “berubah wajah” seiring waktu!
Saat itu, para ilmuwan dari Amerika Serikat dan Australia menemukan bahwa alam semesta bukannya melambat akibat gravitasi, justru malah mempercepat ekspansinya, seolah-olah ada kekuatan tersembunyi yang menekan pedal gas. Kekuatan itu diberi nama keren: Energi Gelap.
Hingga hari ini, apa sebenarnya energi gelap itu masih misterius. Namun para ilmuwan bisa mengamati kecepatan menjauhnya galaksi (dalam istilah ilmiah disebut “kecepatan resesi”) untuk mempelajari tabiat energi gelap.
Tahun lalu, tim DESI untuk pertama kalinya menangkap sinyal bahwa energi gelap mungkin berubah seiring waktu. Awalnya, banyak yang mengira ini hanya gangguan data semata. Tapi setelah setahun berlalu, gangguan itu bukannya hilang—malah semakin jelas terlihat!
Reaksi Ilmuwan
Profesor Seshadri Nadathur dari Universitas Portsmouth, Inggris, dengan tekun memeriksa ulang data bersama timnya. Hasilnya? Dia dengan mantap mengatakan: “Ini bukan kesalahan data. Ini adalah aksi nyata energi gelap!”
Namun dari sisi lain, Profesor Catherine Heymans, astronom kerajaan dari Skotlandia dan profesor di Universitas Edinburgh, mengingatkan untuk tetap hati-hati.
“Data tahun 2024 ini masih baru sekali, harus dicek ulang berkali-kali. Tapi kalau gangguan ini terus muncul dan tak mau hilang, bisa jadi ini adalah penemuan besar!” Ujarnya.
Dia menambahkan: “Energi gelap jauh lebih aneh dari yang kita bayangkan—ia benar-benar misteri yang sulit ditebak.”
Sedangkan Profesor Ofer Lahav dari University College London hanya bisa angkat tangan sambil bersemangat: “Saya juga belum tahu penyebabnya! Tapi kalau ini benar, kita harus menyusun teori baru dari nol! Bukankah inilah yang membuat sains begitu seru? Selalu penuh kejutan!”
Petualangan ini belum berakhir. Dalam dua tahun ke depan, DESI akan terus mengamati sekitar 50 juta galaksi dan objek terang di langit, demi menguak siapa sebenarnya energi gelap itu. Proyek ini melibatkan lebih dari 900 peneliti dari 70 lebih institusi internasional, termasuk dari Universitas Durham, University College London, dan Universitas Portsmouth.
Tak mau ketinggalan, Teleskop Luar Angkasa Euclid milik Badan Antariksa Eropa (ESA), yang diluncurkan pada tahun 2023, juga ikut turun tangan. Dengan kemampuan mengamati lebih jauh dan lebih detail, Euclid baru-baru ini mengirimkan “foto-foto alam semesta” yang sangat tajam dan menakjubkan.
Dengan bantuan para “detektif antariksa” ini, sampai kapan energi gelap bisa terus sembunyi?
Sebuah babak baru dalam sejarah sains?
Meski saat ini belum bisa disimpulkan secara pasti, namun dunia astronomi sudah heboh. Bila hasil ini terbukti, bukan hanya teori Einstein yang harus direvisi besar-besaran, tapi seluruh cara kita memandang alam semesta—termasuk ruang dan waktu—bisa berubah total.
Kira-kira, energi gelap ini akan menjadi “pemberontak” seperti apa? Akankah ia mengubah seluruh “naskah” semesta? Kita nantikan saja babak berikutnya dari misteri terbesar alam semesta ini. (jhn/yn)