Apa Itu Sindrom Sjögren? – Kenali Penyakit Autoimun Kering dan 3 Cara Pengobatan Menggunakan Pengobatan Tradisional Tiongkok

EtIndonesia. Sindrom Sjögren adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang kelenjar-kelenjar tubuh, utamanya menyebabkan mulut kering dan mata kering sebagai gejala utama. Penyakit ini paling sering muncul pada usia 30 hingga 40 tahun, dan wanita terkena sekitar 9 kali lebih sering dibanding pria, dengan angka kejadian sekitar 1 dari 1.000 orang. Wanita pasca-menopause, individu dengan riwayat alergi atau gangguan kecemasan, juga tergolong kelompok yang rentan terhadap penyakit ini.

Meski sindrom Sjögren tidak mengancam jiwa, gejalanya sangat mengganggu kenyamanan sehari-hari. Lebih dari itu, sindrom ini bisa menjadi tanda penyakit sistemik yang lebih serius, sehingga tidak boleh dianggap remeh.

Jenis Sindrom Sjögren

  • Sindrom Sjögren primer: muncul secara mandiri, tanpa penyakit autoimun lain.
  • Sindrom Sjögren sekunder: muncul bersamaan dengan penyakit autoimun lain, seperti rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, skleroderma, atau bahkan limfoma.
    Sekitar 20% penderita penyakit autoimun mengalami sindrom Sjögren sebagai komplikasi.

Penyebab Lain yang Memicu Gejala Kering

Beberapa jenis obat-obatan juga dapat menimbulkan gejala mirip Sjögren, antara lain:

  • Obat tidur
  • Pil KB
  • Diuretik
  • Pereda nyeri
  • Obat antikejang otot
  • Antihistamin
  • Obat untuk skizofrenia dan depresi

Umumnya, semakin lama atau semakin tinggi dosis obat, semakin parah gejala kering yang ditimbulkan, terutama pada obat generasi lama.

Faktor Penyerta Lainnya

  • Jenis kanker yang paling sering berkaitan dengan sindrom ini adalah limfoma dan granuloma.
  • Penderita hepatitis B atau C kronis juga berisiko tinggi mengembangkan sindrom Sjögren atau gangguan autoimun lainnya.

Semakin lama menderita hepatitis, biasanya semakin berat juga gejala kekeringan yang dialami.

Sekitar 25% pasien mengalami dampak pada organ-organ lain seperti ginjal, paru-paru, sistem pencernaan, kulit, sistem saraf, atau darah, yang menyebabkan gejala tambahan seperti:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Nyeri otot
  • Anemia
  • Radang sendi
  • Pleuritis (radang selaput paru)
  • Vaskulitis (radang pembuluh darah)
  • Nefritis (radang ginjal)

Oleh karena itu, siapa pun yang didiagnosis dengan sindrom Sjögren harus menjalani evaluasi menyeluruh untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain yang menyertainya.

 3 Metode “Pelembap” dalam Pengobatan Tradisional Tiongkok untuk Sindrom Sjögren

Pengobatan Tiongkok memandang sindrom Sjögren sebagai manifestasi dari kekeringan tubuh akibat kekurangan yin, darah, dan cairan tubuh, serta gangguan aliran energi (qi). Oleh karena itu, prinsip pengobatannya adalah “menutrisi dan melembapkan”.

1. Menutrisi Yin dan Melembapkan Kekeringan

Cocok untuk: Penderita dengan kekurangan darah dan cairan tubuh, sering mengalami mulut dan tenggorokan kering, mata kering dan berpasir, demam ringan di sore hari, serta keringat malam.

2. Melancarkan Darah dan Melembapkan Kulit Kering

Cocok untuk: Penderita dengan darah sedikit dan aliran tidak lancar, gejala seperti mulut kering, bibir pecah, kulit kering dan kusam, nyeri sendi, dan mati rasa.

3. Menambah Energi dan Mengaktifkan Cairan Tubuh

Cocok untuk: Pasien dengan kelemahan energi vital (qi) dan cairan tubuh tidak tersebar dengan baik, mengalami bibir kering, suara serak, mudah lelah.

Tips Perawatan Sehari-hari untuk Penderita Sindrom Sjögren:

  • Gunakan lensa kontak lunak hanya jika diperlukan, dan selalu jaga kelembapan serta hindari risiko infeksi.
  • Waspadai bahan pengawet dalam cairan pembersih lensa dan obat tetes mata karena bisa menjadi alergen.
  • Hindari merokok dan obat antikolinergik, karena bisa menekan produksi air mata dan air liur.
  • Saat menatap layar komputer atau menonton TV, frekuensi berkedip akan menurun, menyebabkan penguapan air mata meningkat.
    Disarankan beristirahat selama 5–10 menit setiap 30 menit.

Catatan: Artikel ini ditulis oleh dr. Yeh Hui-Chang, direktur Klinik Pengobatan Tiongkok Yeh di Taichung, Taiwan. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS