EtIndonesia. Menteri Organisasi Partai Komunis Tiongkok (PKT) Li Ganjie dan Menteri Departemen Front Persatuan Shi Taifeng bertukar jabatan, dan pergantian posisi langka ini memicu sorotan luas. Menurut sejumlah analis, peristiwa besar ini berkaitan langsung dengan kepentingan pribadi Xi Jinping dan menandai sedikitnya empat pukulan besar terhadap dirinya.
Dalam rapat Politbiro pada 31 Maret, disebutkan perlunya “menormalkan sistem promosi dan degradasi bagi pejabat tinggi”.
Lalu, pada 2 April, media resmi Tiongkok mengkonfirmasi bahwa anggota Politbiro sekaligus Menteri Front Persatuan Shi Taifeng (68 tahun) dipindahkan menjadi Menteri Organisasi. Sementara Li Ganjie (60 tahun), yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Organisasi, dialihkan ke posisi Menteri Front Persatuan. Perombakan ini dianggap sangat tidak biasa dan mencerminkan semakin terbukanya konflik internal di kalangan elite PKT.
Hanya dalam waktu dua tahun sejak Kongres ke-20 PKT, Menteri Organisasi sudah diganti, memicu berbagai spekulasi. Wang Youqun, mantan pejabat di Komisi Disiplin Pusat PKT, dalam artikelnya di Epoch Times pada 5 April, menilai bahwa peristiwa ini “belum pernah terjadi dalam sejarah PKT”, sehingga pasti merupakan persoalan besar yang menyentuh langsung kepentingan Xi Jinping.
Wang merinci empat pandangan utama:
- Ini adalah pukulan terhadap kebijakan Xi dalam memilih dan mengangkat pejabat.
- Ini adalah pukulan lanjutan setelah kegagalan proyek “militerisasi politik” Xi.
- Ini menyusul menghilangnya orang kepercayaan utama Xi di militer, He Weidong.
- Ini bisa menjadi tanda kekuasaan Xi mulai dilucuti atau bahkan mendekati akhir masa jabatannya.
Sejak Kongres ke-20, Xi mengangkat sejumlah tokoh ke posisi kunci, termasuk Qin Gang (mantan Menlu), Li Shangfu (mantan Menhan), dan Li Ganjie (Menteri Organisasi). Namun, Qin dan Li Shangfu kemudian tersandung masalah besar. Kini, meski Li Ganjie tidak dicopot, tetapi dipindahkan dari posisi sentral, yang dinilai sebagai tamparan keras lain bagi Xi.
Dalam konteks militer, dua jenderal top yang mendukung proyek “militerisasi politik” Xi, yakni Zhang Yang dan Miao Hua, juga jatuh. Zhang bunuh diri saat diselidiki, sementara Miao Hua ditangkap akhir 2024. Hal ini disebut sebagai kegagalan besar proyek politik Xi dalam militer.
Dengan kekuatan militernya yang semakin lemah, pergantian tiba-tiba Li Ganjie — pejabat tinggi yang diangkat langsung oleh Xi — disebut sebagai pukulan yang mungkin fatal bagi Xi.
Sejak Pleno Ketiga (Juli 2024), rumor mengenai melemahnya kekuasaan Xi dan kembalinya pengaruh Zhang Youxia dalam militer terus beredar. Baru-baru ini, kabar menghilangnya Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, He Weidong, juga menarik perhatian media internasional.
Washington Times bahkan mengutip pejabat Pentagon bahwa intelijen AS percaya He Weidong sudah dicopot. Ketika ditanya tentang kabar ini pada 27 Maret, juru bicara Kementerian Pertahanan PKT Wu Qian menjawab bahwa ia tidak memiliki informasi soal itu.
He terakhir terlihat di publik pada 11 Maret, saat menghadiri penutupan Kongres Rakyat Nasional. Setelah itu, beredar kabar bahwa ia ditangkap. Menyusul kemudian, juga beredar berita tentang penangkapan Komandan Komando Wilayah Timur Lin Xiangyang dan Komandan Pasukan Roket Wang Houbin.
Sebelumnya juga, sejumlah jenderal dari Grup Angkatan Darat ke-31 — seperti Qin Shutong, Wang Chunning, Han Weiguo, dan Zhao Keshi — dilaporkan sedang diselidiki. Menariknya, tidak satu pun dari kabar tersebut dibantah oleh otoritas resmi PKT.
Wang Youqun menyimpulkan bahwa pergantian mendadak posisi Menteri Organisasi mencerminkan eskalasi luar biasa dalam konflik internal elite PKT, hingga mencapai titik paling panas sejak Kongres ke-20. Dengan dipindahkannya Li Ganjie, kekuasaan Xi kini dikatakan telah jauh berkurang, nyaris dikosongkan, bahkan mungkin mendekati pemecatan.
Pada Januari lalu, Yuan Hongbing, seorang pakar hukum liberal yang mengasingkan diri di luar negeri, menyatakan di program Forum Elit bahwa lebih dari 600 jenderal yang berada di bawah Miao Hua akan menjadi target pembersihan, menandakan pukulan terberat terhadap Xi sejauh ini. Ia juga menambahkan bahwa loyalitas militer terhadap Xi semakin melemah.
Pada 6 April, komentator independen Cai Shenkun menyampaikan lewat media sosial pribadinya bahwa seseorang mengirimkan gambar yang mengindikasikan bahwa walaupun Xi Jinping tampaknya memegang kendali mutlak setelah Kongres ke-20, komposisi Komisi Militer ternyata tidak sepenuhnya dari kubu Xi. Xi lalu melancarkan kampanye antikorupsi demi mengontrol militer, tetapi lawan-lawan politiknya tidak tinggal diam. Setelah beberapa putaran pertarungan, kini semua sekutu Xi di militer telah tersingkir. Xi kemudian mencoba melancarkan serangan balasan pasca-Kongres Rakyat Nasional, namun apakah ia bisa merebut kembali kontrol militer sebelum Pleno Keempat masih harus ditunggu.
Cai juga mengungkapkan bahwa Pleno Keempat PKT paling lambat akan digelar pada Agustus tahun ini, dan topik utamanya adalah perombakan jabatan masa depan. Kini, berbagai rumor mengarah bahwa Xi akan dipaksa mundur dalam pleno tersebut, atau paling lambat saat Kongres ke-21. Bila itu benar, masa jabatan Xi yang tersisa bisa disebut sebagai “masa buangan politik”.
Ia menambahkan bahwa begitu Xi kehilangan kendali atas militer, terdepak dari panggung politik hanyalah masalah waktu.
Sumber : NTDTV.com