Badai Angin Hebat Melanda Beijing: Sekolah Libur, Kereta Dibatalkan, Supermarket Diserbu 

Menjelang kedatangan angin kencang ekstrem pada 11 April, sejumlah layanan transportasi dan kegiatan publik di Beijing mengalami gangguan besar. Beberapa rute kereta api di sekitar ibu kota dibatalkan, acara maraton ditunda, dan wilayah tetangga seperti Xiong’an New Area di Provinsi Hebei pun mengumumkan penutupan sekolah. Warga Beijing berbondong-bondong memadati supermarket untuk membeli dan menimbun kebutuhan pokok, membuat rak-rak dan kontainer barang kosong disapu habis

EtIndonesia. Pusat Meteorologi Nasional Tiongkok mengeluarkan peringatan oranye untuk badai angin pada pukul 06.00 pagi, 11 April. Mereka memperkirakan bahwa dari  11 hingga 13 April, wilayah Tiongkok utara akan dilanda angin kencang yang terus menerus akibat pengaruh massa udara dingin yang cukup kuat.

Menurut laporan “Cuaca Beijing”, pada malam hari pukul 21.00 hingga 22.00, wilayah Yanqing, Changping, Mentougou, Fangshan, Haidian, dan Shijingshan mengalami hembusan angin dengan kecepatan di atas level 8. Di kawasan pegunungan Rose Garden di Distrik Mentougou, kekuatan angin bahkan mencapai level 13, dengan kecepatan 37,8 meter per detik.

Pemerintah kota Beijing mengumumkan penghentian sementara sejumlah perjalanan kereta api dari 11 hingga 12 April, termasuk beberapa layanan di jalur kereta cepat Beijing-Zhangjiakou. Selain itu, layanan kereta dari Huairou ke Miyun, jalur S2, dan jalur Tongmi juga dihentikan sementara.

Empat acara maraton yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 12 dan 13 April di Beijing juga resmi ditunda. Di Xiong’an New Area, Provinsi Hebei, otoritas setempat menginstruksikan semua sekolah dasar, menengah, taman kanak-kanak, dan lembaga pelatihan di luar sekolah untuk menghentikan kegiatan belajar-mengajar mulai  11 April siang.

Sebagai respons terhadap cuaca ekstrem, 12 taman kota yang dikelola pemerintah Beijing termasuk Istana Musim Panas (Yiheyuan), Kuil Surga (Tiantan), Bukit Wangi (Xiangshan), Zhongshan Park, dan Jingshan Park, serta Museum Taman Tiongkok, ditutup sepenuhnya pada 12–13 April.

Pemerintah kota menyerukan agar warga tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan mendesak. Video yang beredar secara online pada 11 April menunjukkan banyak warga memadati supermarket dan memborong berbagai kebutuhan pokok. Rak-rak terlihat kosong, bahkan kontainer barang pun tak bersisa.

Warganet pun ramai-ramai mengomentari situasi ini dengan nada humor:

  • “Angin level 13 di Beijing pertama-tama menerpa ke arah supermarket.”
  • “Supermarket: kekayaan memang benar-benar datang dari angin.”
  • “Ternyata angin kencang lebih efektif dari kebijakan ekonomi.”

Dalam video lainnya, pada 11 April malam, wilayah Pinggu di Beijing dilaporkan diguyur hujan lebat disertai hujan es.

Pada 12 April pagi, seorang pengguna media sosial di Beijing membagikan unggahan bahwa atap rumah kecil di lantai dasar apartemennya telah hilang: “Begitu bangun tidur, rumah di bawah sudah tidak beratap.”

Sementara itu, saat Beijing menghadapi cuaca ekstrem akibat angin kencang, Kota Ergun di Hulunbuir, Mongolia Dalam, mengalami badai salju hebat. Seorang warga yang telah tinggal di sana selama lebih dari 30 tahun mengunggah video dan berkata, “Selama tinggal di Ergun, ini adalah pertama kalinya saya melihat salju tebal hampir setinggi satu meter turun dalam sehari.” (jhon)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS