Rusia Keluarkan Peringatan Keras kepada Jerman: Dianggap Sebagai Keterlibatan Langsung dalam Perang

EtIndonesia. Kementerian Luar Negeri Rusia baru-baru ini mengeluarkan pernyataan keras terkait kemungkinan Jerman akan memberikan rudal jelajah jarak jauh “Taurus” kepada Ukraina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menegaskan bahwa Moskow akan menganggap setiap penggunaan rudal tersebut untuk menyerang target Rusia sebagai tindakan langsung Jerman yang terlibat dalam perang.

Perang antara Ukraina dan Rusia telah berlangsung selama tiga tahun. Hingga saat ini, kemampuan Ukraina untuk melawan Rusia sangat bergantung pada bantuan dari berbagai negara. Dari semua bentuk bantuan itu, perhatian Rusia kini terfokus pada potensi Jerman untuk menyuplai rudal jelajah “Taurus” ke Ukraina. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Rusia menyampaikan peringatan tegas: jika Jerman benar-benar mengirimkan rudal Taurus ke Ukraina, maka tindakan itu akan dianggap sebagai bentuk partisipasi militer langsung Jerman dalam konflik.

Menurut laporan yang dimuat pada hari ini (21 April) oleh The Fat Swan of Petersburg, juru bicara Maria Zakharova dengan tegas menyatakan bahwa “jika rudal Taurus digunakan untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia, Moskow akan memperlakukan hal tersebut sebagai aksi keterlibatan langsung Jerman dalam perang.”

Tokoh penting dari Partai Demokrat Kristen Jerman sekaligus kandidat kuat Kanselir, Friedrich Merz, sebelumnya menyatakan dukungannya terhadap pengiriman rudal jarak jauh buatan Jerman kepada Ukraina. Yang lebih mengkhawatirkan bagi Moskow adalah informasi bahwa jembatan Krimea, jalur transportasi penting yang menghubungkan Semenanjung Krimea dengan daratan utama Rusia, telah masuk dalam daftar target potensial serangan Ukraina yang menggunakan rudal Taurus.

Mantan kolonel militer Rusia, Mikhail Khodaryonok, mengungkapkan dalam komentarnya bahwa jika Ukraina menggunakan rudal Taurus, maka Rusia harus merespons dengan menghantam langsung kediaman resmi Kanselir Jerman yang baru sebagai bentuk serangan pemenggalan kepala (decapitation strike).

Khodaryonok menambahkan bahwa istana pemerintahan Jerman, Schloss Bellevue—kediaman resmi Kanselir Olaf Scholz—juga harus menjadi target serangan Rusia. Dia menyarankan bahwa langkah tersebut sebaiknya dilakukan bersamaan dengan serangan ke fasilitas-fasilitas penting pemerintahan Ukraina, seperti Istana Kepresidenan Ukraina, gedung parlemen Verkhovna Rada, dan kompleks Kementerian Pertahanan Ukraina. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS