EtIndonesia. Sejak awal tahun ini, dunia telah mengalami beberapa kali gempa bumi besar. Pemerintah Jepang dan para ilmuwan juga berulang kali mengingatkan bahwa dalam 30 tahun ke depan, kemungkinan terjadinya gempa besar di Palung Nankai meningkat hingga 80%. Di tengah kekhawatiran itu, seorang pria dari Okinawa yang mengklaim dirinya sebagai “peramal terkuat”, bernama Kaneshiro Tamotsu, sempat menarik perhatian. Dia pernah beberapa kali memprediksi gempa bumi dan topan dengan akurat di masa lalu.
Tahun lalu, Kaneshiro meramalkan bahwa pada 26 April 2025 sore akan terjadi gempa dahsyat berkekuatan Magnitudo 8,3 di bagian utara Teluk Tokyo, sehingga banyak warga ketakutan dan berbondong-bondong membeli perlengkapan darurat. Namun, pada hari yang diramalkan, tidak ada apa-apa yang terjadi, membuat banyak netizen Jepang geram, menghujat Kaneshiro sebagai “pembohong”, bahkan ada yang mengecam, “semua peramal hanyalah penipu dan penjahat.”
Dalam wawancara dengan kanal YouTube Koyakki Studio pada Mei tahun lalu, Kaneshiro dengan yakin mengatakan bahwa pada 26 April 2025, pukul 14:58 waktu setempat, akan terjadi gempa besar di Teluk Tokyo bagian utara, disusul tsunami raksasa setinggi lebih dari 30 meter, yang akan membuat seluruh kawasan metropolitan Tokyo jatuh ke dalam kegelapan.
Karena dia menyebutkan waktu, lokasi, dan skala bencana dengan sangat rinci, banyak warga menjadi sangat panik. Ada orang tua yang bergegas membeli perlengkapan darurat, ada yang berencana kabur dari Tokyo, bahkan beberapa wisatawan asing membatalkan perjalanan ke Jepang karena ketakutan.
Menyikapi ketegangan ini, Departemen Penanggulangan Bencana Jepang sampai harus turun tangan memberi klarifikasi — mereka menegaskan bahwa dengan teknologi ilmiah saat ini, sangat sulit memprediksi waktu dan lokasi pasti terjadinya gempa. Mantan Kepala Pusat Pengamatan Gempa Bumi Badan Meteorologi Jepang, Guo Kaiwen, juga menilai prediksi semacam itu sangat tidak mungkin, dan menekankan bahwa ramalan tersebut tidak memiliki dasar ilmiah.
Kini setelah tanggal 26 April berlalu dan tidak terjadi gempa di Teluk Tokyo, media sosial Jepang pun dibanjiri hujatan terhadap Kaneshiro.
Warganet menulis: “Bikin orang-orang panik tanpa alasan, mungkin dia sudah diculik,” “Semua peramal itu penipu besar,” “Dia harus diberi sanksi,” hingga ada yang menuntut, “Kaneshiro, keluarlah dan bertanggung jawab!”
Namun, ada juga sebagian orang yang membela Kaneshiro. Mereka berpendapat: “Banyak orang menghina Kaneshiro, itu justru menunjukkan betapa besarnya harapan mereka kepadanya,” dan, “Mereka yang marah sebenarnya adalah orang-orang yang paling percaya padanya.” Ada pula yang berkata: “Ramalannya memang terbukti salah, tapi mencemarkan nama baik Tuan Kaneshiro tetaplah salah. Mungkin ini bukan karena ramalannya keliru, melainkan karena para dewa Jepang telah melindungi kita. Apa pun itu, kita patut bersyukur.”
Faktanya, pada siang hari tanggal 26 April, terjadi gempa di dua tempat berbeda:
- Sekitar pukul 11: 06 waktu setempat, Prefektur Kumamoto di Jepang diguncang gempa Magnitudo 4,2.
- Lalu pada pukul 12.21 waktu setempat, di Baima, Prefektur Garze, Provinsi Sichuan, Tiongkok, terjadi gempa Magnitudo 4,9. (jhn/yn)